London/Singapura (ANTARA) - Dolar Amerika Serikat menuju rekor penurunan terpanjang dalam dua setengah tahun pada Kamis, setelah Federal Reserve AS terdengar hampir menyerukan penghentian kenaikan suku bunga, yang menurut investor kurang lebih sudah berakhir.

Pengumuman kebijakan dari Bank Sentral Inggris (BoE), Bank Sentral Swiss (SNB) dan bank sentral Norwegia (Norges Bank) akan menjadi fokus di Eropa.

The Fed menaikkan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin seperti yang diharapkan, tetapi menghilangkan bahasa tentang "peningkatan yang sedang berlangsung" yang diperlukan untuk mendukung kenaikan "beberapa tambahan", karena melihat bagaimana kepercayaan yang goyah pada bank mempengaruhi perekonomian.

Pasar berjangka menyiratkan peluang sekitar 40 persen untuk satu kenaikan seperempat poin lagi, berbeda dengan Eropa di mana pasar memperkirakan pengetatan lebih lanjut sedikit di bawah 50 basis poin.

Kesenjangan tersebut telah membuat euro melonjak ke level tertinggi tujuh minggu di 1,0930 dolar, juga meningkat selama enam sesi berturut-turut.

Baca juga: Yuan naik tipis enam basis poin menjadi 6,8709 terhadap dolar AS

Sterling juga melayang di dekat level tertinggi tujuh minggu setelah data menunjukkan kenaikan yang mengejutkan dalam inflasi Inggris, meninggalkannya di 10,4 persen dan menumpuk tekanan pada BoE untuk menaikkan suku bunga dan terdengar hawkish pada pertemuan nanti. Pasar memperkirakan kenaikan 25 basis poin dari BoE.

Pedagang juga memperkirakan kenaikan 50 basis poin dari bank sentral Swiss, yang membuat franc pulih dari penurunan yang dideritanya karena masalah di Credit Suisse membuat pedagang gelisah.

Bank sentral Norwegia diperkirakan akan menaikkan suku bunga 25 basis poin menjadi 3,0 persen untuk mengekang inflasi dan menopang pelemahan mata uang, yang terakhir jatuh menyentuh level terlemahnya terhadap euro sejak Mei 2020.

Pergeseran nada dari Fed membuat kecil kemungkinan pasar untuk kembali khawatir bahwa data ekonomi yang kuat mendorong suku bunga lebih tinggi, kata kepala strategi valas G10 NatWest Markets, Brian Daingerfield.

"Dari perspektif valuta asing, kami pikir argumen untuk kelemahan dolar lebih lanjut karena batas atas siklus Fed jelas telah turun."

Indeks dolar, yang mengukur mata uang AS terhadap enam mata uang utama, terakhir turun 0,3 persen, di jalur penurunan harian keenam berturut-turut, rekor terpanjang sejak September 2021.

Dolar telah menemukan pijakan ketika Menteri Keuangan AS Janet Yellen menakuti pasar pada Rabu (22/3/2023) dengan memberi tahu Kongres bahwa dia belum mempertimbangkan atau membahas jaminan menyeluruh simpanan bank.

Tapi itu sebagian besar terbalik di Asia. Dolar Australia dan Selandia Baru masing-masing naik 0,8 persen dan 1,0 persen. Dolar/yen, yang mengikuti imbal hasil AS, turun 0,5 persen ke level terendah enam minggu di 130,41.

Imbal hasil obligasi pemerintah AS dua tahun turun 4 basis poin, memperpanjang penurunan sekitar 20 basis poin sehari sebelumnya.

Pasar keuangan telah bergolak oleh kepercayaan yang goyah terhadap bank secara global menyusul keruntuhan Silicon Valley Bank dua minggu lalu dan kematian mendadak Credit Suisse.

Fokus pada perbankan sekarang terutama pada pemberi pinjaman regional AS di mana kekhawatiran akan penularan simpanan tetap tinggi.

Ketua Fed Jerome Powell mengatakan aliran simpanan telah stabil pada minggu lalu, dan pemberi pinjaman yang lebih kecil mengatakan mereka terhibur dari pernyataan Yellen bahwa jaminan simpanan akan dipertimbangkan jika ada risiko penularan.

Itu "menghilangkan kecemasan," menurut Daniel Kimbell, seorang eksekutif bank lokal di Passumpsic Bank di St Johnsbury, Vermont. Namun saham pemberi pinjaman daerah itu jatuh.

Baca juga: Dolar tergelincir di awal sesi Asia, karena prospek Fed bergeser

Baca juga: Dolar jatuh setelah Fed kerek suku bunga dan sinyal satu kenaikan lagi