Sydney (ANTARA) - Saham Asia dibuka menguat pada Jumat, memperpanjang reli di Wall Street untuk mengakhiri pekan penuh gejolak yang menyaksikan krisis perbankan yang membuat imbal hasil obligasi jatuh, sementara pelaku pasar dengan tajam menurunkan ekspektasi kenaikan suku bunga di masa depan di ekonomi-ekonomi Barat.
Indeks MSCI dari saham Asia-Pasifik di luar Jepang terangkat 0,9 persen pada awal perdagangan Jumat, menghapus penurunan sebelumnya minggu ini. Nikkei Jepang terkerek 0,5 persen, indeks saham-saham unggulan China CSI 300 meningkat 0,8 persen dan Indeks Hang Seng Hong Kong melonjak 1,2 persen.
S&P 500 berjangka turun 0,1 persen dan Nasdaq berjangka datar setelah indeks-indeks saham utama AS menguat keras untuk meredakan ketakutan akan krisis perbankan global.
Baca juga: Saham Asia dibuka merosot karena ketakutan atas bank meluas
Semalam, Bank Sentral Eropa (ECB) menyampaikan kenaikan suku bunga 50 basis poin untuk melawan inflasi sejalan dengan pedoman yang sering diulang, dengan sentimen ditopang oleh dukungan besar bank sentral Swiss untuk Credit Suisse Group AG, yang mengirim saham pemberi pinjaman bermasalah itu menguat 20 persen.
Lebih lanjut membantu sentimen, sebanyak 11 bank besar AS termasuk JPMorgan Chase & Co akan menyetor sebanyak 30 miliar dolar AS ke First Republic Bank. Investor menyambut langkah tersebut dengan mengirimkan saham pemberi pinjaman yang terkena dampak 10 persen lebih tinggi.
Sementara itu, para gubernur bank sentral global pada Kamis (16/3/2023) memperkenalkan apa yang ditafsirkan oleh pengamat pasar sebagai upaya yang muncul untuk melindungi kenaikan suku bunga yang diperlukan guna melawan inflasi dari upaya terpisah untuk menenangkan kekhawatiran tentang stabilitas keuangan.
"ECB sedang mencoba untuk menarik garis yang jelas antara pertarungan inflasi dan tugasnya menjaga stabilitas keuangan. Ini adalah tema yang kemungkinan akan digaungkan oleh bank sentral lainnya," kata James Rossiter, kepala strategi makro global di TD Securities.
"Jarang gejolak keuangan muncul dalam lingkungan inflasi yang tinggi, dan sementara kondisi keuangan yang lebih ketat datang pada waktu yang tepat bagi bank sentral yang melawan inflasi, mereka tidak mungkin percaya bahwa kondisi keuangan yang lebih ketat saja akan cukup untuk mengembalikan target inflasi."
Baca juga: Saham Inggris berbalik menguat, indeks FTSE 100 bangkit 0,89 persen
Setelah kenaikan seperti yang ditunjukkan, ECB menahan diri dari memberikan panduan ke depan tentang kenaikan suku bunga di masa depan. Euribor berjangka telah memberi perkiraan penuh dalam kenaikan seperempat poin menjadi 3,25 persen pada pertemuan kebijakan ECB berikutnya dan kemungkinan pertemuan lainnya.
Pasar juga kembali ke penetapan perkiraan yang luar biasa dalam kenaikan 25 basis poin lainnya dari Federal Reserve AS pada pertemuan minggu depan, meskipun ada kemungkinan 20 persen dari Fed sebagai gantinya berhenti.
Imbal hasil obligasi pemerintah AS dua tahun terus menguat pada Jumat, naik 8 basis poin menjadi 4,2137 persen dan menjauh dari level terendah enam bulan di 3,7200 persen yang disentuh awal pekan ini. Namun, imbal hasil menuju penurunan mingguan tertajam sejak Februari 2020 ketika pasar diliputi kekacauan oleh ketakutan akan COVID-19.
Imbal hasil obligasi 10-tahun stabil di 3,5789 persen pada Jumat dan ditetapkan untuk penurunan mingguan sebesar 11 basis poin.
Dolar AS dan yen Jepang membalikkan beberapa aliran safe-haven mereka. Indeks dolar melayang di 104,38, setelah turun 0,3 persen semalam, sementara yen mundur dari tertinggi satu bulan menjadi 133,47 per dolar.
Euro stabil di 1,0615 dolar, setelah menerima dorongan dari kenaikan setengah poin ECB semalam.
"Minggu lalu telah memberikan pengingat yang tidak diinginkan tentang kerapuhan yang melekat pada sistem perbankan," kata analis di Capital Economics dalam sebuah catatan kepada klien.
"Masih ada banyak ketidakpastian. Pertanyaan kuncinya adalah apakah episode ini membuktikan periode volatilitas yang relatif singkat yang segera mereda, atau getaran pertama dari krisis perbankan besar. Pada tahap ini, jawabannya tidak dapat diketahui."
Saham Asia dibuka menguat karena gejolak perbankan mereda
17 Maret 2023 09:35 WIB
Arsip Foto - Pejalan kaki berjalan di kawasan bisnis di Tokyo, Jepang, Senin (7/12/2020). ANTARA/REUTERS/Kim Kyung-Hoon/am.
Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2023
Tags: