Simalungun, Sumut (ANTARA) - Koordinator Bidan Puskesmas Pematang Sidamanik Maria F Sihombing menyatakan warga yang tinggal di Kampung KB seperti Kampung Sait Buttu, Simalungun, Sumatera Utara, sudah memahami pentingnya mengatur jarak kehamilan dan merencanakan pembangunan keluarga yang sehat.

“Mungkin lebih ke ekonomi saya rasa. Bukan apa, mungkin dengan banyak anak otomatis pengeluaran semakin besar, jadi ibu-ibu sudah pemikirannya ke arah sana,” kata Maria saat ditemui ANTARA di Kampung KB Sait Buttu, Simalungun, Sumatera Utara, Jumat.

Ia menuturkan para perempuan di Kampung KB itu lebih proaktif untuk mengikuti Program KB dengan jenis KB yang paling diminati adalah suntik untuk jangka waktu sebulan atau tiga bulan dan implan.

Hal itu menunjukkan para ibu memiliki kesadaran bila mengatur jarak kehamilan melalui alat kontrasepsi, bisa menciptakan kehamilan yang lebih sehat dan terjarak sehingga bisa mencegah anak terkena stunting.

Stunting (sudah bisa kena) mulai dari kehamilan, itu sudah kita pantau, itu melalui lingkar lengan atas. Kita sudah wanti-wanti, misal dia di batas normal atau pas, kita langsung rujuk ke bagian gizi jadi dari dia hamil sudah diwanti-wanti,” katanya.

Maria menjelaskan para ibu yang hamil juga lebih peduli pada kandungannya karena rajin mengontrol kondisi kehamilan setiap bulan melalui pemeriksaan ANC sambil menjalankan konseling gizi di poli gizi yang disediakan layanannya oleh puskesmas setempat.

Baca juga: USAID kagum, pemberdayaan perempuan di Kampung KB sangat kuat

“Bagi ibu hamil yang indeks masa tubuhnya kurus, kami memberikan makanan pendamping contohnya biskuit untuk ibu hamil. Untuk pelayanan puskesmas kami itu 24 jam. Jadi mau jam berapapun pasien datang minimal pertolongan pertama pasti kami berikan,” ucapnya.

Di samping itu setiap keluarga juga sangat memperhatikan kerutinan anak mengkonsumsi vitamin. Setiap warga bisa diarahkan oleh pihak puskesmas untuk memberikan vitamin A dan obat cacing agar terhindar dari penyakit.

Sejauh ini kami dari pihak puskesmas pelayanan kayaknya tidak ada keluhan karena untuk masalah vitamin kesehatan anak dua kali setahun kami jalan bulan dua dan delapan itu vitamin A. Sementara untuk anak sekolah dalam kategori kurus nanti akan diberikan makanan pendamping berupa biskuit dan terus mendapatkan pantauan puskesmas.

Maria menambahkan masyarakat di Kampung KB tidak hanya dilibatkan dalam segi kesehatan, tapi juga pembangunan ekonomi secara lokal, yang terlihat dari bank sampah untuk didaur ulang menjadi kerajinan yang bisa dijual UMKM. Di kampung KB bahkan ada peternakan madu dan budi daya lele.

Ia berharap keberhasilan di Kampung KB Sait Buttu bisa dipertahankan dan meminta setiap pihak untuk bekerja sama menyebarkan informasi bila ada layanan kesehatan dari puskesmas hingga ke wilayah terkecil di sekitar agar semua keluarga bisa hidup lebih sehat.

“Semoga ini bisa dipertahankan dan ke depannya dari jauh-jauh hari sudah diberitahukan ada layanan di sini. Jadi informasi bisa tersebar luas, misal dari gereja sampai dusun atau anak dusun, agar keluarga menjadi sejahtera dan sehat juga menekan angka kematian ibu,” ujarnya.

Baca juga: BKKBN sebut delegasi kedubes tertarik dengan mekanisme Kampung KB
Baca juga: Delegasi kedubes diajak BKKBN kunjungi kampung KB di Simalungun