Jakarta (ANTARA News) - Kraton Yogyakarta meminta kepada masyarakat agar tidak panik dan bereaksi berlebihan menyusul terjadinya gempa tektonik di Yogyakarta dan sekitarnya yang berkekuatan 5,9 skala Richter pada Sabtu pagi. "Masyarakat tidak perlu panik tapi harus tetap waspada karena ini hanya peristiwa bencana biasa," kata adik Sri Sultan Hamengkubuwono X, GBPH Joyokusumo di Kraton Yogyakarta, Sabtu. Ia mengatakan, sekitar dua atau tiga tahun silam Sri Sultan sudah memberi peringatan kepada seluruh warganya mengenai kemungkinan terjadinya bencana alam dan meminta mereka bersiap siaga dan berdoa. "Hikmahnya agar rakyat lebih berhati-hati dan berserah diri kepada Tuhan," katanya. Dia juga menyatakan gembira karena banyak warga yang datang ke kraton saat gempa untuk berlindung. "Mereka merasa aman berada di keraton, artinya warga percaya terhadap rajanya," katanya. Akibat gempa tektonik pada Sabtu pagi, sebagian bangunan kraton seperti Bangsal Prajumas dan tempat penyimpanan peralatan upacara pernikahan juga mengalami kerusakan. Ia menjalaskan Sri Sultan HB X akan meninjau lokasi bencana dengan menggunakan helikopter sepulangnya dari Jawa Timur. GBPH Joyokusumo menambahkan pula bahwa konser pemusik Uni Eropa yang rencananya dilaksanakan Minggu malam dan akan dihadiri Duta Besar negara-negara Uni Eropa dibatalkan. Saat ini warga Yogyakarta yang sebelumnya berlarian karena panik sudah relatif tenang namun korban gempa terus berdatangan ke rumah sakit. Hingga saat ini ribuan warga dilaporkan menjadi korban gempa berkekuatan 5,9 skala Richter dengan episentrum di sekitar 37,6 kilometer arah Selatan Yogyakarta yang terjadi Sabtu pagi. Lebih dari 100 warga juga dilaporkan meninggal dunia akibat bencana itu.(*)