Ternate (ANTARA) - Muhammad Yusuf kini bebas melakukan berbagai aktivitas di luar rumah tanpa rendah diri. Warga sekitar juga tidak lagi menjauhinya karena ayah dua anak ini telah sembuh dari penyakit kusta.
Warga Kota Ternate Maluku Utara (Malut) yang berprofesi sebagai petani cengkeh itu--ketika masih mengidap penyakit kusta atau lepra itu-- selalu mengucilkan diri di rumah.
Pria 35 tahun tersebut malu bertemu orang lain, warga sekitar pun selalu menghindarinya karena khawatir tertular lepra.
Yusuf adalah salah seorang penderita kusta di Maluku Utara yang berhasil sembuh setelah menjalani pengobatan dan kontrol di puskesmas secara teratur lebih dari setahun sejak ia didiagnosis tertular penyakit kusta.
Kunci kesembuhan tersebut, termasuk penderita kusta lainnya di Maluku Utara, adalah kesungguhan melakukan pengobatan secara teratur serta adanya dukungan moral dari keluarga selama masa pengobatan.
Kesadaran untuk memeriksakan diri ke puskesmas ketika melihat ada tanda-tanda penyakit kusta di tubuh serta kemauan untuk langsung menjalani pengobatan secara teratur setelah mengetahui positif tertular penyakit kusta, juga menjadi kunci keberhasilan untuk sembuh lebih cepat tanpa meninggalkan kecacatan.
Dinas Kesehatan Maluku Utara menyebutkan jumlah penderita kusta di provinsi ini hingga awal 2023 tercatat 680 orang atau prevalensi 5,8 per 10.000 penduduk. Semua penderita tersebut dilaporkan terus menjalani pengobatan secara teratur sehingga diharapkan dalam waktu tidak terlalu lama, mereka mendapatkan kesembuhan.
Kabupaten/kota di Maluku Utara memiliki jumlah penderita cukup tinggi, antara lain, Kabupaten Pulau Morotai sebanyak 131, Kabupaten Halmahera Selatan sebanyak 121, dan Kota Ternate sebanyak 91. Adapun kabupaten/kota yang jumlah penderita sedikit adalah Kabupaten Pulau Taliabu yakni hanya 8 orang.
Penderita kusta di Maluku Utara tidak hanya orang dewasa, tetapi juga anak-anak, yang sebagian merupakan siswa sekolah dasar dengan jumlah keseluruhan 102 orang yang umumnya tertular dari orang tua atau keluarga dekat yang menjadi penderita kusta.
Sesuai data dari Kementerian Kesehatan, Maluku Utara dan lima provinsi lainnya di Indonesia, seperti Sulawesi Selatan dan Gorontalo, merupakan provinsi yang memiliki angka penderita kusta tertinggi di Indonesia.
Jumlah penderita kusta secara nasional hingga akhir 2022 tercatat sebanyak 15.052 kasus atau prevalensi 0,55 per 10.000 penduduk dan dengan jumlah penderita itu Badan Kesehatan Dunia (WHO) menempatkan Indonesia sebagai urutan ketiga di dunia dari segi jumlah penderita kusta.
Kusta merupakan jenis penyakit kulit yang disebabkan oleh infeksi bakteri Mycobacterium leprae. Jika terlambat melakukan pengobatan secara teratur, penderita dapat catat tubuh, misalnya, hilangnya ruas jari tangan atau ruas jari kaki, bahkan dalam kondisi tertentu dapat menyebabkan kematian.
Desdesa sadar kustaa Sadar Kusta
Seluruh dinas kesehatan di kabupaten/kota dengan dukungan Dinas Kesehatan Provinsi Maluku Utara dan Kementerian Kesehatan terus melakukan terobosan guna melenyapkan penyakit kusta di daerah masing-masing.
Dinas Kesehatan Kota Ternate, misalnya ,salah satu program yang dilaksanakan untuk mengeliminasi kusta di daerah itu adalah melalui Program Desa/Kelurahan Sadar Kusta dengan fokus pada wilayah yang memiliki angka penderita kusta tinggi, di antaranya di wilayah Sulamadaha.
Pengelola Data Penyakit Kusta Dinas Kesehatan Kota Ternate, Maharani Kaufuha, menyebut Program Desa/Kelurahan Sadar Kusta sebagai upaya kolaborasi antara Dinas Kesehatan, penderita kusta, pemerintah desa/kelurahan, dan masyarakat guna menyembuhkan penderita kusta dan mencegah penularan.
Melalui Program Desa/Kelurahan Sadar Kusta itu, para penderita kusta akan lebih termotivasi untuk terus menjalani pengobatan sampai sembuh dan berupaya untuk tidak menularkan penyakit yang diderita, baik kepada anggota keluarganya maupun warga di sekitar.
Pemerintah desa/kelurahan, melalui program itu akan aktif membantu menyosialisasikan pencegahan penyakit kusta kepada warga dan mendorong warga untuk segera melakukan pemeriksaan ke puskesmas. Jika mereka memiliki tanda-tanda tertular penyakit kusta, dapat langsung melakukan pengobatan.
Peran masyarakat dalam Program Desa/Kelurahan Sadar Kusta itu di antaranya ditekankan pada sikap peduli terhadap penderita kusta, misalnya, memberikan dukungan moril kepada penderita kusta untuk melakukan pengobatan secara teratur sampai sembuh.
Selain itu, tidak mengucilkan penderita kusta yang telah mendapatkan kesembuhan dan menerima mereka sebagai bagian dari warga setempat. Penderita kusta yang telah mendapat kesembuhan tidak lagi menularkan penyakit itu, walaupun telah mengakibatkan kecacatan anggota tubuh.
Selama ini masyarakat sering bersikap diskriminatif terhadap eks penderita kusta, baik dalam kehidupan sosial kemasyarakatan maupun kegiatan ekonomi. Akan tetapi, melalui Program Desa/Kelurahan Sadar Kusta, sikap diskriminatif seperti itu diharapkan tidak terjadi lagi.
Maharani menyebut pula program lain untuk mengeliminasi penyakit kusta di Kota Ternate, yakni mengitensifkan sosialisasi kepada masyarakat mengenai pencegahan penyakit kusta, terutama melalui petugas kesehatan yang ada di setiap puskesmas.
Pencarian penderita kusta di masyarakat juga terus dilakukan dengan cara melakukan pengecekan langsung kepada warga, terutama yang dinilai memiliki risiko tinggi tertular penyakit kusta, termasuk di setiap sekolah sehingga jika ada yang tertular langsung segera dapat ditangani.
Tanda-tanda tertular penyakit kusta, antara lain, kulit menjadi mati rasa, kulit tidak berkeringat, kulit terasa kaku dan kering, luka yang tidak terasa nyeri di telapak kaki, serta bengkak atau benjolan di wajah dan telinga.
Munculnya gejala tersebut jika tidak segera diobati akan mengakibatkan kecacatan anggota tubuh.
Artikel
Melenyapkan lepra di Malut lewat Program Desa Sadar Kusta
Oleh Abdul Fatah
23 Maret 2023 10:20 WIB
Ilustrasi - Sepasang suami istri penyintas kusta duduk di Kampung Kusta, Kota Tangerang, Banten, Minggu (29/1/2023). ANTARA FOTO/Fauzan/tom.
Editor: Achmad Zaenal M
Copyright © ANTARA 2023
Tags: