Bandarlampung (ANTARA) - Duta Besar RI untuk Federasi Rusia merangkap Republik Belarus Jose Tavares mempromosikan gastrodiplomasi Indonesia melalui kuliah umum di Akademi Kepresidenan Rusia atau Russian Presidential Academy of National Economy and Public Administration (RANEPA).

Rrilis KBRI Moskow diterima ANTARA di Bandarlampung, Kamis, menyebutkan selama dua jam, para dosen, staf, dan mahasiswa RANEPA antusias menyaksikan paparan Dubes Tavares pada Selasa (14/3) itu, mengenai "The art and science gastrodiplomasi Indonesia" yang merupakan bagian dari diplomasi publik atau lebih tepat diplomasi budaya.

Dubes Tavares juga menyampaikan bahwa seperti praktik negara lain pada umumnya, Indonesia menggunakan gastrodiplomasi sebagai "soft power instrument" untuk memproyeksikan citra dan identitas Indonesia sebagai negara yang multikultur, toleran, dan menghormati perbedaan.

“Gastrodiplomasi juga merupakan alat diplomasi ekonomi karena dapat mendorong ekspor produk makanan, menghadirkan gerai atau restoran Indonesia di luar negeri, dan bermanfaat bagi sektor budaya dan pariwisata Indonesia. Melalui gastrodiplomasi, dapat dikembangkan berbagai bisnis baru baik lokal maupun internasional,” katanya.

Sejalan dengan tersebut, Indonesia dewasa ini juga meluncurkan program Indonesia Spice Up the World, utamanya untuk meningkatkan perdagangan dan investasi di bidang bumbu dan herbal Indonesia.

“Indonesia adalah eksportir bumbu keempat terbesar di dunia dengan nilai 500 juta dolar AS per tahun. Untuk meningkatkan capaian tersebut, perlu konsistensi komitmen, kesinambungan program, dan kreativitas dari seluruh pihak antara lain pemerintah, swasta, dan diaspora, dalam mewujudkan keberhasilan gastrodiplomasi Indonesia,” katanya.

Sembari berdiskusi hangat, "finger food" berupa Martabak Manis dan Onde-onde pun dicicip oleh 50 peserta kuliah umum, yang antusias merasakan langsung kuliner Indonesia.
Peserta kuliah umum di auditorium Akademi Kepresidenan Rusia mengamati , serta mendokumentasikan dan mencicipi finger food Indonesia. (ANTARA/HO-KBRI MOSKOW)


Sebelum kuliah umum, Dubes Tavares dan tim KBRI Moskow bertemu Wakil Rektor Sergey Myasoedov, Wakil Rektor Andrey Margolin, Dekan Fakultas Hubungan Internasional Alexey Svishchev, dan President International Center of Gastronomy Leonid Gelibterman, dan membahas berbagai peluang kerja sama ke depan, seperti kegiatan masterclass kuliner Indonesia, program beasiswa bagi mahasiswa Rusia ke Indonesia dan sebaliknya, serta memfasilitasi kerja sama RANEPA dengan kampus di Indonesia di bidang pertukaran dosen/mahasiswa, penelitian bersama, publikasi karya ilmiah, dan sebagainya.

RANEPA adalah lembaga pendidikan terbesar di bawah kantor kepresidenan Rusia yang khusus memberikan pendidikan manajemen dan bisnis di semua tingkatan pendidikan. RANEPA menempati peringkat 10 perguruan tinggi terbaik di Rusia menurut Forbes, dan salah satu di antara lima universitas paling berpengaruh di Rusia. Kampus ini banyak melahirkan politisi dan tokoh masyarakat Rusia yang memegang jabatan tinggi di pemerintah federal, kementerian, dan otoritas regional di Rusia.

Saat ini, RANEPA memiliki 47 cabang yang tersebar dari Kaliningrad hingga Petropavlovsk-Kamchatsky serta memiliki lebih 230.000 siswa. Terdapat lebih 1000 mata kuliah yang diajarkan pada program S1 dan 500 pada program S2 di RANEPA, antara lain studi gastronomi yang menjadi salah perkuliahan di bidang manajemen bisnis internasional di RANEPA.

Baca juga: Band Keubitbit gelar lokakarya jazz pada dua kampus di Moskow
Baca juga: KBRI Moskow fasilitasi pameran seni budaya Indonesia di Torzhok
Baca juga: KBRI Moskow gelar pentas seni peringati 73 tahun hubungan diplomatik