New York City (ANTARA) - Komisi Sekuritas dan Bursa serta Departemen Kehakiman Amerika Serikat (AS) sedang menyelidiki bagaimana kolapsnya Silicon Valley Bank (SVB) menjadi kegagalan bank terbesar kedua dalam sejarah negara tersebut.

The Wall Street Journal (WSJ) pada Selasa (14/3) melaporkan penyelidikan tersebut, yang dilakukan secara terpisah dan saat ini berada dalam tahap awal, meliputi investigasi penjualan saham yang dilakukan para eksekutif SVB menjelang kolapsnya bank yang berfokus pada sektor teknologi itu.

"Jaksa dan regulator sering membuka penyelidikan setelah lembaga keuangan atau perusahaan publik menderita kerugian besar yang tak terduga. Saham SVB Financial Group, yang sebelumnya memiliki bank tersebut, pekan lalu anjlok 60 persen dan perdagangannya dihentikan sejak Jumat (10/3)," kata WSJ.
"Kolapsnya Silicon Valley Bank dan Signature Bank yang berfokus pada industri kripto selama beberapa hari terakhir ini memicu langkah penyelamatan luar biasa dari para regulator dan mengakibatkan guncangan finansial yang menggoyahkan pasar, terutama saham bank regional," kata CNBC.


Selain mendukung simpanan di SVB dan Signature Bank, regulator federal juga mengumumkan fasilitas pendanaan tambahan bagi bank-bank yang bermasalah.

CFO SVB Daniel Beck menjual 2.000 saham SVB Financial pada 27 Februari, pada hari yang sama ketika CEO Gregory Becker menggunakan opsi pada 12.451 saham dan menjualnya, menurut dokumen resmi regulator.