Kondisi lereng Merapi masih aman, masyarakat diminta tidak perlu panik
13 Maret 2023 15:02 WIB
Luncuran awan panas Gunung Merapi terlihat dari Turi, Sleman, Minggu (12/3/2023). . ANTARA FOTO/Andreas Fitri Atmoko/rwa (Antara Foto/Andreas Fitri Atmoko)
Sleman (ANTARA) - Bupati Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Kustini Sri Purnomo menyatakan meski terjadi peningkatan aktivitas vulkanis Gunung Merapi beberapa hari terakhir, saat ini kondisi masih aman dan masyarakat untuk tidak panik.
"Namun perlu untuk hati-hati dan tetap waspada dalam menyikapi erupsi Gunung Merapi yang terjadi sejak Sabtu (11/3)," kata Kustini saat menghadiri kegiatan Sosialisasi Informasi dan Rekam Data Administrasi Kependudukan (Sisir Adminduk) di Balai Kelurahan Pakembinangun, Senin.
Menurut dia, aktivitas Gunung Merapi saat ini berbeda dengan kondisi erupsi pada 2010. Kondisi Gunung Merapi saat ini mengalami peningkatan aktivitas vulkanik namun masih dalam status siaga."Artinya aktivitas vulkanis yang tinggi tapi masih dalam radius zona yang direkomendasikan," katanya.
Baca juga: Bupati Sleman minta masyarakat waspada kenaikan aktivitas Merapi
Ia mengatakan kondisi masih aman, masyarakat tidak perlu panik dan belum saatnya dievakuasi, hanya bersiap-siap bila terjadi kenaikan eskalasi bahaya yang ditandai dengan semakin jauhnya luncuran awan panas yang melewati zona yang direkomendasikan.
"Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sleman melalui BPBD Sleman telah menyiapkan tim evakuasi sampai pada tingkat RT, RW, dusun dan kelurahan," katanya.
Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Sleman Makwan mengatakan bahwa BPBD telah menyiapkan tim evakuasi beserta armada baik yang dimiliki secara mandiri, maupun armada pendukung yang disiapkan Pemkab Sleman.
"Selain menyiapkan tim evakuasi dan armada, BPBD Sleman juga telah menyiapkan jalur evakuasi, rambu-rambu evakuasi, dan menyiapkan barak pengungsian," katanya.
Kemudian, kata dia, sebagai persiapan apabila kondisi sudah sangat kritis dan dinilai membahayakan warga masyarakat, nantinya akan dibunyikan tanda peringatan berupa bunyi sirine.
Baca juga: BPPTKG: Merapi keluarkan awan panas guguran 60 kali sejak Sabtu
"Tanda peringatan ini telah disiapkan di 36 titik yang tersebar di Kawasan Rawan Bencana (KRB) III yang dekat dengan pemukiman warga dan dilengkapi petugas Early Warning System (EWS)," katanya.
Ia mengatakan saat ini belum perlu dilakukan evakuasi, namun jika kondisi sudah mengkhawatirkan dan membahayakan, tahapan yang akan dilakukan yaitu mengumpulkan masyarakat di titik kumpul yang telah disepakati bersama lebih dulu.
"Kemudian masyarakat akan dipandu tim evakuasi menuju tempat pengungsian," katanya.
Makwan mengatakan BPBD Kabupaten Sleman telah menyiapkan sebanyak 32 barak pengungsian yang terletak di tiga kapanewon (kecamatan) yaitu Turi, Cangkringan dan Pakem dan tersebar di tujuh kelurahan.
Baca juga: Wabup Sleman: Jalur evakuasi bencana erupsi Merapi dalam kondisi siap
"Namun perlu untuk hati-hati dan tetap waspada dalam menyikapi erupsi Gunung Merapi yang terjadi sejak Sabtu (11/3)," kata Kustini saat menghadiri kegiatan Sosialisasi Informasi dan Rekam Data Administrasi Kependudukan (Sisir Adminduk) di Balai Kelurahan Pakembinangun, Senin.
Menurut dia, aktivitas Gunung Merapi saat ini berbeda dengan kondisi erupsi pada 2010. Kondisi Gunung Merapi saat ini mengalami peningkatan aktivitas vulkanik namun masih dalam status siaga."Artinya aktivitas vulkanis yang tinggi tapi masih dalam radius zona yang direkomendasikan," katanya.
Baca juga: Bupati Sleman minta masyarakat waspada kenaikan aktivitas Merapi
Ia mengatakan kondisi masih aman, masyarakat tidak perlu panik dan belum saatnya dievakuasi, hanya bersiap-siap bila terjadi kenaikan eskalasi bahaya yang ditandai dengan semakin jauhnya luncuran awan panas yang melewati zona yang direkomendasikan.
"Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sleman melalui BPBD Sleman telah menyiapkan tim evakuasi sampai pada tingkat RT, RW, dusun dan kelurahan," katanya.
Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Sleman Makwan mengatakan bahwa BPBD telah menyiapkan tim evakuasi beserta armada baik yang dimiliki secara mandiri, maupun armada pendukung yang disiapkan Pemkab Sleman.
"Selain menyiapkan tim evakuasi dan armada, BPBD Sleman juga telah menyiapkan jalur evakuasi, rambu-rambu evakuasi, dan menyiapkan barak pengungsian," katanya.
Kemudian, kata dia, sebagai persiapan apabila kondisi sudah sangat kritis dan dinilai membahayakan warga masyarakat, nantinya akan dibunyikan tanda peringatan berupa bunyi sirine.
Baca juga: BPPTKG: Merapi keluarkan awan panas guguran 60 kali sejak Sabtu
"Tanda peringatan ini telah disiapkan di 36 titik yang tersebar di Kawasan Rawan Bencana (KRB) III yang dekat dengan pemukiman warga dan dilengkapi petugas Early Warning System (EWS)," katanya.
Ia mengatakan saat ini belum perlu dilakukan evakuasi, namun jika kondisi sudah mengkhawatirkan dan membahayakan, tahapan yang akan dilakukan yaitu mengumpulkan masyarakat di titik kumpul yang telah disepakati bersama lebih dulu.
"Kemudian masyarakat akan dipandu tim evakuasi menuju tempat pengungsian," katanya.
Makwan mengatakan BPBD Kabupaten Sleman telah menyiapkan sebanyak 32 barak pengungsian yang terletak di tiga kapanewon (kecamatan) yaitu Turi, Cangkringan dan Pakem dan tersebar di tujuh kelurahan.
Baca juga: Wabup Sleman: Jalur evakuasi bencana erupsi Merapi dalam kondisi siap
Pewarta: Victorianus Sat Pranyoto
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2023
Tags: