London (ANTARA) - Perdana Menteri Georgia Irakli Garibashvili pada Minggu (12/3) meminta Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy untuk tidak mencampuri situasi politik di negaranya menyusul gelombang aksi protes pekan lalu.
Selama aksi protes terhadap Undang-undang "agen asing" yang menurut kritikus memberikan sinyal pergeseran otoriter di Georgia, Zelenskyy berterima kasih kepada pengunjuk rasa karena mengibarkan bendera Ukraina.
Menurut Zelenskyy, tindakan itu menunjukkan rasa hormat kepada Ukraina.
Zelenskyy juga mengutarakan harapannya agar Georgia "sukses secara demokratis."
Parlemen Georgia pada Jumat (10/3) membatalkan UU yang dikatakan para penentangnya sebagai aturan yang terinspirasi dari UU Rusia 2021, yang secara luas digunakan untuk menindak keras perbedaan pendapat selama satu dekade terakhir.
UU itu, menurut para penentangnya, juga membahayakan upaya Georgia untuk lebih mempererat hubungan dengan Eropa.
"Ketika seseorang yang berperang... menanggapi tindakan destruktif dari ribuan orang di sini di Georgia, ini adalah bukti langsung bahwa orang ini terlibat, termotivasi untuk mewujudkan sesuatu di sini juga, untuk berubah," kata Perdana Menteri saat wawancara dengan stasiun TV Georgia IMEDI, menurut salinan terjemahan Reuters.
Merujuk pada perang di Ukraina, Garibashvili mengatakan, "Saya ingin semua orang mengakhiri perang ini pada saat yang tepat, dan (tercipta) perdamaian."
Sumber: Reuters
Baca juga: Georgia tarik RUU agen asing setelah rakyat protes besar-besaran
Baca juga: Polisi Georgia bentrok dengan demonstran penolak RUU "agen asing"
Presiden Ukraina diminta tidak campuri urusan negara Georgia
13 Maret 2023 11:54 WIB
Arsip foto - Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy (27 Maret 2022). (ANTARA/HO-Kepresidenan Ukraina via REUTERS/as)
Penerjemah: Asri Mayang Sari
Editor: M Razi Rahman
Copyright © ANTARA 2023
Tags: