Kupang (ANTARA) - Pengamat Politik dari Universitas Katolik Widya Mandira Kupang Mikhael Rajamuda Bataona menilai Koalisi Perubahan membutuhkan kerja keras agar figur calon presiden (capres) Anies Baswedan dapat diterima dan didukung mayoritas publik di Nusa Tenggara Timur (NTT) pada Pilpres 2024.

"Koalisi perubahan butuh kerja sangat keras di NTT agar Anies Baswedan bisa diterima dan dipilih publik di NTT karena isu politik identitas yang masih mengakar di persepsi publik," katanya ketika dihubungi di Kupang, Selasa.

Ia mengatakan isu politik identitas yang dilabelkan pada figur Anies Baswedan menjadi batu sandungan bagi Koalisi Perubahan yang terdiri dari Partai Nasdem, Partai Demokrat, dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS), yang wajib dibersihkan dari persepsi publik NTT.

Hal itu dikarenakan memori masyarakat NTT masih cukup kuat tentang bagaimana isu politik identitas dimainkan dalam Pilkada DKI Jakarta pada 2017 lalu dan rivalitas laten yang melibatkan partai-partai nasionalis versus partai-partai kanan yang menjual isu identitas.

Menurut Bataona, NTT secara natural lebih dekat dengan partai-partai nasionalis karena memang postur dan konfigurasi masyarakat NTT adalah multikultur.

"Inilah alasan masyarakat tidak suka pada isu politik identitas dan praktek politik identitas dalam model apa pun," katanya.

Secara kultural dan psikologis, kata dia, sulit bagi mayoritas masyarakat NTT untuk mendukung Anies Baswedan. Karena itu tingkat kesukaan dan penerimaan masyarakat NTT pada Koalisi Perubahan lebih rendah dibandingkan penerimaan masyarakat terhadap koalisi KIB, KIR dan PDIP.

Pemilih di NTT secara kultural dan psikologis, kata dia, berbeda karakternya dengan pemilih di daerah lain seperti Jakarta, Banten, atau Jawa Barat. Perbedaan karakter secara kultural nilah yang akan membuat jualan capres Koalisi Perubahan tidak mudah diterima di NTT.

Karena itu, Koalisi Perubahan harus bekerja keras dan mencari format-format isu kampanye yang rasional dan masuk akal sebagai antitesis dari pelabelan isu politik identitas pada Anies Baswedan.

Bataona mengatakan, meskipun demikian, pilpres akan berbeda dengan pemilihan legislatif (pileg). Meskipun bersamaan tapi figur-figur yang diusung partai-partai Koalisi Perubahan akan tetap dipilih masyarakat.

"Karena masyarakat akan melihat rekam jejak juga kedekatan figur-figur tersebut dengan masyarakat. Sehingga efek dukungan figur presiden tidak 100 persen men-downgrade posisi partai Koalisi Perubahan terutama Nasdem dn Demokrat di NTT," katanya.