Analis Kebijakan Ahli Madya Kemenko PMK, Erlia Rahmawati di Manokwari, Provinsi Papua Barat, Selasa, menjelaskan bahwa kolaborasi dan sinergi lintas pemangku kepentingan bertujuan untuk mengoptimalkan pelaksanaan program.
"Tidak bisa dilakukan sendiri-sendiri melainkan secara bersama-sama," katanya.
Hal tersebut sesuai Instruksi Presiden Nomor 4 Tahun 2022 yang mengamatkan adanya keterpaduan program dan kerja sama antarkementerian/lembaga, pemerintah daerah, TNI-Polri, dan akademisi.
"Memang kelihatan berat tapi kami optimis bisa tercapai kalau melibatkan unsur pentahelix," katanya.
Untuk masalah stunting, kata Erlia, perlu adanya ketepatan intervensi program yang menyasar pada keluarga berisiko terpapar stunting, ehingga, prevalensi stunting di Papua Barat mampu diminimalisasi sesuai ekspektasi bersama.
"Harus ada upaya yang masif dalam penanganan stunting terutama keluarga berisiko," katanya.
Kemudian, pemerintah daerah perlu meningkatkan kapasitas aparatur kampung agar berpartisipasi menurunkan prevalensi stunting dan kemiskinan ekstrem.
"Harus kerja bersama bukan sendiri-sendiri, termasuk masyarakat juga dilibatkan," kata Erlia Rahmawati.
Tingkat kemiskinan ekstrem, katanya, mengacu pada definisi Bank Dunia dan Perserikatan Bangsa-Bangsa, yaitu 1,9 dolar AS purchasing power parity (PPP) per kapita per hari lebih rendah dari ukuran tingkat kemiskinan yang digunakan BPS, yaitu 2,5 dolar AS PPP per kapita per hari.
"Kalau kita dorong dengan bansos dan kegiatan UMKM pasti akan meningkatkan pendapatan," katanya.
Ia menambahkan pemerintah provinsi dan kabupaten terus meningkatkan kolaborasi dalam menekan prevalensi stunting yang mencapai 30 persen.
Langkah perbaikan asupan gizi pada 1.000 hari kehidupan pertama menjadi prioritas utama agar bayi tumbuh sehat.
"Ibu saat hamil juga perlu nutrisi makanya kita tingkatkan pendapatan masyarakat," demikian Melkias Werinussa.
Baca juga: Wakil Presiden meminta Papua Barat untuk menyelesaikan kemiskinan ekstrem pada tahun 2021
Baca juga: PKK Pusat: Stunting di Papua Barat bisa ditekan dengan pangan lokal
Baca juga: Menko: Lakukan konvergensi penanganan stunting dan kemiskinan ekstrem
Baca juga: Waterpauw: Stunting di Papua Barat perlu mendapat perhatian serius
Baca juga: Wakil Presiden meminta Papua Barat untuk menyelesaikan kemiskinan ekstrem pada tahun 2021
Baca juga: PKK Pusat: Stunting di Papua Barat bisa ditekan dengan pangan lokal
Baca juga: Menko: Lakukan konvergensi penanganan stunting dan kemiskinan ekstrem
Baca juga: Waterpauw: Stunting di Papua Barat perlu mendapat perhatian serius