Jakarta (ANTARA) - Ketua Komisi II DPR RI Ahmad Doli Kurnia menyebut bahwa Mantan Duta Besar Indonesia untuk Kamboja Nazaruddin Nasution merupakan sosok teladan dengan segudang bakat apik yang memberikan banyak sumbangsih-nya pada negara.

"Kalau dikaitkan dengan bagaimana membangun Indonesia dan islam di tengah pergaulan internasional, saya kira, kita harus melahirkan banyak lagi Nazaruddin Nasution karena tentu ke depan Indonesia tidak bisa lagi hanya bicara sekadar tentang in work looking melihat persoalan domestik semata, tanpa mengaitkannya dengan internasional," kata Doli dalam Peluncuran Buku 80 Tahun Dr. Nazaruddin Nasution yang diikuti secara daring di Jakarta, Sabtu.

Doli menuturkan bahwa Nazar, panggilan akrabnya, merupakan manusia produktif yang lengkap. Sebab, semangatnya untuk belajar tidak pernah padam. Hal itulah yang mengantarka-nya dari seorang aktivis menjadi diplomat.

Ia dinilai bisa menjadi sosok profil ideal bagi aktivis lainnya, karena selain mempunyai sifat berpikir kritis dan menghargai waktu, beliau merupakan seorang tokoh aktivis kebangsaan dan aktivis islam yang disiplin pada setiap hal yang dikerjakan.

Beliau dapat menjadi panutan bahwa seorang aktivis tidak boleh hanya melihat permasalahan di dalam negeri saja, melainkan harus memiliki bakat lain seperti fasih berbahasa asing dan juga mempunyai kemampuan merajut hubungan internasional.

"Kita bisa menilai bahwa sosok Bang Nazar bisa menjadi salah satu ukuran bagi kami atau guru besar kami, menjadi pelengkap kalau ada yang kurang," ucap Doli.

Baca juga: Nazaruddin tetap semangat hingga raih gelar doktor

Baca juga: Perjalanan Nazaruddin Nasution dari aktivis menjadi diplomat


Doli mengaku kagum dengan Nazar. Berawal dari anak yang tumbuh di sebuah kampung, bisa tumbuh menjadi pribadi hebat yang berhasil melewati gempuran banyak budaya dan mampu beradaptasi dengan daerah yang karakteristik-nya berbeda jauh dari kampung halamannya.

Menurutnya meski sudah berusia 80 tahun, keinginan Nazar untuk terus belajar dan tumbuh menjadi pribadi yang lebih baik terus berkembang di saat pada usianya banyak orang hanya tinggal mau menikmati hidup.

Ia berharap sosok Nazar dapat dicontoh oleh generasi masa kini agar bisa menjadi manusia yang produktif. Dimana setiap pekerjaannya bisa didokumentasikan dengan lengkap dan menjadi panutan bagi sesama.

"Bang Nazar menjadi suatu figur yang kami hormati dan contoh untuk kami semua, menjadi panutan untuk teladan," ujar Koordinator Majelis Nasional Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (KAHMI) itu.

Dalam acara itu, turut diluncurkan buku kedua Nazaruddin Nasution yang berjudul "80 Tahun Dr. Nazaruddin Nasution: Dari Diplomat Jadi Akademisi". Nazaruddin adalah Duta Besar Indonesia untuk Kamboja pada tahun 2000-2003.

Selama hidupnya, pria yang lahir di Medan pada 22 Desember 1941 itu, juga pernah berkecimpung sebagai pengacara di LBH pada tahun 1971 sampai 1973. Selama kurun waktu 2003-2005, dia sempat bertugas sebagai Asisten Menlu Urusan Hubungan dengan DPR RI, sebelum pensiun.

Kini sudah 20 tahun, Nazaruddin memilih untuk aktif menjadi akademisi yang mengajar Hubungan Internasional di tiga perguruan tinggi yakni UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Universitas Al-Azhar Jakarta, Universitas Paramadina Jakarta.