BPPTKG: Potensi bahaya kubah lava sisi barat laut Merapi capai 3 km
21 Maret 2023 21:54 WIB
Guguran lava pijar Gunung Merapi terlihat dari Turi, Sleman, DI Yogyakarta, Senin (13/3/2023). Menurut data BPPTKG periode pengamatan 13 Maret 2023 pukul 00.00-06.00 WIB telah terjadi 30 kali guguran lava pijar dengan jarak luncuran maksimal 1.100 meter ke arah barat. ANTARA FOTO/Hendra Nurdiyansyah/nym.
Yogyakarta (ANTARA) - Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi Yogyakarta (BPPTKG) menyebutkan kubah lava lama Tahun 1888 di sisi barat laut Gunung Merapi memiliki potensi bahaya longsoran material mencapai radius tiga kilometer dari puncak.
"Kalau (material kubah barat laut) longsor karena tidak stabil, karena terdorong terus dari dalam jarak luncurnya sekitar tiga kilometer saja, jadi masih di dalam jarak bahaya yang kami tetapkan," ujar Kepala BPPTKG Agus Budi Santoso dalam jumpa pers daring diikuti dari Yogyakarta, Selasa.
Berdasarkan pemantauan BPPTKG, lanjutnya, deformasi atau perubahan bentuk pada permukaan tubuh Gunung Merapi di sisi barat laut terus menunjukkan pergerakan hingga 16 meter selama dua tahun terakhir.
"Memang masih bergerak hingga sekarang. Kalau dibulatkan (deformasi) sampai saat ini sudah 16 meter. Jadi 15,9 meter jadi sudah genap 16 meter," kata dia.
Dengan perilaku deformasi yang masih linier dan landai itu, menurut Agus Budi, potensi bahaya kubah lava lama sisi barat laut Merapi untuk saat ini adalah berupa longsoran material.
"Longsoran dari kubah lama berupa bongkahan batu kira-kira seukuran dua juta meter kubik," kata Agus Budi.
Baca juga: Gunung Merapi luncurkan guguran lava pijar 17 kali pada Sabtu pagi
Sementara itu untuk kubah lava sisi barat daya Merapi yang pada 11 Maret 2023 meluncurkan rentetan awan panas guguran, menurut Agus, hingga kini memiliki suhu yang tinggi sehingga masih memiliki potensi meluncurkan material.
"Memang kalau kita lihat suhunya cukup tinggi rata-rata di atas 100 derajat Celsius. Itu menunjukkan memang masih fresh dan kubah itu kemungkinan untuk runtuh masih tinggi," ujar dia.
Ia menyebutkan berdasarkan penghitungan BPPTKG mengacu data drone, volume kubah lava barat daya diperkirakan mencapai sekitar 15 ribu meter kubik per hari.
"Berdasarkan sejarah erupsi Merapi masa lalu rata-rata laju ekstrusi magma Merapi sekitar 60 ribu meter kubik per hari. Nilai segitu masih normal untuk Merapi," ucap Agus Budi.
BPPTKG masih mempertahankan status Siaga atau Level III yang ditetapkan sejak November 2020 silam. Potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awan panas guguran yakni di Kali Woro sejauh 3 km dari puncak, dan Kali Gendol sejauh 5 km dari puncak.
Selain itu potensi bahaya juga di Kali Boyong sejauh 5 km dari puncak, serta Kali Bedog, Krasak, Bebeng sejauh 7 km dari puncak. Sedangkan lontaran material vulkanik jika terjadi erupsi eksplosif dapat menjangkau radius 3 km dari puncak.
BPPTKG juga mengimbau masyarakat mewaspadai bahaya lahar di alur sungai berhulu Merapi, terutama saat terjadi hujan di puncak gunung.
Baca juga: Gunung Merapi luncurkan 68 kali awan panas guguran selama sepekan
Baca juga: BPPTKG: Api diam terpantau di area kubah lava Merapi
"Kalau (material kubah barat laut) longsor karena tidak stabil, karena terdorong terus dari dalam jarak luncurnya sekitar tiga kilometer saja, jadi masih di dalam jarak bahaya yang kami tetapkan," ujar Kepala BPPTKG Agus Budi Santoso dalam jumpa pers daring diikuti dari Yogyakarta, Selasa.
Berdasarkan pemantauan BPPTKG, lanjutnya, deformasi atau perubahan bentuk pada permukaan tubuh Gunung Merapi di sisi barat laut terus menunjukkan pergerakan hingga 16 meter selama dua tahun terakhir.
"Memang masih bergerak hingga sekarang. Kalau dibulatkan (deformasi) sampai saat ini sudah 16 meter. Jadi 15,9 meter jadi sudah genap 16 meter," kata dia.
Dengan perilaku deformasi yang masih linier dan landai itu, menurut Agus Budi, potensi bahaya kubah lava lama sisi barat laut Merapi untuk saat ini adalah berupa longsoran material.
"Longsoran dari kubah lama berupa bongkahan batu kira-kira seukuran dua juta meter kubik," kata Agus Budi.
Baca juga: Gunung Merapi luncurkan guguran lava pijar 17 kali pada Sabtu pagi
Sementara itu untuk kubah lava sisi barat daya Merapi yang pada 11 Maret 2023 meluncurkan rentetan awan panas guguran, menurut Agus, hingga kini memiliki suhu yang tinggi sehingga masih memiliki potensi meluncurkan material.
"Memang kalau kita lihat suhunya cukup tinggi rata-rata di atas 100 derajat Celsius. Itu menunjukkan memang masih fresh dan kubah itu kemungkinan untuk runtuh masih tinggi," ujar dia.
Ia menyebutkan berdasarkan penghitungan BPPTKG mengacu data drone, volume kubah lava barat daya diperkirakan mencapai sekitar 15 ribu meter kubik per hari.
"Berdasarkan sejarah erupsi Merapi masa lalu rata-rata laju ekstrusi magma Merapi sekitar 60 ribu meter kubik per hari. Nilai segitu masih normal untuk Merapi," ucap Agus Budi.
BPPTKG masih mempertahankan status Siaga atau Level III yang ditetapkan sejak November 2020 silam. Potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awan panas guguran yakni di Kali Woro sejauh 3 km dari puncak, dan Kali Gendol sejauh 5 km dari puncak.
Selain itu potensi bahaya juga di Kali Boyong sejauh 5 km dari puncak, serta Kali Bedog, Krasak, Bebeng sejauh 7 km dari puncak. Sedangkan lontaran material vulkanik jika terjadi erupsi eksplosif dapat menjangkau radius 3 km dari puncak.
BPPTKG juga mengimbau masyarakat mewaspadai bahaya lahar di alur sungai berhulu Merapi, terutama saat terjadi hujan di puncak gunung.
Baca juga: Gunung Merapi luncurkan 68 kali awan panas guguran selama sepekan
Baca juga: BPPTKG: Api diam terpantau di area kubah lava Merapi
Pewarta: Luqman Hakim
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2023
Tags: