Lebih Dari 100 Orang Tewas Dalam Musibah Gempa di Yogyakarta
27 Mei 2006 11:26 WIB
Yogyakarta (ANTARA News) - Data sementara dari lima rumah sakit besar di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) tercatat ada 100 orang lebih diperkirakan tewas dalam musibah gempa bumi yang terjadi Sabtu pagi di daerah tersebut.
Pihak Rumah Sakit (RS) Dr Sardjito, RS Panti Rapih, RS Bethesda, RS PKU Muhammadiyah dan RSUD Wirosaban Yogyakarta mencatat hingga Sabtu siang korban tewas yang dibawa ke rumah sakit tersebut terus bertambah.
Selain itu, ribuan korban luka baik berat maupun ringan yang berdatangan di rumah sakit tersebut juga terlihat terus berdatangan.
"Sebagian besar korban dibawa ke sini sudah dalam keadaan tewas yang berasal dari sejumlah Puskesmas di Bantul dan sekitarnya. Mereka ini belum sempat mendapat perawatan di puskesmas," kata seorang staf di RS Sardjito, Yogyakarta.
Sementara itu, seluruh wilayah di DIY terlihat mengalami kerusakan, terutama yang paling parah di Kabupaten Bantul, sedangkan kerusakan di Kota Yogyakarta paling parah dialami Gelanggang Olah Raga (GOR) Among Rogo di Jalan Cendana, Yogyakarta, yang runtuh dan Auditorium Radio Republik Indonesia (RRI) di Jalan Gejayan.
Walikota Yogyakarta, Herry Zudianto, mengimbau masyarakat untuk tidak panik, namun tetap waspada dan menghindari upaya-upaya provokasi.
"Masyarakat kami harapkan tetap tenang dan jangan terpancing propvokasi terutama isu adanya tsunami, karena dari letak geografis kecil kemungkinan terjadi di Kota Yogyakarta," kata Herry.
Masyarakat di berbagai wilayah Kota Yogyakarta terlihat masih berada di luar rumah maupun di tanah-tanah lapang atau terbuka, dan di beberapa pom bensin (SPBU) terjadi antrian panjang kendaraan yang hendak mengisi bahan bakar, padahal sejumlah SPBU tidak beroperasi karena listrik padam.
Dari Kantor PLN Cabang Yogyakarta dinformasikan kemungkinan listrik belum dapat menyala hingga malam hari nanti, karena adanya sejumlah kabel yang putus, dan dikhawatirkan jika listrik dipaksa untuk dinyalakan akan terjadi hubungan arus pendek yang dapat memicu kebakaran. (*)
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2006
Tags: