Pemkab Sleman terus tingkatkan produksi salak pondok
14 Maret 2023 17:33 WIB
Wakil Bupati Sleman Danang Maharsa juga berkesempatan melakukan pemupukan pohon salak yang dicangkok secara langsung di lahan milik Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Salak Pondoh, Sedyo Makmur di Tlatar, Wonokerto, Selasa (14/3/2023). ANTARA/HO-Bagian Prokopim Setda Sleman
Sleman (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta terus berupaya meningkatkan produksi salak pondoh yang merupakan komoditas unggulan Sleman dan sudah mampu menembus pasar mancanegara.
"Upaya peningkatan produksi salak terus dilakukan, mengingat produksi salak pada 2022 mengalami penurunan dibandingkan pada 2021," kata Wakil Bupati Sleman Danang Maharsa.
Hal tersebut disampaikan saat menyerahkan bantuan bagi Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Salak Pondoh, Sedyo Makmur di Tlatar, Wonokerto, Selasa.
Menurut dia, penurunan produksi salak pondoh Sleman tersebut akibat maraknya alih fungsi lahan salak, baik untuk tanaman hortikultura harga tinggi seperti cabai, maupun alih fungsi lahan untuk perumahan.
"Akibatnya, produktivitas salak menurun dari 427,72 kuintal per hektare pada 2021 menjadi 425,20 kuintal per hektare di tahun 2022 dengan penurunan populasi (rumpun) salak mencapai 5,26 persen," katanya.
Danang berharap agar bantuan ini dapat dimanfaatkan petani salak secara optimal dan lebih memotivasi petani salak Sedyo Makmur untuk meningkatkan kualitas dan produksi salak pondoh melalui peremajaan pohon salak.
"Saya berharap kepada seluruh penerima bantuan untuk dapat mengoptimalkan bantuan yang diberikan dalam peremajaan pohon salak. Manfaatkan bantuan ini sesuai target yang ditetapkan," katanya.
Ia mengatakan, peningkatan produksi salak yang merupakan unggulan Sleman perlu dilakukan agar dapat memenuhi permintaan pasar yang sudah menembus pasar mancanegara.
"Dan tentunya mempertahankan eksistensi salak sebagai ikon Kabupaten Sleman," katanya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan DIY Sugeng Purwanto mengatakan Pemda DIY akan terus berkolaborasi dengan Pemkab Sleman untuk mendukung pengembangan salak pondoh sebagai ikon Sleman dan DIY.
"Ke depan bisa berkolaborasi dengan Pemkab Sleman untuk bersama-sama memajukan dan menyejahterakan petani khususnya petani salak di Sleman. Mari terus lestarikan salak pondoh. Menjadi petani itu keren," katanya.
Pada kesempatan tersebut, Wakil Bupati Sleman Danang Maharsa juga berkesempatan melakukan pemupukan pohon salak yang dicangkok secara langsung.
Sedangkan total bantuan yang diberikan yakni 17,5 ton pupuk organik, 250 kilogram pupuk NPK dan 2.840 ember cangkok yang diberikan secara simbolis kepada perwakilan petani Salak Gapoktan Sedyo Makmur yakni Ponimin dan Heri Suseno.
Baca juga: Kemendag lepas ekspor salak pondoh asal Yogyakarta ke Kamboja
Baca juga: Sleman kembali ekspor salak setelah terhenti akibat pandemi COVID-19
"Upaya peningkatan produksi salak terus dilakukan, mengingat produksi salak pada 2022 mengalami penurunan dibandingkan pada 2021," kata Wakil Bupati Sleman Danang Maharsa.
Hal tersebut disampaikan saat menyerahkan bantuan bagi Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Salak Pondoh, Sedyo Makmur di Tlatar, Wonokerto, Selasa.
Menurut dia, penurunan produksi salak pondoh Sleman tersebut akibat maraknya alih fungsi lahan salak, baik untuk tanaman hortikultura harga tinggi seperti cabai, maupun alih fungsi lahan untuk perumahan.
"Akibatnya, produktivitas salak menurun dari 427,72 kuintal per hektare pada 2021 menjadi 425,20 kuintal per hektare di tahun 2022 dengan penurunan populasi (rumpun) salak mencapai 5,26 persen," katanya.
Danang berharap agar bantuan ini dapat dimanfaatkan petani salak secara optimal dan lebih memotivasi petani salak Sedyo Makmur untuk meningkatkan kualitas dan produksi salak pondoh melalui peremajaan pohon salak.
"Saya berharap kepada seluruh penerima bantuan untuk dapat mengoptimalkan bantuan yang diberikan dalam peremajaan pohon salak. Manfaatkan bantuan ini sesuai target yang ditetapkan," katanya.
Ia mengatakan, peningkatan produksi salak yang merupakan unggulan Sleman perlu dilakukan agar dapat memenuhi permintaan pasar yang sudah menembus pasar mancanegara.
"Dan tentunya mempertahankan eksistensi salak sebagai ikon Kabupaten Sleman," katanya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan DIY Sugeng Purwanto mengatakan Pemda DIY akan terus berkolaborasi dengan Pemkab Sleman untuk mendukung pengembangan salak pondoh sebagai ikon Sleman dan DIY.
"Ke depan bisa berkolaborasi dengan Pemkab Sleman untuk bersama-sama memajukan dan menyejahterakan petani khususnya petani salak di Sleman. Mari terus lestarikan salak pondoh. Menjadi petani itu keren," katanya.
Pada kesempatan tersebut, Wakil Bupati Sleman Danang Maharsa juga berkesempatan melakukan pemupukan pohon salak yang dicangkok secara langsung.
Sedangkan total bantuan yang diberikan yakni 17,5 ton pupuk organik, 250 kilogram pupuk NPK dan 2.840 ember cangkok yang diberikan secara simbolis kepada perwakilan petani Salak Gapoktan Sedyo Makmur yakni Ponimin dan Heri Suseno.
Baca juga: Kemendag lepas ekspor salak pondoh asal Yogyakarta ke Kamboja
Baca juga: Sleman kembali ekspor salak setelah terhenti akibat pandemi COVID-19
Pewarta: Victorianus Sat Pranyoto
Editor: Nurul Aulia Badar
Copyright © ANTARA 2023
Tags: