Mangku Pastika kagumi "resep di atas kanvas" dr Bagus Darmayasa
17 Maret 2023 22:58 WIB
Anggota Dewan Perwakilan Daerah Made Mangku Pastika saat berbincang dengan Dirut Rumah Sakit Puri Raharja, Denpasar, dr Gede Bagus Darmayasa, disela-sela meninjau pameran lukisan di Universitas Udayana, Denpasar, Jumat (17/3/2023). ANTARA/Ni Luh Rhismawati.
Denpasar (ANTARA) - Anggota Dewan Perwakilan Daerah Made Mangku Pastika mengagumi lukisan-lukisan hasil karya Dirut Rumah Sakit Puri Raharja, Denpasar, dr Gede Bagus Darmayasa, yang diibaratkan dapat menjadi "resep di atas kanvas".
"Ini tidak sekadar lukisan, tetapi lukisan unik yang mayoritas tentang wajah orang. Ini tidak mudah karena ada ekspresi wajah dan harus bisa menyelami jiwa orang yang dilukis itu," kata Pastika di Universitas Udayana, Denpasar, Jumat.
Baca juga: Lukisan lelet nikotin karya Gus Mus dipamerkan di Museum OHD
Pastika menyampaikan hal tersebut saat menyaksikan puluhan lukisan hasil karya pria yang karib disapa Dokter Bagus ini, yang dipamerkan memeriahkan HUT ke-61 Badan Kekeluargaan Fakultas Kedokteran Universitas Udayana.
Lukisan yang dipamerkan itu, lanjut dia, menjadi semakin unik karena pelukisnya merupakan seorang dokter yang berbakat dan Dokter Bagus bukan pelukis yang sebelumnya memang belajar khusus di sekolah pelukis.
"Dokter Bagus juga memanfaatkan talentanya untuk menjaring hubungan dengan berbagai pihak. Dengan demikian, hubungan yang kaku bisa jadi cair, yang tadinya kesal penuh kemarahan juga bisa cair dan bisa tertawa," ujar mantan Gubernur Bali dua periode itu.
Baca juga: "Seni Agawe Santosa" pajang lukisan 45 seniman lintas generasi
Hal-hal seperti in, menurut Pastika, dapat menjadi semacam healing bagi kondisi mental seseorang sehingga bisa sekaligus sebagai resep di atas kanvas. "Obat penenangnya ya lukisan dan itu ternyata manjur dan sangat manjur," katanya.
Lukisan yang fungsinya dapat menyejukkan dan menghaluskan jiwa, bagi Pastika akan semakin sempurna jika dilengkapi dengan narasi sehingga orang-orang yang awam menjadi paham.
"Ini menjadi kontribusi yang luar biasa yang dilakukan Dokter Bagus sebagai alumni Fakultas Kedokteran Unud," kata Pastika yang juga Penasihat Ikatan Alumni Universitas Udayana (Ikayana) ini.
Baca juga: Polri pamerkan hasil karya seni disabilitas di Bandara Soetta
Sementara itu Dokter Bagus mengakui melukis menjadi bagian dari kesehariannya selain tugas pokoknya sebagai Dirut RS Puri Raharja.
Baginya seni memang bisa menghaluskan jiwa seseorang karena saat melukis dia mampu menenangkan diri dan ini dinilai penting untuk meningkatkan imunitas tubuh.
"Kebetulan saya ada beberapa koleksi lukisan dan pihak Dekanat menyambut baik pameran ini. Dengan warna-warni lukisan setidaknya memberikan terapi ke masyarakat atau siapapun," ujarnya.
Baca juga: Memori ibu selalu naluriah melekat
Mantan Dirut RS Bali Mandara ini mengatakan terapi juga bisa diberikan kepada pasien yang mengalami tekanan-tekanan kejiwaan.
"Saya hadir dengan seni lukis, dengan melukis, setidaknya menghaluskan jiwa, yang tadinya tegang, mumet bisa jadi tenang," ujarnya.
Dalam pameran itu, Dokter Bagus memajang 71 lukisan dengan berbagai warna yang diberikan tema "atas nama wanita untuk cinta".
"Saya anggap wanita ini sangat menginspirasi, bagaimana seorang istri mengandung sembilan bulan, melahirkan dengan kesakitan luar biasa lalu bertanggung jawab dalam pertumbuhan si anak," ujarnya.
Baca juga: Perupa Magelang-Yogyakarta pameran karya di kawasan Candi Borobudur
Wakil Dekan II Fakultas Kedokteran (FK) Unud Dr dr I Made Sudarmaja, MKes berterima kasih atas loyalitas yang ditunjukkan Dokter Bagus sebagai alumni FK Unud.
Tak hanya jago melukis, Sudarmaja mengatakan Dokter Bagus saat kuliah juga memiliki keahlian menulis yang indah sehingga kerap menulis di spanduk-spanduk kegiatan kampus.
"Saya dulu adik kelas Dokter Bagus dan saat menjadi mahasiswa Dokter Bagus sudah kelihatan seninya bahkan saya sampai diajar menulis di spanduk," ucapnya.
Baca juga: Wagub Bali dan Menlu Meksiko buka pameran karya Covarrubias
Baca juga: DKI Kemarin, dari antisipasi banjir hingga pameran lukisan Pasar Baru
"Ini tidak sekadar lukisan, tetapi lukisan unik yang mayoritas tentang wajah orang. Ini tidak mudah karena ada ekspresi wajah dan harus bisa menyelami jiwa orang yang dilukis itu," kata Pastika di Universitas Udayana, Denpasar, Jumat.
Baca juga: Lukisan lelet nikotin karya Gus Mus dipamerkan di Museum OHD
Pastika menyampaikan hal tersebut saat menyaksikan puluhan lukisan hasil karya pria yang karib disapa Dokter Bagus ini, yang dipamerkan memeriahkan HUT ke-61 Badan Kekeluargaan Fakultas Kedokteran Universitas Udayana.
Lukisan yang dipamerkan itu, lanjut dia, menjadi semakin unik karena pelukisnya merupakan seorang dokter yang berbakat dan Dokter Bagus bukan pelukis yang sebelumnya memang belajar khusus di sekolah pelukis.
"Dokter Bagus juga memanfaatkan talentanya untuk menjaring hubungan dengan berbagai pihak. Dengan demikian, hubungan yang kaku bisa jadi cair, yang tadinya kesal penuh kemarahan juga bisa cair dan bisa tertawa," ujar mantan Gubernur Bali dua periode itu.
Baca juga: "Seni Agawe Santosa" pajang lukisan 45 seniman lintas generasi
Hal-hal seperti in, menurut Pastika, dapat menjadi semacam healing bagi kondisi mental seseorang sehingga bisa sekaligus sebagai resep di atas kanvas. "Obat penenangnya ya lukisan dan itu ternyata manjur dan sangat manjur," katanya.
Lukisan yang fungsinya dapat menyejukkan dan menghaluskan jiwa, bagi Pastika akan semakin sempurna jika dilengkapi dengan narasi sehingga orang-orang yang awam menjadi paham.
"Ini menjadi kontribusi yang luar biasa yang dilakukan Dokter Bagus sebagai alumni Fakultas Kedokteran Unud," kata Pastika yang juga Penasihat Ikatan Alumni Universitas Udayana (Ikayana) ini.
Baca juga: Polri pamerkan hasil karya seni disabilitas di Bandara Soetta
Sementara itu Dokter Bagus mengakui melukis menjadi bagian dari kesehariannya selain tugas pokoknya sebagai Dirut RS Puri Raharja.
Baginya seni memang bisa menghaluskan jiwa seseorang karena saat melukis dia mampu menenangkan diri dan ini dinilai penting untuk meningkatkan imunitas tubuh.
"Kebetulan saya ada beberapa koleksi lukisan dan pihak Dekanat menyambut baik pameran ini. Dengan warna-warni lukisan setidaknya memberikan terapi ke masyarakat atau siapapun," ujarnya.
Baca juga: Memori ibu selalu naluriah melekat
Mantan Dirut RS Bali Mandara ini mengatakan terapi juga bisa diberikan kepada pasien yang mengalami tekanan-tekanan kejiwaan.
"Saya hadir dengan seni lukis, dengan melukis, setidaknya menghaluskan jiwa, yang tadinya tegang, mumet bisa jadi tenang," ujarnya.
Dalam pameran itu, Dokter Bagus memajang 71 lukisan dengan berbagai warna yang diberikan tema "atas nama wanita untuk cinta".
"Saya anggap wanita ini sangat menginspirasi, bagaimana seorang istri mengandung sembilan bulan, melahirkan dengan kesakitan luar biasa lalu bertanggung jawab dalam pertumbuhan si anak," ujarnya.
Baca juga: Perupa Magelang-Yogyakarta pameran karya di kawasan Candi Borobudur
Wakil Dekan II Fakultas Kedokteran (FK) Unud Dr dr I Made Sudarmaja, MKes berterima kasih atas loyalitas yang ditunjukkan Dokter Bagus sebagai alumni FK Unud.
Tak hanya jago melukis, Sudarmaja mengatakan Dokter Bagus saat kuliah juga memiliki keahlian menulis yang indah sehingga kerap menulis di spanduk-spanduk kegiatan kampus.
"Saya dulu adik kelas Dokter Bagus dan saat menjadi mahasiswa Dokter Bagus sudah kelihatan seninya bahkan saya sampai diajar menulis di spanduk," ucapnya.
Baca juga: Wagub Bali dan Menlu Meksiko buka pameran karya Covarrubias
Baca juga: DKI Kemarin, dari antisipasi banjir hingga pameran lukisan Pasar Baru
Pewarta: Ni Luh Rhismawati
Editor: Tunggul Susilo
Copyright © ANTARA 2023
Tags: