Jakarta (ANTARA) - Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) selalu mendukung pemberdayaan usaha kecil menengah dan koperasi yang mengembangkan produk sawit sebagai kegiatan usaha.

Kepala Divisi Usaha Kecil Menengah Koperasi (UKMK) BPDPKS Helmi Muhansah dalam keterangannya di Jakarta, Kamis, menjelaskan bahwa salah satu program BPDPKS adalah mendukung kegiatan promosi sawit kepada masyarakat.

Dalam BPDPKS, lanjutnya, terdapat direktorat kemitraan yang melakukan kegiatan kemitraan bersama usaha menengah dan koperasi, lembaga kemasyarakatan dan civil society serta perusahaan untuk pengembangan kelapa sawit berkelanjutan.

"Masyarakat termasuk pelaku UKMK hidup 24 jam bersama sawit mulai dari bangun tidur sampai tidur lagi. Artinya, kelapa sawit memberikan manfaat dan kontribusi besar bagi kehidupan manusia," ujarnya.

Baca juga: Pemerintah dukung pengembangan teknologi dan SDM pabrik kelapa sawit

Menurut Helmi, BPDPKS juga mendukung pemberdayaan pelaku UKMK yang produk-produknya berkaitan dengan kelapa sawit. Sebab, badan layanan umum di bawah Kementerian Keuangan ini memiliki filosofi dari sawit, oleh sawit, dan untuk sawit.

Dia mencontohkan, hasil riset BPDPKS yang potensial dikomersialisasikan pada skala UKMK yaitu sabun kalsium dari lemak minyak sawit (PFAD) untuk peningkatan produksi susu sapi, produksi MDAG (Emulsifier) dari minyak sawit, dan produksi tinta cetak (Green Varnish) dari turunan minyak kelapa sawit.

“BPDPKS sangat mendukung pelaku UKMK di Solo yang punya keinginan mengembangkan produk-produk makanan maupun lain yang berbahan baku sawit,” ujarnya dalam gelaran "Promosi Sawit Sehat dan Lomba Kreasi Makanan Bagi UKMK Serta Masyarakat" di Solo.

Ketua Umum DPP Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (Apkasindo) Gulat ME Manurung mengatakan kelapa sawit telah memberikan kontribusi besar bagi masyarakat Indonesia sebagai bahan baku makanan.

Menurut dia, produk makanan UKM dapat dijual dengan harga terjangkau karena menggunakan minyak goreng sawit yang harganya lebih murah daripada minyak non sawit seperti kedelai, rapeseed, dan kanola.

Baca juga: Dukung Pemberdayaan UMKM, BPDPKS Gelar Program Bikopra Aspekpir.

Keunggulan minyak sawit inilah yang terus digoyang para pesaingnya, lanjutnya, isu negatif sawit terus bermunculan untuk membuat imej sawit semakin buruk. Padahal, produsen minyak non sawit terutama dari negara-negara Uni Eropa menjadi salah satu pembeli utama sawit.

Gulat menyatakan pelaku UKM sebagai pengguna produk sawit berperan penting untuk menjaga kesejahteraan petani karena minyak goreng bersumber dari tandan buah segar (TBS) sawit petani yang diolah pabrik sawit menjadi CPO.

Kepala Dinas Koperasi, UKM dan Perindustrian Kota Surakarta Wahyu Kristina menambahkan pemanfaatan produk sawit tidak terbatas pada minyak goreng dan makanan tetapi juga produk perawatan tubuh.

Oleh karena itu, menurut dia, inovasi dan diversifikasi produk UMKM yang berbahan sawit perlu dilakukan karena Solo telah menjadi Kota MICE (Meeting, Incentive, Convention, and Exhibition).

"Hampir setiap hari selalu ada kegiatan di kota ini, potensi yang dapat dimanfaatkan pelaku UKM Solo," katanya dalam kegiatan yang diikuti 145 pelaku usaha kecil menengah dan koperasi di Solo itu.