BPK tekankan pentingnya "tacit knowledge" bagi civitas academica Unand
21 Maret 2023 16:04 WIB
Anggota VII BPK RI menjawab pertanyaan salah seorang mahasiswa Universitas Andalas saat memberikan kuliah umum di Universitas Andalas Padang, Sumatera Barat, Selasa (21/3/2023). ANTARA/Muhammad Zulfikar/aa.
Padang (ANTARA) - Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Republik Indonesia (RI) menekankan pentingnya seseorang menguasai "tacit knowledge" atau ilmu yang tidak diajarkan di sekolah bagi civitas academica Universitas Andalas (Unand), Sumatera Barat.
"'Tacit knowledge' adalah ilmu pengetahuan yang kita miliki yang dikumpulkan dari pengalaman, dan pemahaman dalam konteks pribadi yang terinternalisasi dalam setiap individu," kata Anggota VII BPK Hendra Susanto di Padang, Sumatera Barat, Selasa.
Hal tersebut disampaikan dia saat memberikan kuliah umum bagi civitas academica Unand dengan tema "Tacit Knowledge Developing Leadership and Capabilities to Achieve Your Ultimate Goals".
Di hadapan mahasiswa Unand, ia mengatakan 'tacit knowledge' tidak akan ditemukan dalam buku pelajaran dan hanya bisa dilakukan pada saat tertentu atau mendesak.
Secara pribadi, ia mengaku telah mengalami atau merasakan langsung 'tacit knowledge'.
Sebagai pejabat negara yang hampir setiap hari berkecimpung seputar pemeriksaan keuangan, ia mengaku, sama sekali tidak memiliki latar belakang keilmuan tentang akuntansi.
Baca juga: BPK ajak generasi muda berani teladani tokoh nasional asal Sumbar
Namun, ia mengaku tetap bisa menjalankan amanah yang dipercayakan negara.
"Pada awalnya saya tidak mengerti apa itu akuntan, laporan keuangan dan sebagainya. Tapi setelah masuk ke BPK, saya jadi paham. Sebetulnya itu adalah 'tacit knowledge'," ujarnya.
Pada kesempatan itu, ia bercerita tentang perjuangan sebelum dilantik sebagai Anggota BPK RI. Anggota BPK kelahiran Lahat, Sumatera Selatan tersebut awalnya justru bercita-cita menjadi aparat.
Hal itu dilatarbelakangi kondisi keuangan keluarga yang tidak memadai sehingga ia memilih mendaftar sebagai taruna Akademi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (Akabri) dan diterima sebagai anggota polisi.
Namun, usai dinyatakan lulus, Hendra justru memilih mundur karena tidak sesuai dengan harapan pada awal yang ingin mengabdi sebagai angkatan darat (TNI AD).
Dalam kuliah umumnya, ia berharap perjalanan karier tersebut hendaknya dapat dicontoh oleh para mahasiswa di Tanah Air, terutama bagi mahasiswa Unand, Sumatera Barat.
Ia mengatakan mimpi, tekad, selalu ingin belajar, menjaga kejujuran, mengembangkan kapasitas dan jaringan menjadi modal utama hingga akhirnya berhasil berada di posisi saat ini.
Baca juga: Menteri KKP dukung Unand fokus pada pengembangan riset
Baca juga: Unand ganti kebiasaan studi tiru dengan pelatihan bersertifikat BNSP
"'Tacit knowledge' adalah ilmu pengetahuan yang kita miliki yang dikumpulkan dari pengalaman, dan pemahaman dalam konteks pribadi yang terinternalisasi dalam setiap individu," kata Anggota VII BPK Hendra Susanto di Padang, Sumatera Barat, Selasa.
Hal tersebut disampaikan dia saat memberikan kuliah umum bagi civitas academica Unand dengan tema "Tacit Knowledge Developing Leadership and Capabilities to Achieve Your Ultimate Goals".
Di hadapan mahasiswa Unand, ia mengatakan 'tacit knowledge' tidak akan ditemukan dalam buku pelajaran dan hanya bisa dilakukan pada saat tertentu atau mendesak.
Secara pribadi, ia mengaku telah mengalami atau merasakan langsung 'tacit knowledge'.
Sebagai pejabat negara yang hampir setiap hari berkecimpung seputar pemeriksaan keuangan, ia mengaku, sama sekali tidak memiliki latar belakang keilmuan tentang akuntansi.
Baca juga: BPK ajak generasi muda berani teladani tokoh nasional asal Sumbar
Namun, ia mengaku tetap bisa menjalankan amanah yang dipercayakan negara.
"Pada awalnya saya tidak mengerti apa itu akuntan, laporan keuangan dan sebagainya. Tapi setelah masuk ke BPK, saya jadi paham. Sebetulnya itu adalah 'tacit knowledge'," ujarnya.
Pada kesempatan itu, ia bercerita tentang perjuangan sebelum dilantik sebagai Anggota BPK RI. Anggota BPK kelahiran Lahat, Sumatera Selatan tersebut awalnya justru bercita-cita menjadi aparat.
Hal itu dilatarbelakangi kondisi keuangan keluarga yang tidak memadai sehingga ia memilih mendaftar sebagai taruna Akademi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (Akabri) dan diterima sebagai anggota polisi.
Namun, usai dinyatakan lulus, Hendra justru memilih mundur karena tidak sesuai dengan harapan pada awal yang ingin mengabdi sebagai angkatan darat (TNI AD).
Dalam kuliah umumnya, ia berharap perjalanan karier tersebut hendaknya dapat dicontoh oleh para mahasiswa di Tanah Air, terutama bagi mahasiswa Unand, Sumatera Barat.
Ia mengatakan mimpi, tekad, selalu ingin belajar, menjaga kejujuran, mengembangkan kapasitas dan jaringan menjadi modal utama hingga akhirnya berhasil berada di posisi saat ini.
Baca juga: Menteri KKP dukung Unand fokus pada pengembangan riset
Baca juga: Unand ganti kebiasaan studi tiru dengan pelatihan bersertifikat BNSP
Pewarta: Muhammad Zulfikar
Editor: M. Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2023
Tags: