Pemerintah berencana relokasi warga bantaran Sungai Cisadane
16 Maret 2023 10:50 WIB
Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto (baju hijau rompi) meninjau lokasi tanah longsor di Kampung Sirna Sari RT 07 RW 04, Kelurahan Empang, Kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogor, Jawa Barat, Rabu (15/3/2023). (ANTARA/HO-BNPB)
Jakarta (ANTARA) - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI Suharyanto mengatakan pemerintah berencana merelokasi warga terdampak maupun mereka yang tinggal di lokasi rawan tanah longsor bantaran Sungai Cisadane.
Menurutnya, lokasi permukiman warga di bawah lereng tebing sepanjang bantaran Sungai Cisadane sangat tidak layak ditempati karena rawan bencana, sehingga relokasi menjadi jalan terbaik untuk menjauhkan warga dari potensi bencana.
"Masyarakat yang ada di daerah bencana, yang memang di daerah longsor itu sudah tidak layak tinggal di situ, itu akan direlokasi. Untuk sementara ada 18 KK (Kepala Keluarga) di situ, kemudian juga ada beberapa KK yang di tempat longsor sebelumnya belum sempat direlokasi ini pun akan direlokasi," ujar Suharyanto dalam keterangan tertulis diterima di Jakarta, Kamis.
Kepala BNPB mengatakan Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor telah menyiapkan lahan di Pamoyanan. Setelah proses perencanaan selesai, maka pembangunan rumah relokasi akan dilakukan oleh BNPB bekerja sama dengan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).
"Di daerah Pamoyanan. Ini dalam proses perencanaan dan persiapan, tanahnya begitu siap nanti pusat, BNPB bekerja sama dengan PUPR akan membangun rumah relokasi untuk satu keluarga, satu rumah," ujarnya.
Baca juga: Kepala BNPB serahkan DSP Rp500 juta dan relokasi di longsor Bogor
Hujan dengan intensitas tinggi di wilayah Kota Bogor pada Selasa (14/3) memicu terjadinya tanah longsor yang berupa tebing dengan tinggi 12 meter dan lebar 6 meter di Kampung Sirna Sari RT 07 RW 04, Kelurahan Empang, Kecamatan Bogor Selatan.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Bogor melaporkan material tanah longsor itu kemudian menimbun enam rumah dan satu tempat ibadah. Akibatnya sebanyak 17 warga tertimbun, dimana 11 ditemukan dalam kondisi selamat, dua meninggal dunia dan empat dalam pencarian.
Selain berdampak pada permukiman warga dan menyebabkan jatuhnya korban jiwa, peristiwa tanah longsor itu juga berdampak pada jalur kereta api relasi Bogor-Sukabumi sepanjang 15 meter. Atas peristiwa itu perjalanan kereta api menjadi terkendala.
Hingga hari ini tim BPBD Kota Bogor, Basarnas, TNI, Polri, pemadam kebakaran, relawan penanggulangan bencana, dan warga setempat, melanjutkan upaya pencarian, pertolongan dan evakuasi terhadap dua korban yang belum berhasil ditemukan. Adapun tim gabungan tersebut sedikit terkendala karena lokasi terdampak sulit dijangkau dan berada di tebing serta pinggiran Sungai Cisadane.
Baca juga: Tim hentikan sementara pencarian empat korban longsor Empang Bogor
Baca juga: Pemerintah Kota Bogor siapkan hunian bagi warga terdampak longsor
Menurutnya, lokasi permukiman warga di bawah lereng tebing sepanjang bantaran Sungai Cisadane sangat tidak layak ditempati karena rawan bencana, sehingga relokasi menjadi jalan terbaik untuk menjauhkan warga dari potensi bencana.
"Masyarakat yang ada di daerah bencana, yang memang di daerah longsor itu sudah tidak layak tinggal di situ, itu akan direlokasi. Untuk sementara ada 18 KK (Kepala Keluarga) di situ, kemudian juga ada beberapa KK yang di tempat longsor sebelumnya belum sempat direlokasi ini pun akan direlokasi," ujar Suharyanto dalam keterangan tertulis diterima di Jakarta, Kamis.
Kepala BNPB mengatakan Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor telah menyiapkan lahan di Pamoyanan. Setelah proses perencanaan selesai, maka pembangunan rumah relokasi akan dilakukan oleh BNPB bekerja sama dengan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).
"Di daerah Pamoyanan. Ini dalam proses perencanaan dan persiapan, tanahnya begitu siap nanti pusat, BNPB bekerja sama dengan PUPR akan membangun rumah relokasi untuk satu keluarga, satu rumah," ujarnya.
Baca juga: Kepala BNPB serahkan DSP Rp500 juta dan relokasi di longsor Bogor
Hujan dengan intensitas tinggi di wilayah Kota Bogor pada Selasa (14/3) memicu terjadinya tanah longsor yang berupa tebing dengan tinggi 12 meter dan lebar 6 meter di Kampung Sirna Sari RT 07 RW 04, Kelurahan Empang, Kecamatan Bogor Selatan.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Bogor melaporkan material tanah longsor itu kemudian menimbun enam rumah dan satu tempat ibadah. Akibatnya sebanyak 17 warga tertimbun, dimana 11 ditemukan dalam kondisi selamat, dua meninggal dunia dan empat dalam pencarian.
Selain berdampak pada permukiman warga dan menyebabkan jatuhnya korban jiwa, peristiwa tanah longsor itu juga berdampak pada jalur kereta api relasi Bogor-Sukabumi sepanjang 15 meter. Atas peristiwa itu perjalanan kereta api menjadi terkendala.
Hingga hari ini tim BPBD Kota Bogor, Basarnas, TNI, Polri, pemadam kebakaran, relawan penanggulangan bencana, dan warga setempat, melanjutkan upaya pencarian, pertolongan dan evakuasi terhadap dua korban yang belum berhasil ditemukan. Adapun tim gabungan tersebut sedikit terkendala karena lokasi terdampak sulit dijangkau dan berada di tebing serta pinggiran Sungai Cisadane.
Baca juga: Tim hentikan sementara pencarian empat korban longsor Empang Bogor
Baca juga: Pemerintah Kota Bogor siapkan hunian bagi warga terdampak longsor
Pewarta: Devi Nindy Sari Ramadhan
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2023
Tags: