Blitar (ANTARA) - Perajin rebana, alat musik ritmis di Kota Blitar, Jawa Timur, semakin banyak pesanan saat Ramadan sehingga pemilik usaha pun meminta para pekerjanya untuk lembur menyelesaikan pesanan.
Suparno (52), perajin rebana warga Kelurahan Sentul, Kecamatan Kepanjen kidul, Kota Blitar, mengatakan permintaan sudah mulai ada peningkatan sebelum Ramadan.
Bahkan, kenaikan permintaan hingga 40 persen. Pesanan rebana di Ramadan ini saat ini sudah 100 set lebih. Padahal, sebelumnya tidak sebanyak itu.
"Setiap Ramadan permintaan meningkat, ini bisa sampai 40 persen. Rebana yang paling banyak," katanya di Blitar, Jumat.
Ia menambahkan, pesanan datang dari berbagai daerah wilayah Jawa Timur, serta beberapa dari luar Jatim.
Dirinya bahkan harus meminta para pekerja untuk lembur demi menyelesaikan pesanan. Sebab, untuk menyelesaikan kerajinan ini butuh waktu beberapa hari.
"Karena banyak pesanan, selama Ramadan ini terpaksa harus lembur," kata dia.
Ia bersyukur kini pesanan kerajinan ini sudah mulai normal lagi. Semenjak pandemi COVID-19, pesanan semakin turun.
"Mungkin karena situasinya sudah normal, tidak ada pandemi," kata dia.
Untuk membuat kerajinan ini, kata dia, awalnya kayu seperti mahoni dan kayu nangka dilubangi dengan mesin hingga kemudian menyerupai cincin besar.
Kemudian, kulit sapi yang siap pakai dipotong seukuran dengan rebana, lalu dipaku dan diberi pelitur.
Selain membuat rebana, dirinya juga membuat beduk yang .permintaannya juga bagus. Saat ini, dirinya mengerjakan pesanan dua unit beduk ukir.
Padahal, biasanya dalam satu bulan bisa menjual satu beduk juga sudah bagus. Hal ini karena membuat beduk memerlukan waktu setidaknya 20 hari pengerjaan.
Dalam menyelesaikan pesanan, dirinya dibantu lima orang pekerja. Mereka mempunyai tugas masing-masing, sehingga pesanan pun bisa diselesaikan dengan tepat waktu.
Ia menambahkan, harga kerajinan rebana yang dibuatnya juga terjangkau. Satu reban dijual seharga Rp250 ribu hingga Rp375 ribu tergantung ukuran dan bahan.
Ada juga permintaan pesanan satu set rebana yang terdiri dari enam rebana, dua teplak, satu tam, satu darbuka dan satu bas dijual seharga Rp3,3 juta.
Sedangkan untuk harga beduk relatif lebih mahal. Satu beduk lengkap dengan penyangga, kentongan dan stik pemukul dijual seharga Rp10 juta.
"Kalau yang ada ukirannya, harganya beda lagi. Di atas harga bedug biasa," kata Suparno.
Baca juga: Permintaan Parcel Meningkat
Perajin rebana di Blitar banyak pesanan saat Ramadan
24 Maret 2023 13:08 WIB
Perajin rebana di Blitar, Jawa Timur, mencoba alat musik apakah sudah pas atau belum. ANTARA/ HO-perajin rebana
Pewarta: Asmaul Chusna
Editor: Nurul Aulia Badar
Copyright © ANTARA 2023
Tags: