Upacara Melasti yang berlangsung di Pura Siwa Stana Giri Jalan DR. Malaihollo Ambon, Minggu, dipimpin Pandita Romo Sukardi dan diikuti sekitar 50-an umat Hindu yang ada di Kota Ambon dan sekitarnya.
Menurut Pandita Romo Sukardi, upacara Melasti merupakan rangkaian perayaan Hari Raya Nyepi yang dilakukan satu kali dalam setahun dan ada beberapa tujuan dari pelaksanaan kegiatan ini.
Misalnya Ngiring prewatek dewata yaitu mengacu pada upacara yang didahului dengan pemujaan pada Sang Hyang Widhi dan segala manifestasinya agar berjalan lancar dan tidak ada hambatan dalam bentuk apa pun sesuai tuntutan sang-Dewata.
Kemudian Angayutaken laraning jagat yang memiliki arti menghanyutkan penderitaan masyarakat.
Baca juga: Umat Hindu melaksanakan Upacara Melasti di Tuk Mas Magelang
Upacara itu juga bertujuan untuk membuat umat Hindu melenyapkan penyakit sosial dan penyakit di dalam pikiran hingga wabah penyakit yang menimpa masyarakat luas.
Papa kelesa, berarti Melasti memiliki tujuan untuk menuntun umat Hindu untuk menghilangkan kepapaannya secara individual.
"Jadi maksud dari upacara ini guna meningkatkan kesadaran umat untuk mengembalikan kelestarian alam lingkungan dengan menghilangkan sifat manusia yang merusak lingkungannya sendiri," ucapnya.
Upacara ini juga dilakukan umat Hindu dengan menyajikan sesaji berupa canang, yakni dalam bentuk rangkaian bunga di dalam tempat janur serta dupa sebagai persembahan pada Ida Bhatara yang hadir pada upacara ini.
Ritual keagamaan ini dilanjutkan dengan kegiatan arak-arakan menuju pantai Taman Makmur, Kecamatan Nusaniwe sambil membawa sesajen.
Sementara Kapolsek Nusaniwe Iptu Johan W.M Anakotta didampingi tiga personel Polsek dan empat personel bintara remaja BKO melaksanakan kegiatan pengamanan selama berlangsungnya upacara Melasti.
"Pengamanan dilakukan dari area Pura hingga kegiatan arak-arakan umat Hindu menuju pantai Taman Makmur sambil membawa sesajen," jelas Kapolsek.
Baca juga: Upacara Melasti di Magelang tanpa alunan gamelan Bali