Jakarta (ANTARA) - Rumah Detensi Imigrasi (Rudenim) Jakarta berbenah menjadi kawasan yang ramah penyandang disabilitas demi melayani warga asing yang ditampung sementara (Deteni).

Upaya pembenahan itu dilakukan untuk membangun zona integritas dalam rangka mewujudkan Wilayah Bebas dari Korupsi (WBK) dan Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani (WBBM) tahun 2023.

"Ada beberapa deteni dari negara lain karena usia dan karena ada penyakit dan sudah tua ya mereka membutuhkan fasilitas pelayanan khusus," kata Kepala Rudenim DKI Jakarta, Dimas Pramudito, saat ditemui di Rudenim Jakarta, Kalideres, Jakarta Barat, Jumat.

Baca juga: Imigrasi Jakarta Barat luncurkan layanan "Paperless" dan "e-Billing"

Baca juga: Langgar izin tinggal, belasan WNA bakal dideportasi Imigrasi Jakbar

Jalur kursi roda di gedung Rudenim Jakarta, Kalideres, Jakarta Barat, Jumat (17/3/2023) (ANTARA / Walda)
Ruang disabilitas di Rudenim Jakarta, Jumat (17/3/2023) (ANTARA / Walda)


Beberapa fasilitas yang diberikan Rudenim yakni membuat jalur khusus kursi roda dari depan pintu utama hingga ke ruang penampungan.

Membuat jalur guiding block untuk pengunjung ataupun penghuni rudenim tunanetra. Yang terbaru, pihaknya kini tengah membangun ruangan khusus untuk penyandang disabilitas.

Ruangan yang diperkirakan seluas 50x20 meter itu dilengkapi dengan empat tempat tidur dan satu kamar mandi khusus penyandang disabilitas.

"Di situ ada closet untuk disabilitas, ada pegangan di closet disabilitas, ada empat kasur dan satu kursi roda," kata Dimas.

Saat ini, tercatat baru satu deteni di Rudenim Jakarta yang tergolong penyandang disabilitas. Dia memastikan akan menambah fasilitas lain jika terjadi peningkatan jumlah deteni penyandang disabilitas.

Tidak hanya untuk penyandang disabilitas, pihaknya juga memperhatikan betul kesehatan ke 80 deteni yang ditampung di rudenim saat ini.

Upaya pemantauan kesehatan itu dilakukan dengan cara mengikut sertakan para deteni dalam pemeriksaan kesehatan atau medical check up pada Febuari lalu.

Jika dari hasil medical check up ada deteni yang membutuhkan penanganan dokter, maka pihak Rudenim akan mendampingi deteni itu untuk mendapatkan penanganan medis di rumah sakit.

Pemberian makanan sesuai dengan standar gizi yang layak juga telah diberikan guna memastikan seluruh deteni dalam kondisi sehat. Ada juga gerakan pengurangan kertas atau paperless.

Dimas mengakui untuk menyabet gelar WBK dan WBBM tidak cukup hanya dengan menambah fasilitas fisik.

Pihaknya perlu memberlakukan reformasi digital dalam proses kerja di dalam Rudenim guna meningkatkan kualitas pelayanan.

Maka dari itu, pihaknya kini tengah menggaungkan penggunaan beberapa aplikasi dalam proses kerja di Rudenim.

Beberapa aplikasi penunjang tersebut di antaranya Etrolling.

Etrolling merupakan aplikasi yang berfungsi untuk memudahkan petugas dalam melaporkan dan mengatur jadwal penjagaan deteni di Rudenim.

Selain itu ada E-DETOL yang merupakan aplikasi untuk memantau deteni di ruang isolasi sebelum masuk ke penampungan.

Dimas menjelaskan, sebelum deteni masuk ke Rudenim mereka harus diisolasi selama 14 hari. Hal tersebut dilakukan guna memastikan deteni steril sebelum masuk ke rudenim.

"Aplikasi ini untuk membantu petugas memantau warga asing selama menjalani isolasi 14 hari," kata dia.

Yang terbaru, pihaknya saat ini tengah menggunakan aplikasi Ressist (Refugee Registration and Supervision System).

Aplikasi ini digunakan petugas untuk memudahkan melakukan pemantauan terhadap para warga asing di rumah penampungan atau Community House yang tersebar di DKI Jakarta dan sekitarnya.

Nantinya, para warga asing yang ada di Community House bisa mengisi data secara mandiri lewat barcode di aplikasi ini.

Data tersebut akan masuk ke pemerintah pusat dan United Nations High Commissioner for Refugees (UNHCR).

"Ini berguna untuk mempermudah memberikan data ke pusat atau ke UNHCR terkait data pengungsi saat ini," jelas dia.

Dia berharap dengan adanya konsep ramah penyandang disabilitas dan digitalisasi pelayanan ini, Rudenim bisa memberikan pelayanan yang maksimal kepada para deteni dan seluruh masyarakat.

Baca juga: Rudenim Jakarta berbenah untuk mendapatkan gelar Wilayah Bebas Korupsi

Baca juga: Ditjen Imigrasi benarkan WNA Nigeria meninggal di Rudenim Jakarta

Baca juga: Satu keluarga pencari suaka asal Sudan dipindahkan ke Rudenim Jakarta