Jakarta (ANTARA) -
Politikus PDI Perjuangan Hamka Haq menilai konflik yang terjadi di tengah masyarakat bukan disebabkan oleh ajaran agama, melainkan karena ambisi politik yang mengatasnamakan agama.

"Konflik di antara kita biasanya terjadi bukan karena ajaran agama, melainkan ambisi politik yang mengatasnamakan agama. Ambisi politik yang ingin menguasai kelompok lain, yang ingin hidup sendiri di negara ini, dan mengabaikan kepentingan kelompok-kelompok lain," kata Hamka saat memberikan sambutan dalam simposium nasional bertajuk "Kedamaian Berbangsa Menuju Pemilu 2024 Tanpa Politisasi Agama" di Sekolah Partai PDI Perjuangan di Jakarta, Selasa.

Ketua DPP PDI Perjuangan Bidang Keagamaan dan Kepercayaan Kepada Tuhan Yang Maha Esa Itu pun mengajak seluruh umat beragama di Tanah Air, terutama umat Islam yang merupakan mayoritas, menjadi pelopor perdamaian dan persaudaraan.

Umat beragama, menurut dia, tidak sepatutnya menjadi sumber kegaduhan di tengah masyarakat Indonesia yang hidup dengan damai.

"Jangan menjadi pelopor perpecahan. Jangan menjadi sumber kegaduhan di tengah masyarakat Indonesia yang sudah damai," tambahnya.

Baca juga: PDI Perjuangan tak toleransi segala upaya penundaan pemilu

Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Baitul Muslimin Indonesia itu menambahkan bahwa Islam merupakan agama damai. Hal itu bisa dibuktikan dari berbagai hadis dan sejarah kehidupan Rasulullah serta para sahabatnya.

"Mereka hidup berdamai di Madinah, mengawal konstitusi. Dalam konstitusi Madinah, semua agama yang ada di Madinah, khususnya kaum Nasrani dan Yahudi, diakui eksistensinya," katanya.

Dengan demikian, seluruh umat beragama dan penganut aliran kepercayaan apa pun di Indonesia sudah sepatutnya taat dan setia pada Pancasila yang merupakan konstitusi bersama.

Sebelumnya, Hamka menyampaikan partainya mengajak seluruh umat beragama di Indonesia dan penganut aliran kepercayaan apa pun untuk bersama-sama meneruskan tradisi persaudaraan kebangsaan.

"Kami memperkuat ajakan marilah kita umat beragama dan aliran kepercayaan apa pun untuk bersama-sama melestarikan kenikmatan, meneruskan tradisi persaudaraan kebangsaan ini," ujar dia.

Penerusan tradisi kebangsaan itu dapat dilakukan oleh seluruh umat beragama serta penganut kepercayaan apa pun dengan menghayati dan mengamalkan secara benar ajaran agama dan kepercayaan masing-masing.

Baca juga: Tumbuhkan toleransi beragama sejak dini dengan pawai ogoh-ogoh
Baca juga: Pemkab Bogor ingin tularkan konsep "Desa Toleransi Beragama"