Suharso ulas realisasi capaian major project Kementerian ESDM
14 Maret 2023 21:30 WIB
Tangkapan virtual Menteri Badan Perencanaan dan Pembangunan Nasional (Bappenas) Suharso Monoarfa (depan) bersama Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif (baju putih) dalam Rapat Tingkat Menteri, Jakarta, Selasa (14/3/2023). ANTARA/M. Baqir Idrus Alatas
Jakarta (ANTARA) - Menteri Badan Perencanaan dan Pembangunan Nasional (Bappenas) Suharso Monoarfa melakukan pertemuan dengan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif dalam rangka membahas target-target dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024.
Perjumpaan tersebut juga membicarakan penyelesaian intervensi dalam major project 2024 dan penggarapan janji Presiden dalam energi baru terbarukan, rasio elektrifikasi, dan jaringan gas kota.
“Terdapat major project yang status realisasinya belum tercapai dan sebagian lagi sudah tercapai. Major project yang statusnya belum tercapai adalah akselerasi pengembangan energi terbarukan dan konservasi energi, penyediaan tenaga listrik, infrastruktur jaringan gas kota untuk 4 juta sambungan rumah serta pengembangan dan pembangunan kilang minyak,” kata dia saat melakukan Rapat Tingkat Menteri, dikutip dari akun Instagram resmi @suharsomonoarfa, Jakarta, Selasa.
Pada kesempatan itu, Suharso juga menerangkan major project tambahan di mana Kementerian ESDM sebagai penyokongnya.
Major project tersebut mencakup pengaman pesisir di lima kota pantai utara Jawa, penguatan sistem peringatan dini bencana, destinasi pariwisata prioritas, dan reformasi sistem perlindungan sosial.
“Seluruh major project tersebut statusnya telah tercapai. Sementara itu, pembangunan kawasan industri dan 31 smelter di luar Jawa statusnya belum tercapai,” ucap Suharso.
Dalam Rencana Umum Energi Nasional (RUEN), lanjut dia, telah diamanatkan target porsi energi terbarukan dalam bauran energi primer nasional sebesar 23 persen pada tahun 2025. Namun, capaian porsi bauran energi terbarukan dalam bauran energi primer nasional baru mencapai 12,3 persen pada tahun 2022.
Menteri Bappenas mengungkapkan bahwa Indonesia memiliki potensi energi terbarukan yang mencapai 3.600 gigawatt (GW). Akan tetapi, pemanfaatan energi terbarukan untuk energi listrik hingga tahun 2022 baru mencapai 12,5 GW.
Menurut dia, salah satu potensi energi terbarukan Indonesia berasal dari komoditas sawit mengingat ada 5,8 juta 5,8 juta hektar (ha) perkebunan sawit rakyat dan 8,1 juta ha untuk perkebunan sawit swasta. Produksi CPO (Crude Palm Oil) Indonesia yang sangat besar dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku untuk biofuel atau bahan bakar nabati.
“Potensi penghematan energi dari sawit cukup besar di sektor industri dan komersial mencapai 10-30 persen, transportasi 15-35 persen, serta rumah tangga dan sektor lainnya yang mencapai 15-30 persen,” ungkapnya.
Perjumpaan tersebut juga membicarakan penyelesaian intervensi dalam major project 2024 dan penggarapan janji Presiden dalam energi baru terbarukan, rasio elektrifikasi, dan jaringan gas kota.
“Terdapat major project yang status realisasinya belum tercapai dan sebagian lagi sudah tercapai. Major project yang statusnya belum tercapai adalah akselerasi pengembangan energi terbarukan dan konservasi energi, penyediaan tenaga listrik, infrastruktur jaringan gas kota untuk 4 juta sambungan rumah serta pengembangan dan pembangunan kilang minyak,” kata dia saat melakukan Rapat Tingkat Menteri, dikutip dari akun Instagram resmi @suharsomonoarfa, Jakarta, Selasa.
Pada kesempatan itu, Suharso juga menerangkan major project tambahan di mana Kementerian ESDM sebagai penyokongnya.
Major project tersebut mencakup pengaman pesisir di lima kota pantai utara Jawa, penguatan sistem peringatan dini bencana, destinasi pariwisata prioritas, dan reformasi sistem perlindungan sosial.
“Seluruh major project tersebut statusnya telah tercapai. Sementara itu, pembangunan kawasan industri dan 31 smelter di luar Jawa statusnya belum tercapai,” ucap Suharso.
Dalam Rencana Umum Energi Nasional (RUEN), lanjut dia, telah diamanatkan target porsi energi terbarukan dalam bauran energi primer nasional sebesar 23 persen pada tahun 2025. Namun, capaian porsi bauran energi terbarukan dalam bauran energi primer nasional baru mencapai 12,3 persen pada tahun 2022.
Menteri Bappenas mengungkapkan bahwa Indonesia memiliki potensi energi terbarukan yang mencapai 3.600 gigawatt (GW). Akan tetapi, pemanfaatan energi terbarukan untuk energi listrik hingga tahun 2022 baru mencapai 12,5 GW.
Menurut dia, salah satu potensi energi terbarukan Indonesia berasal dari komoditas sawit mengingat ada 5,8 juta 5,8 juta hektar (ha) perkebunan sawit rakyat dan 8,1 juta ha untuk perkebunan sawit swasta. Produksi CPO (Crude Palm Oil) Indonesia yang sangat besar dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku untuk biofuel atau bahan bakar nabati.
“Potensi penghematan energi dari sawit cukup besar di sektor industri dan komersial mencapai 10-30 persen, transportasi 15-35 persen, serta rumah tangga dan sektor lainnya yang mencapai 15-30 persen,” ungkapnya.
Pewarta: M Baqir Idrus Alatas
Editor: Guido Merung
Copyright © ANTARA 2023
Tags: