Palangka Raya (ANTARA) - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kalimantan Tengah (Kalteng) terus melaksanakan berbagai kegiatan dan program dalam upaya penurunan angka stunting, salah satunya dengan memberikan pendampingan terhadap keluarga berisiko gangguan pertumbuhan pada anak itu.

Sekretaris Daerah (Sekda) Kalteng Nuryakin di Palangka Raya, Jumat, mengatakan, keluarga yang berisiko stunting terdata sebanyak 117.091 keluarga sasaran.

"Penanggulangan maupun pencegahan stunting dilakukan dengan pendampingan terhadap keluarga sasaran berisiko stunting oleh Tim Pendamping Keluarga di Kalteng," terangnya.

Tugas dari Tim Pendamping Keluarga adalah mengedukasi keluarga sasaran, diantaranya seperti pada ibu hamil, pasca-persalinan, dan baduta maupun balita. Melalui pendampingan ini ia mengharapkan tidak ada kasus baru yang dapat memicu naiknya angka stunting.

Nuryakin yang juga Ketua Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Kalteng menjelaskan berdasarkan hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) pada 2022 prevalensi stunting atau di provinsi itu turun sebesar 0,5 persen dari 27,4 persen pada 2021 menjadi 26,9 persen pada 2022.

Baca juga: Kalimantan Tengah berhasil turunkan prevalensi stunting

"Penanganan stunting merupakan kerja bersama dan tidak hanya bisa dilakukan hanya oleh satu instansi atau lembaga. Untuk itu kami terus bersinergi dan berkolaborasi dalam upaya menurunkan angka stunting di Kalteng," ucapnya.

Upaya lainnya dalam pencegahan maupun pengendalian stunting, lanjutnya, dengan konseling serta pemeriksaan kesehatan. Pemprov Kalteng memadukan tiga program ini dalam mengoptimalkan pencegahan stunting dari hulu hingga tumbuh kembang anak.

Pencegahan dari hulu ini, kata dia, melalui pengisian Aplikasi Elektronik Siap Nikah Siap Hamil (Elsimil) yang telah diluncurkan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) beberapa waktu lalu.

Hal ini untuk memastikan agar calon pasangan usia subur benar-benar berada pada kondisi ideal untuk menikah dan hamil. Karena itu pihaknya meminta semua pihak terkait secara aktif berpartisipasi dan menyukseskan program pendampingan, konseling, dan pemeriksaan kesehatan tiga bulan pra nikah, khususnya melalui Elsimil.

Kemudian partisipasi maupun sinergi bersama dalam mendukung percepatan penurunan stunting dapat dilakukan melalui Program Bapak Asuh Anak Stunting (BAAS), hingga menggiatkan Program Dapur Sehat Atasi Stunting (Dashat).

Baca juga: Kalimantan Tengah kolaborasikan tiga program cegah stunting dari hulu