Jakarta (ANTARA) - Sekretaris Jenderal (Sekjen) DPP Partai Amanat Nasional (PAN) Eddy Soeparno mempertanyakan kinerja sejumlah lembaga survei di Indonesia.

"Kami justru mempertanyakan metodologi, 'sampling', dan cara kerja sejumlah lembaga survei yang secara konsisten dari pemilu ke pemilu selalu salah dan keliru memprediksi elektabilitas PAN dan selalu mengatakan PAN tidak lolos dari 'presidential threshold' (PT)," katanya di Jakarta, Senin.

Eddy menegaskan PAN tak mau membuat hal ini menjadi polemik. Dia yakin lembaga survei memiliki cara kerjanya masing-masing dalam menentukan hasil survei.

"Tapi tidak apa-apa, masing-masing lembaga survei memiliki metodologi sendiri dalam melaksanakan survei, memiliki cara sendiri, ada yang kemudian secara akurat bisa memprediksi hasil elektabilitas, hasil PAN pada pemilu yang lalu, dan pemilu sebelumnya," jelasnya.

Baca juga: PAN pertanyakan metode survei Indikator Politik
Baca juga: PAN tidak panik terkait hasil survei elektabilitas menurun


Kendati begitu, menurut Eddy, PAN menyayangkan ada beberapa lembaga survei yang konsisten merilis hasil surveinya keliru.

"Memang ada yang langganan, tetapi langganan keliru untuk memprediksi hasil dari pemilu yang diikuti PAN," ungkapnya.

Eddy memastikan PAN bakal tetap bekerja keras dengan berbagai instrumen yang dimiliki internal. PAN akan menggandeng lembaga survei yang profesional di mana hasil surveinya tidak jauh dari hasil aktualnya.

"Itulah akan kami jadikan mitra untuk memberikan bantuan dukungan navigasi di dalam pemilu yang akan datang," katanya.