13 program studi FEB dan FTP UB raih akreditasi internasional AQAS
17 Maret 2023 17:56 WIB
Rektor Universitas Brawijaya (UB) Prof Widodo (tengah baju batik) dan Konsultan AQAS Patrick Heinzer (tengah pakai jas berdasi merah) usai penyerahan sertifikat akreditasi internasional sejumlah program studi di FEB dan FTP UB di kampus UB, Jumat (17/3) (ANTARA/Endang Sukarelawati)
Malang (ANTARA) - Sebanyak 13 program studi di Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) serta Fakultas Teknologi Pertanian (FTP) Universitas Brawijaya (UB) Malang mendapatkan akreditasi internasional dari Agentur zur Qualitätssicherung an Hochschulen mit Sitz in Köln (AQAS).
Program studi (prodi) di FEB yang mendapatkan akreditasi internasional dari lembaga akreditasi internasional yang bermarkas di Jerman tersebut, di antaranya Prodi S1 Kewirausahaan, S2 dan S3 Manajemen, dan S3 Manajemen PSDKU Kampus Jakarta.
"Sedangkan prodi di FTP, di antaranya S2 dan S3 Teknologi Industri Pertanian, S2 Keteknikan Pertanian, dan S3 Ilmu Pangan," kata Rektor UB Prof Widodo di sela penyerahan sertifikat akreditasi internasional sejumlah prodi tersebut, di kampus UB di Malang, Jawa Timur, Jumat.
Baca juga: IFI buka peluang Universitas Brawijaya kerja sama dengan PT di Prancis
Menurut Prof Widodo, saat ini sudah ada 66 program studi di UB yang telah mendapatkan akreditasi internasional. "Hampir semua prodi berakreditasi dan berstandar internasional," ucapnya.
Ia mengatakan akreditasi internasional menjadi salah satu daya tarik mahasiswa asing untuk belajar di Tanah Air, termasuk di UB. Selain itu, akreditasi tersebut juga mampu meningkatkan (menggaet) kerja sama dengan perguruan tinggi di dunia.
Sementara itu, Konsultan AQAS Patrick Heinzer mengemukakan, sudah selayaknya UB mendapatkan akreditasi internasional karena memenuhi sejumlah persyaratan dan kriteria, di antaranya kurikulum.
"Kurikulum yang diterapkan sesuai dengan kebutuhan dan memenuhi standar internasional. Selain itu, iklim perkuliahan dan hubungan masyarakat kampus dengan mahasiswa dan sebaliknya sangat bagus," katanya.
Baca juga: SDGs UB bangun jejaring dengan Prancis dan Jerman
"Banyak perguruan tinggi di Indonesia yang mendapatkan akreditasi internasional dari AQAS, namun UB memiliki kelebihan dan bereputasi baik," ujar Patrick.
Menurut dia, internasionalisasi kampus menjadi tantangan sebuah perguruan tinggi. Internasionalisasi kampus tidak hanya dilihat dari kemampuan mahasiswanya dalam berbahasa Inggris, namun juga bagaimana iklim penelitian di kampus tersebut.
"Di UB ini semua sudah terstruktur dan akreditasi internasional ini menunjukkan dan memperlihatkan bahwa UB juga berperan di kancah masyarakat internasional," ujarnya.
Sementara itu, Ketua Lembaga Penjaminan Mutu (LPM) UB Dr Shinta Hadiyantina mengatakan bahwa akreditasi internasional sejumlah prodi di FEB dan FTP tersebut berlaku selama enam tahun.
Baca juga: UB jajaki kerja sama dengan Kementerian Pendidikan Saudi Arabia
Menurut Shinta, ada sejumlah kriteria yang dinilai, di antaranya kualitas dan kesesuaian kurikulum dengan kebutuhan, prosedur penjaminan mutu, proses belajar mengajar dan asesmen, administrasi, kualitas dosen, dan suasana akademik.
Program studi (prodi) di FEB yang mendapatkan akreditasi internasional dari lembaga akreditasi internasional yang bermarkas di Jerman tersebut, di antaranya Prodi S1 Kewirausahaan, S2 dan S3 Manajemen, dan S3 Manajemen PSDKU Kampus Jakarta.
"Sedangkan prodi di FTP, di antaranya S2 dan S3 Teknologi Industri Pertanian, S2 Keteknikan Pertanian, dan S3 Ilmu Pangan," kata Rektor UB Prof Widodo di sela penyerahan sertifikat akreditasi internasional sejumlah prodi tersebut, di kampus UB di Malang, Jawa Timur, Jumat.
Baca juga: IFI buka peluang Universitas Brawijaya kerja sama dengan PT di Prancis
Menurut Prof Widodo, saat ini sudah ada 66 program studi di UB yang telah mendapatkan akreditasi internasional. "Hampir semua prodi berakreditasi dan berstandar internasional," ucapnya.
Ia mengatakan akreditasi internasional menjadi salah satu daya tarik mahasiswa asing untuk belajar di Tanah Air, termasuk di UB. Selain itu, akreditasi tersebut juga mampu meningkatkan (menggaet) kerja sama dengan perguruan tinggi di dunia.
Sementara itu, Konsultan AQAS Patrick Heinzer mengemukakan, sudah selayaknya UB mendapatkan akreditasi internasional karena memenuhi sejumlah persyaratan dan kriteria, di antaranya kurikulum.
"Kurikulum yang diterapkan sesuai dengan kebutuhan dan memenuhi standar internasional. Selain itu, iklim perkuliahan dan hubungan masyarakat kampus dengan mahasiswa dan sebaliknya sangat bagus," katanya.
Baca juga: SDGs UB bangun jejaring dengan Prancis dan Jerman
"Banyak perguruan tinggi di Indonesia yang mendapatkan akreditasi internasional dari AQAS, namun UB memiliki kelebihan dan bereputasi baik," ujar Patrick.
Menurut dia, internasionalisasi kampus menjadi tantangan sebuah perguruan tinggi. Internasionalisasi kampus tidak hanya dilihat dari kemampuan mahasiswanya dalam berbahasa Inggris, namun juga bagaimana iklim penelitian di kampus tersebut.
"Di UB ini semua sudah terstruktur dan akreditasi internasional ini menunjukkan dan memperlihatkan bahwa UB juga berperan di kancah masyarakat internasional," ujarnya.
Sementara itu, Ketua Lembaga Penjaminan Mutu (LPM) UB Dr Shinta Hadiyantina mengatakan bahwa akreditasi internasional sejumlah prodi di FEB dan FTP tersebut berlaku selama enam tahun.
Baca juga: UB jajaki kerja sama dengan Kementerian Pendidikan Saudi Arabia
Menurut Shinta, ada sejumlah kriteria yang dinilai, di antaranya kualitas dan kesesuaian kurikulum dengan kebutuhan, prosedur penjaminan mutu, proses belajar mengajar dan asesmen, administrasi, kualitas dosen, dan suasana akademik.
Pewarta: Endang Sukarelawati
Editor: Bambang Sutopo Hadi
Copyright © ANTARA 2023
Tags: