Jakarta (ANTARA News) - Panglima TNI Marsekal TNI Djoko Suyanto meminta para prajurit yang bertugas di sepanjang perbatasan RI dan Timor Leste untuk meningkatkan kewaspadaannya menyusul meluasnya pertempuran di negara kecil dan miskin itu. Ditemui wartawan seusai menjenguk mantan presiden Soeharto di Rumah Sakit Pusat Pertamina (RSPP) Jakarta, Kamis siang, Djoko mengatakan, para prajurit yang bertugas di perbatasan hanya melayani dan menerima warga negara Indonesia yang eksodus dari Timor Leste, dan bukannya warga negara lain. Panglima juga menegaskan, tidak ada penambahan pasukan TNI di perbatasan sepanjang 230 kilometer tersebut. Sehari sebelumnya, Kepala Pusat Penerangan Mabes TNI Laksamana Muda Sunarto Sjoekronoputra kepada ANTARA mengatakan, TNI tidak akan mengirimkan bantuan militer ke Timor Leste seperti yang dilakukan Australia dan Selandia Baru. "Kita tetap hanya sebatas mewaspadai apa yang mungkin terjadi akibat memanasnya situasi di Timor Leste," katanya. TNI, katanya, belum akan mengirimkan bantuan militernya serta menambah pasukan ke perbatasan RI-Timor Leste mengingat situasi di sekitar wilayah perbatasan RI dan Timor Leste masih dapat dikendalikan. Mengenai kondisi di Dili hingga Kamis siang, pertempuran antara pasukan reguler Angkatan Bersenjata Timor Leste (FDTL) dan polisi nasional (PNTL) dengan prajurit yang dipecat karena dianggap membangkang dan desersi terus berkobar. Akibat situasi yang terus memburuk karena pertempuran bersenjata itu, kota Dili digambarkan bak seperti "killing field" (ladang pembantaian dalam konflik Kamboja-red.). "FDTL dan PNTL tercerai- berai dan Dili sudah menjadi `killing field`," kata Pemimpin Redaksi (Pemred) "Timor Post", Aderito Hugo da Costa, kepada ANTARA dari Dili, Kamis. Di tengah berkecambuknya pertempuran FDTL dan PNTL dengan ratusan tentara yang telah dipecat Panglima FDTL Brigjen Taur Matan Ruak beberapa waktu lalu itu, pasukan pemberontak juga melakukan penyusupan ke kota dan berusaha menguasai Dili. "(Kondisi) pertempuran itu disertai adanya `rebel inflitration` (penyusupan para pemberontak) di kota dan mereka berupaya menguasai kota Dili," kata Hugo da Costa. Sementara itu, seorang warga Dili mengatakan, situasi saat ini tidak bisa diprediksi. "Tembakan keras masih terdengar di sana-sini," kata seorang ibu rumah tangga.(*)