Yen dan dolar jatuh ketika bank-bank sentral berusaha meyakinkan pasar
20 Maret 2023 09:32 WIB
Arsip foto - Petugas melayani penukaran uang dolar Amerika Serikat (AS) di salah satu gerai penukaran valuta asing, Jakarta. ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari/ama/pri.
Tokyo (ANTARA) - Pasar mata uang menunjukkan beberapa optimisme hati-hati pada Senin pagi, setelah otoritas global bergerak untuk membendung penularan dari krisis perbankan yang membara, dengan mata uang safe-haven dolar melemah dan yen jatuh di tengah rebound imbal hasil obligasi pemerintah.
Dolar Australia yang sensitif terhadap risiko melonjak ke level tertinggi dua minggu, sementara euro terkerek lebih tinggi untuk hari ketiga berturut-turut.
Selama akhir pekan, Federal Reserve, Bank Sentral Eropa, Bank Sentral Inggris, Bank Sentral Swiss, Bank Sentral Kanada, dan Bank Sentral Jepang mengumumkan aksi bersama untuk meningkatkan likuiditas pasar.
Langkah itu mengikuti negosiasi otoritas Swiss untuk membeli Credit Suisse oleh UBS, tetapi dengan diskon besar-besaran dan penghapusan utang besar-besaran.
"Respons awal pasar mata uang telah menjadi 'risiko positif'," tulis Ray Attrill, Kepala Strategi Valuta Asing di National Australia Bank dalam sebuah catatan kepada klien, menunjuk ke penurunan yen dan rebound Aussie pada khususnya.
Yen menukik 0,6 persen menjadi 132,59 per dolar AS, karena imbal hasil obligasi Pemerintah AS 10-tahun melonjak 12 basis poin menjadi 3,52 persen untuk memulai minggu ini, menjauh dari level terendah 3,369 persen pada Kamis (16/3). Mata uang Jepang telah naik 2,5 persen minggu lalu.
Dolar AS secara keseluruhan juga lebih lemah. Euro bertambah 0,17 persen menjadi pada 1,06885 dolar AS, dan sterling menguat 0,1 persen menjadi 1,2190 dolar AS.
Dolar Australia naik 0,3 persen menjadi 0,6721 dolar AS, dan sebelumnya menyentuh 0,6743 dolar AS untuk pertama kalinya sejak 7 Maret.
Meskipun sistem perbankan adalah fokus utama pasar mata uang, pertemuan penetapan suku bunga Fed pada Rabu (22/3) tampak lebih menarik perhatian. Para pedagang masih berpandangan bahwa kemungkinan kenaikan seperempat poin, meskipun sektor perbankan global tetap rentan terhadap risiko penularan.
Mereka mengatakan, pasar uang sekarang diposisikan untuk puncak suku bunga pada Mei sekitar 4,79 persen, dan kemudian penurunan 72 basis poin hingga akhir tahun.
"Pembaruan dan peningkatan kepercayaan pada pemotongan suku bunga Fed tahun ini dan jauh di depan bank-bank sentral lainnya jelas mendominasi situasi untuk saat ini," tulis Attrill NAB.
"Tidak diragukan lagi jika penghindaran risiko mengembangkan dorongan yang jauh lebih besar, ini kemudian akan mendominasi aksi harga dolar," katanya lagi.
Di pasar uang kripto, bitcoin mengambil napas setelah melonjak ke level tertinggi sembilan bulan di 28.474 dolar AS pada Minggu (19/3). Terakhir berpindah tangan pada 27.888 dolar AS. Sementara itu, emas turun 0,8 persen menjadi diperdagangkan sekitar 1.972 dolar AS per ounce di pasar spot.
Baca juga: Kekhawatiran krisis perbankan global angkat mata uang "safe-haven"
Baca juga: Dolar AS tergelincir karena gejolak perbankan menjerat pasar
Dolar Australia yang sensitif terhadap risiko melonjak ke level tertinggi dua minggu, sementara euro terkerek lebih tinggi untuk hari ketiga berturut-turut.
Selama akhir pekan, Federal Reserve, Bank Sentral Eropa, Bank Sentral Inggris, Bank Sentral Swiss, Bank Sentral Kanada, dan Bank Sentral Jepang mengumumkan aksi bersama untuk meningkatkan likuiditas pasar.
Langkah itu mengikuti negosiasi otoritas Swiss untuk membeli Credit Suisse oleh UBS, tetapi dengan diskon besar-besaran dan penghapusan utang besar-besaran.
"Respons awal pasar mata uang telah menjadi 'risiko positif'," tulis Ray Attrill, Kepala Strategi Valuta Asing di National Australia Bank dalam sebuah catatan kepada klien, menunjuk ke penurunan yen dan rebound Aussie pada khususnya.
Yen menukik 0,6 persen menjadi 132,59 per dolar AS, karena imbal hasil obligasi Pemerintah AS 10-tahun melonjak 12 basis poin menjadi 3,52 persen untuk memulai minggu ini, menjauh dari level terendah 3,369 persen pada Kamis (16/3). Mata uang Jepang telah naik 2,5 persen minggu lalu.
Dolar AS secara keseluruhan juga lebih lemah. Euro bertambah 0,17 persen menjadi pada 1,06885 dolar AS, dan sterling menguat 0,1 persen menjadi 1,2190 dolar AS.
Dolar Australia naik 0,3 persen menjadi 0,6721 dolar AS, dan sebelumnya menyentuh 0,6743 dolar AS untuk pertama kalinya sejak 7 Maret.
Meskipun sistem perbankan adalah fokus utama pasar mata uang, pertemuan penetapan suku bunga Fed pada Rabu (22/3) tampak lebih menarik perhatian. Para pedagang masih berpandangan bahwa kemungkinan kenaikan seperempat poin, meskipun sektor perbankan global tetap rentan terhadap risiko penularan.
Mereka mengatakan, pasar uang sekarang diposisikan untuk puncak suku bunga pada Mei sekitar 4,79 persen, dan kemudian penurunan 72 basis poin hingga akhir tahun.
"Pembaruan dan peningkatan kepercayaan pada pemotongan suku bunga Fed tahun ini dan jauh di depan bank-bank sentral lainnya jelas mendominasi situasi untuk saat ini," tulis Attrill NAB.
"Tidak diragukan lagi jika penghindaran risiko mengembangkan dorongan yang jauh lebih besar, ini kemudian akan mendominasi aksi harga dolar," katanya lagi.
Di pasar uang kripto, bitcoin mengambil napas setelah melonjak ke level tertinggi sembilan bulan di 28.474 dolar AS pada Minggu (19/3). Terakhir berpindah tangan pada 27.888 dolar AS. Sementara itu, emas turun 0,8 persen menjadi diperdagangkan sekitar 1.972 dolar AS per ounce di pasar spot.
Baca juga: Kekhawatiran krisis perbankan global angkat mata uang "safe-haven"
Baca juga: Dolar AS tergelincir karena gejolak perbankan menjerat pasar
Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2023
Tags: