Sekolah lapang gempa bumi di Jember wujudkan kesiapsiagaan warga
17 Maret 2023 15:16 WIB
Kepala BPBD Jember Sigit Akbari bersama pihak BMKG memegang peta rawan bencana tsunami di kawasan pesisir selatan Jember yang disaksikan oleh Bupati Jember Hendy Siswanto (kanan) pada pembukaan sekolah lapang di Aula Pelabuhan Perikanan Nusantara Kecamatan Puger, Kamis (16/3/2023). ANTARA/HO-Diskominfo Jember.
Jember, Jawa Timur (ANTARA) - Bupati Jember Hendy Siswanto mengatakan sekolah lapang gempa bumi di Kabupaten Jember, Jawa Timur mewujudkan kesiapsiagaan warga di pesisir selatan kabupaten setempat dalam menghadapi bencana gempa bumi yang disertai ancaman tsunami.
Sekolah lapang gempa bumi yang digelar pada Kamis (16/3) hingga Jumat tersebut diikuti puluhan warga dari berbagai profesi dengan menghadirkan beberapa pemateri dari Sekretaris Utama BMKG Dwi Budi Sutrisno, Kepala Stasiun Geofisika Nganjuk Sumber Harto serta Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Jember Sigit Akbari.
"Sekolah lapang gempa bumi itu merupakan pembekalan serta pelatihan khusus warga menghadapi gempa bumi dan tsunami yang dapat mengancam wilayah pesisir di Kabupaten Jember," kata Hendy dalam keterangan tertulis yang diterima di Jember, Jumat.
Menurutnya bencana alam yang salah satunya berupa gempa bumi dan tsunami itu bisa terjadi kapanpun, sehingga masyarakat perlu dibekali diri dengan pengetahuan yang maksimal mengenai mitigasi kebencanaan yang menjadi ikhtiar wajib bagi seluruh warga.
"Kegiatan sekolah lapang itu merupakan ikhtiar maksimal bagi masyarakat untuk menyelamatkan nyawa saudara kita di sepanjang pesisir selatan," tuturnya.
Ia berharap adanya keterlibatan semua pihak dalam penanggulangan bencana dan menjadi tidak hanya menjadi tanggung jawab beberapa pihak, sehingga dapat dengan cepat dan tepat mengatasi masalah jika terjadi terkait dengan bencana alam yang terjadi sewaktu-waktu.
"Dalam pemaparan BKMG menyebutkan bahwa pesisir Kabupaten Jember masuk kategori rawan tsunami. Ketika terjadi gempa bumi, warga punya waktu 20 menit untuk menyelamatkan diri, sehingga golden times itu harus benar-benar dimaksimalkan untuk meminimalkan korban," katanya.
Sementara itu, Sekretaris Utama (Sestama) BMKG Dwi Budi Sutrisno dalam sambutannya mengatakan bahwa pantai selatan Pulau Jawa, termasuk pantai selatan Kabupaten Jember berpotensi terjadi gempa megathrust dengan kekuatan 8,7 magnitudo.
"Gempa megathrust terjadi karena pergerakan penunjaman lempeng Indo-Australia ke bawah Jawa Timur yang terkunci pada bidang kontak antar lempeng, kemudian terjadi patahan dengan gempa kuat yang dapat memicu tsunami," katanya.
Baca juga: BMKG tingkatkan pemahaman waktu tiba tsunami di Kabupaten Sikka
Baca juga: Bangun budaya tangguh, BMKG gelar sekolah lapang gempa di Mukomuko
Baca juga: BMKG gelar Sekolah Lapang Gempa tingkatkan edukasi mitigasi bencana
Sekolah lapang gempa bumi yang digelar pada Kamis (16/3) hingga Jumat tersebut diikuti puluhan warga dari berbagai profesi dengan menghadirkan beberapa pemateri dari Sekretaris Utama BMKG Dwi Budi Sutrisno, Kepala Stasiun Geofisika Nganjuk Sumber Harto serta Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Jember Sigit Akbari.
"Sekolah lapang gempa bumi itu merupakan pembekalan serta pelatihan khusus warga menghadapi gempa bumi dan tsunami yang dapat mengancam wilayah pesisir di Kabupaten Jember," kata Hendy dalam keterangan tertulis yang diterima di Jember, Jumat.
Menurutnya bencana alam yang salah satunya berupa gempa bumi dan tsunami itu bisa terjadi kapanpun, sehingga masyarakat perlu dibekali diri dengan pengetahuan yang maksimal mengenai mitigasi kebencanaan yang menjadi ikhtiar wajib bagi seluruh warga.
"Kegiatan sekolah lapang itu merupakan ikhtiar maksimal bagi masyarakat untuk menyelamatkan nyawa saudara kita di sepanjang pesisir selatan," tuturnya.
Ia berharap adanya keterlibatan semua pihak dalam penanggulangan bencana dan menjadi tidak hanya menjadi tanggung jawab beberapa pihak, sehingga dapat dengan cepat dan tepat mengatasi masalah jika terjadi terkait dengan bencana alam yang terjadi sewaktu-waktu.
"Dalam pemaparan BKMG menyebutkan bahwa pesisir Kabupaten Jember masuk kategori rawan tsunami. Ketika terjadi gempa bumi, warga punya waktu 20 menit untuk menyelamatkan diri, sehingga golden times itu harus benar-benar dimaksimalkan untuk meminimalkan korban," katanya.
Sementara itu, Sekretaris Utama (Sestama) BMKG Dwi Budi Sutrisno dalam sambutannya mengatakan bahwa pantai selatan Pulau Jawa, termasuk pantai selatan Kabupaten Jember berpotensi terjadi gempa megathrust dengan kekuatan 8,7 magnitudo.
"Gempa megathrust terjadi karena pergerakan penunjaman lempeng Indo-Australia ke bawah Jawa Timur yang terkunci pada bidang kontak antar lempeng, kemudian terjadi patahan dengan gempa kuat yang dapat memicu tsunami," katanya.
Baca juga: BMKG tingkatkan pemahaman waktu tiba tsunami di Kabupaten Sikka
Baca juga: Bangun budaya tangguh, BMKG gelar sekolah lapang gempa di Mukomuko
Baca juga: BMKG gelar Sekolah Lapang Gempa tingkatkan edukasi mitigasi bencana
Pewarta: Zumrotun Solichah
Editor: Nurul Hayat
Copyright © ANTARA 2023
Tags: