IHSG BEI awal pekan berpeluang sideways seiring sentimen global
20 Maret 2023 09:15 WIB
Ilustrasi - Refleksi kaca seorang karyawan berada di dekat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta. ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan/YU/aa.
Jakarta (ANTARA) - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada awal pekan berpeluang sideways seiring dengan sentimen yang datang dari tingkat global.
IHSG dibuka melemah 10,34 poin atau 0,15 persen ke posisi 6.667,9. Sementara itu, kelompok 45 saham unggulan atau Indeks LQ45 turun 2,31 poin atau 0,25 persen ke posisi 921,9.
"IHSG berpeluang bergerak sideways pada awal pekan ini mengikuti sentimen global," tulis Tim Riset Lotus Andalan Sekuritas dalam kajiannya di Jakarta, Senin.
Ambruknya Silicon Valley Bank (SVB) dan Signature Bank (SB) di Amerika Serikat (AS), serta pengumuman dari Credit Suisse (CS) menyebabkan kepercayaan pada sektor perbankan global menghadapi tantangan berat.
Namun demikian, dibandingkan tahun 2008, bank sentral bereaksi sangat cepat dalam memerangi potensi risiko sistemik, sekaligus mendukung kepercayaan terhadap sistem perbankan.
Semua tindakan The Fed memberikan kelegaan dan stabilitas dari situasi yang bergejolak, yang mana insiden SVB mendorong bank sentral AS untuk menyediakan sejumlah likuiditas.
Sedangkan, peristiwa tersebut efeknya ke perbankan Indonesia cenderung terbatas, karena perbankan dalam negeri memiliki deposito yang terdiversifikasi.
Dari dalam negeri, pada hari ini Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Komisi XI akan menggelar fit and proper test calon Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo yang merupakan calon tunggal yang diajukan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Sementara itu, Bursa AS melemah pada perdagangan akhir pekan lalu, merespons investor menarik diri dari posisinya di Bank First Republic dan saham-saham perbankan lainnya. Aksi jual saham bank kembali terjadi di tengah ketakutan berlarut terhadap sektor perbankan Negeri Paman Sam..
Indeks DJIA kehilangan 1,19 persen, ditutup pada 31.861, S&P 500 turun 1,10 persen menjadi 3.916, sementara Nasdaq turun 0,74 persen menjadi 11.630. Saham First Republic turun hampir 33 persen dan turun mendekati 72 persen.
Dari Eropa, ECB menaikkan suku bunga sesuai perkiraan 50 basis poin, mendorong biaya pinjaman ke level tertinggi sejak akhir 2008, untuk meredam inflasi yang sangat tinggi di kawasan ini.
Bursa saham regional Asia pagi ini, antara lain indeks Nikkei melemah 184,20 poin atau 0,67 persen ke 27.149,6, indeks Hang Seng turun 339,43 poin atau 1,74 persen ke 19.179,1, indeks Shanghai menguat 9,73 poin atau 0,30 persen ke 3.260,2, dan indeks Straits Times turun 17,73 poin atau 0,56 persen ke 3.165,5.
Baca juga: IHSG ditutup menguat di tengah pasar cermati perkembangan bank di AS
Baca juga: IHSG BEI Senin dibuka melemah 10,34 poin
IHSG dibuka melemah 10,34 poin atau 0,15 persen ke posisi 6.667,9. Sementara itu, kelompok 45 saham unggulan atau Indeks LQ45 turun 2,31 poin atau 0,25 persen ke posisi 921,9.
"IHSG berpeluang bergerak sideways pada awal pekan ini mengikuti sentimen global," tulis Tim Riset Lotus Andalan Sekuritas dalam kajiannya di Jakarta, Senin.
Ambruknya Silicon Valley Bank (SVB) dan Signature Bank (SB) di Amerika Serikat (AS), serta pengumuman dari Credit Suisse (CS) menyebabkan kepercayaan pada sektor perbankan global menghadapi tantangan berat.
Namun demikian, dibandingkan tahun 2008, bank sentral bereaksi sangat cepat dalam memerangi potensi risiko sistemik, sekaligus mendukung kepercayaan terhadap sistem perbankan.
Semua tindakan The Fed memberikan kelegaan dan stabilitas dari situasi yang bergejolak, yang mana insiden SVB mendorong bank sentral AS untuk menyediakan sejumlah likuiditas.
Sedangkan, peristiwa tersebut efeknya ke perbankan Indonesia cenderung terbatas, karena perbankan dalam negeri memiliki deposito yang terdiversifikasi.
Dari dalam negeri, pada hari ini Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Komisi XI akan menggelar fit and proper test calon Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo yang merupakan calon tunggal yang diajukan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Sementara itu, Bursa AS melemah pada perdagangan akhir pekan lalu, merespons investor menarik diri dari posisinya di Bank First Republic dan saham-saham perbankan lainnya. Aksi jual saham bank kembali terjadi di tengah ketakutan berlarut terhadap sektor perbankan Negeri Paman Sam..
Indeks DJIA kehilangan 1,19 persen, ditutup pada 31.861, S&P 500 turun 1,10 persen menjadi 3.916, sementara Nasdaq turun 0,74 persen menjadi 11.630. Saham First Republic turun hampir 33 persen dan turun mendekati 72 persen.
Dari Eropa, ECB menaikkan suku bunga sesuai perkiraan 50 basis poin, mendorong biaya pinjaman ke level tertinggi sejak akhir 2008, untuk meredam inflasi yang sangat tinggi di kawasan ini.
Bursa saham regional Asia pagi ini, antara lain indeks Nikkei melemah 184,20 poin atau 0,67 persen ke 27.149,6, indeks Hang Seng turun 339,43 poin atau 1,74 persen ke 19.179,1, indeks Shanghai menguat 9,73 poin atau 0,30 persen ke 3.260,2, dan indeks Straits Times turun 17,73 poin atau 0,56 persen ke 3.165,5.
Baca juga: IHSG ditutup menguat di tengah pasar cermati perkembangan bank di AS
Baca juga: IHSG BEI Senin dibuka melemah 10,34 poin
Pewarta: Muhammad Heriyanto
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2023
Tags: