Sampang (ANTARA) - Dinas Kesehatan dan Keluarga Berencana (Dinkes-KB) Kabupaten Sampang, Jawa Timur menyatakan, sebanyak lima orang warga di wilayah itu ditemukan menderita leptospirosis, yakni penyakit berbahaya yang disebabkan oleh kencing tikus.

"Saat ini kelima orang tersebut sedang menjalani perawatan di sejumlah rumah sakit di Kabupaten Sampang ini," kata Kepala Bidang (Kabid) Kesehatan Masyarakat Dinkes-KB Pemkab Sampang Agus Mulyadi di Sampang, Jawa Timur, Ahad.

Agus menjelaskan, temuan adanya warga Sampang yang terserang leptospirosis itu, berdasarkan hasil rapat koordinasi Dinkes-KB Pemkab Sampang bersama para direktur rumah sakit dan kepala puskesmas se-Kabupaten Sampang beberapa hari lalu.

Menurutnya, penyakit leptospirosis merupakan jenis penyakit yang disebabkan oleh kencing tikus yang mengalir melalui air banjir.

Baca juga: Pakar: Persentase kematian akibat leptospirosis melebihi COVID-19

Baca juga: Warga diminta waspada penyakit kencing tikus saat curah hujan tinggi


"Dan temuan adanya warga Sampang yang menderita jenis penyakit ini, setelah Kota Sampang dilanda banjir beberapa waktu lalu," katanya, menjelaskan.

Jenis penyakit ini mudah menjangkit warga dengan air banjir atau genangan. Bakteri leptospira bisa masuk ke dalam tubuh melalui kulit, utamanya yang memiliki luka terbuka.

Penyakit juga bisa masuk ke tubuh manusia baik melalui makanan, bahkan dapat menyebabkan kematian. Sehingga, perlu penanganan medis secara cepat.

Menurut Agus Mulyadi, gejala yang bisa dikenal bagi yang terserang leptospirosis, di antaranya, mengalami demam tinggi, sakit kepala, pendarahan, nyeri otot, menggigil, mata merah, dan muntah-muntah.

"Upaya pencegahan yang bisa dilakukan ialah selalu mencuci tubuh hingga bersih menggunakan sabun, apabila terkena banjir," pesan Agus.

Menurut data Dinkes-KB Pemkab Sampang, kasus penyakit menular melalui kencing tikus ini, telah terjadi di Sampang sejak 2013, seusai terjadi banjir.

Sekitar 20 orang lebih telah meninggal dunia akibat jenis penyakit ini, bahkan pemkab pernah menetapkan status kejadian luar biasa saat sebanyak 10 orang meninggal pada 2014.

Di Jawa Timur, kasus leptospirosis hingga 5 Maret 2023 tercatat sebanyak 249 kasus dengan 9 kasus kematian.*

Baca juga: 10 warga Kabupaten Tangerang meninggal akibat wabah leptospirosis

Baca juga: Leptospirosis akut rawan jangkiti penderita komorbid