Saham Asia dibuka merosot karena ketakutan atas bank meluas
16 Maret 2023 08:23 WIB
Arsip Foto - Pejalan kaki berjalan di kawasan bisnis di Tokyo, Jepang, Senin (7/12/2020). ANTARA/REUTERS/Kim Kyung-Hoon/am.
Singapura (ANTARA) - Saham Asia jatuh pada awal perdagangan Kamis pagi, sehubungan investor beralih membeli emas, obligasi, dan dolar karena ketakutan akan krisis perbankan dipicu oleh masalah baru di Credit Suisse membuat pasar gelisah menjelang pertemuan Bank Sentral Eropa (ECB) hari ini.
Nikkei Jepang tergelincir 2,0 persen pada awal perdagangan. Indeks S&P/ASX 200 Australia juga merosot 2,0 persen, dipimpin oleh kerugian saham perbankan, sementara penambang juga turun drastis karena momok tekanan perbankan di seluruh dunia membuat para pedagang keluar dari semua jenis aset sensitif pertumbuhan.
Indeks Hang Seng berjangka terpangkas 2,0 persen. Minyak mentah telah merosot ke posisi terendah 15 bulan. Emas menyentuh tertinggi enam minggu semalam.
Di New York, indeks S&P 500 turun 0,7 persen tetapi fokusnya adalah pada bank dan di Eropa di mana saham Credit Suisse anjlok 30 persen ke rekor terendah setelah pemegang saham terbesarnya, Saudi National Bank, mengatakan tidak dapat memberikan bantuan keuangan lebih lanjut.
Bank sentral Swiss berjanji untuk mendanai Credit Suisse "jika perlu", yang mengangkat indeks Wall Street dari posisi terendah dalam perdagangan sore, tetapi intervensi tersebut tidak benar-benar menenangkan ketakutan pasar. Franc Swiss turun 2,0 persen, dalam penurunan tertajam selama tujuh tahun.
Dalam pernyataan bersama, regulator keuangan Swiss dan bank sentral negara itu mengatakan Credit Suisse "memenuhi persyaratan modal dan likuiditas yang dikenakan pada bank-bank yang penting secara sistemik."
Mereka mengatakan bank bisa mengakses likuiditas dari bank sentral jika diperlukan. Pergerakan tersebut mengikuti keruntuhan pemberi pinjaman AS Silicon Valley Bank dan Signature Bank dalam beberapa hari terakhir yang telah membuat pasar keuangan bergerak seperti roller coaster.
Bank sentral Inggris mengadakan pembicaraan darurat dengan mitra internasional, surat kabar Telegraph melaporkan pada Rabu (15/3). Bank sentral Inggris menolak berkomentar.
Ekspektasi untuk kenaikan suku bunga 50 basis di Eropa telah menguap karena pasar secara radikal memikirkan kembali prospek suku bunga global sehubungan dengan kegelisahan perbankan.
Pasar uang menyiratkan peluang kurang dari 20 persen untuk kenaikan 50 basis poin dari ECB, turun dari 90 persen sehari sebelumnya.
Saham di bank-bank besar AS termasuk JPMorgan Chase, Citigroup dan Bank of America jatuh semalam, mendorong indeks perbankan S&P 500 tergelincir 3,62 persen.
Obligasi menguat tajam, mendorong imbal hasil obligasi pemerintah AS dua tahun ke level terendah sejak September di 3,72 persen pada satu titik semalam. Imbal hasil obligasi pemerintah AS 10-tahun turun 14 basis poin menjadi 3,494 persen.
Euro juga turun tajam semalam karena dolar AS melonjak, turun 1,4 persen menjadi 1,0578 dolar. Pelarian ke aset-aset yang aman memberikan dukungan kepada yen dan naik 0,6 persen menjadi 132,59 per dolar di perdagangan Asia pada Kamis pagi.
Baca juga: Saham Asia menguat, kekhawatiran bunga Fed dan krisis bank memudar
Baca juga: Saham Asia merosot, kekhawatiran penularan SVB pukul ekuitas bank
Nikkei Jepang tergelincir 2,0 persen pada awal perdagangan. Indeks S&P/ASX 200 Australia juga merosot 2,0 persen, dipimpin oleh kerugian saham perbankan, sementara penambang juga turun drastis karena momok tekanan perbankan di seluruh dunia membuat para pedagang keluar dari semua jenis aset sensitif pertumbuhan.
Indeks Hang Seng berjangka terpangkas 2,0 persen. Minyak mentah telah merosot ke posisi terendah 15 bulan. Emas menyentuh tertinggi enam minggu semalam.
Di New York, indeks S&P 500 turun 0,7 persen tetapi fokusnya adalah pada bank dan di Eropa di mana saham Credit Suisse anjlok 30 persen ke rekor terendah setelah pemegang saham terbesarnya, Saudi National Bank, mengatakan tidak dapat memberikan bantuan keuangan lebih lanjut.
Bank sentral Swiss berjanji untuk mendanai Credit Suisse "jika perlu", yang mengangkat indeks Wall Street dari posisi terendah dalam perdagangan sore, tetapi intervensi tersebut tidak benar-benar menenangkan ketakutan pasar. Franc Swiss turun 2,0 persen, dalam penurunan tertajam selama tujuh tahun.
Dalam pernyataan bersama, regulator keuangan Swiss dan bank sentral negara itu mengatakan Credit Suisse "memenuhi persyaratan modal dan likuiditas yang dikenakan pada bank-bank yang penting secara sistemik."
Mereka mengatakan bank bisa mengakses likuiditas dari bank sentral jika diperlukan. Pergerakan tersebut mengikuti keruntuhan pemberi pinjaman AS Silicon Valley Bank dan Signature Bank dalam beberapa hari terakhir yang telah membuat pasar keuangan bergerak seperti roller coaster.
Bank sentral Inggris mengadakan pembicaraan darurat dengan mitra internasional, surat kabar Telegraph melaporkan pada Rabu (15/3). Bank sentral Inggris menolak berkomentar.
Ekspektasi untuk kenaikan suku bunga 50 basis di Eropa telah menguap karena pasar secara radikal memikirkan kembali prospek suku bunga global sehubungan dengan kegelisahan perbankan.
Pasar uang menyiratkan peluang kurang dari 20 persen untuk kenaikan 50 basis poin dari ECB, turun dari 90 persen sehari sebelumnya.
Saham di bank-bank besar AS termasuk JPMorgan Chase, Citigroup dan Bank of America jatuh semalam, mendorong indeks perbankan S&P 500 tergelincir 3,62 persen.
Obligasi menguat tajam, mendorong imbal hasil obligasi pemerintah AS dua tahun ke level terendah sejak September di 3,72 persen pada satu titik semalam. Imbal hasil obligasi pemerintah AS 10-tahun turun 14 basis poin menjadi 3,494 persen.
Euro juga turun tajam semalam karena dolar AS melonjak, turun 1,4 persen menjadi 1,0578 dolar. Pelarian ke aset-aset yang aman memberikan dukungan kepada yen dan naik 0,6 persen menjadi 132,59 per dolar di perdagangan Asia pada Kamis pagi.
Baca juga: Saham Asia menguat, kekhawatiran bunga Fed dan krisis bank memudar
Baca juga: Saham Asia merosot, kekhawatiran penularan SVB pukul ekuitas bank
Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2023
Tags: