Jakarta (ANTARA) - ANKARA, 21 Maret (Xinhua) -- Turki dan Irak akan membangun sebuah koridor transportasi darat dan kereta yang membentang dari Provinsi Basra di Irak hingga ke perbatasan Turki, demikian disampaikan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan pada Selasa (21/3).

"Kami telah menugaskan rekan-rekan menteri kami, yang akan melaksanakan pekerjaan untuk mewujudkan Development Road Project, yang membentang dari Basra hingga Turki," ujar Erdogan dalam konferensi pers gabungan bersama Perdana Menteri Irak Mohammed Shia' al-Sudani, yang tengah melakukan kunjungan ke Turki.

"Saya yakin bahwa kami akan mengubah Development Road Project menjadi Jalur Sutra baru di kawasan kami," kata Presiden Turki.

Selain itu, Turki akan meningkatkan jumlah air yang dialirkan dari Sungai Tigris guna membantu Irak mengatasi krisis air, katanya.

Baghdad telah mengimbau Ankara untuk mengamankan bagian air Irak dari sungai Tigris dan Eufrat yang berasal dari Turki, karena Irak kerap mengalami kekeringan.

Dalam pembicaraan mereka, kedua pemimpin itu menegaskan kembali komitmen mereka dalam memerangi segala bentuk terorisme, ungkap Erdogan.

"Harapan kami dari saudara-saudara kami di Irak adalah bahwa mereka harus menyatakan Partai Pekerja Kurdistan (PKK) yang ilegal sebagai organisasi teroris dan membebaskan tanah mereka dari organisasi teroris pemicu pertumpahan darah itu," ujar Erdogan.

Sementara itu, al-Sudani menggarisbawahi bahwa pemerintahannya tidak akan membiarkan wilayah Irak menjadi "titik untuk melancarkan serangan" terhadap negara tetangganya.

"Keamanan Turki dan keamanan Irak tidak dapat dipisahkan," tuturnya.

Para pejabat keamanan dari kedua negara saling bertukar informasi perihal isu tersebut dalam pembicaraan di ibu kota Ankara, ujar al-Sudani.

PKK, yang dianggap sebagai organisasi teroris oleh Turki, Amerika Serikat, dan Uni Eropa, telah memberontak melawan pemerintah Turki selama lebih dari tiga dekade. PKK telah menjadikan Pegunungan Qandil di Irak sebagai markas utamanya selama bertahun-tahun.