Denpasar (ANTARA) - Pemerintah Kota Denpasar bersama mahasiswa Jurusan Gizi Politeknik Kesehatan Kemenkes Denpasar bersinergi menggelar Pameran Gizi di Banjar Saba, Kelurahan Penatih, Denpasar, sebagai salah satu upaya untuk menurunkan kasus stunting (ketengkesan).

"Pameran Gizi itu digelar untuk meningkatkan pemahaman masyarakat mengenai menu seimbang," kata Kepala Dinas Kesehatan Kota Denpasar dr Anak Agung Ayu Agung Candrawati MKes saat membuka Pameran Gizi itu di Denpasar, Jumat.

Ia berharap, menu-menu dari Pameran Gizi yang mengambil tema Gerakan Sehati Ciptakan Generasi Emas Bebas Stunting itu dapat diaplikasikan oleh keluarga masing-masing sehingga diperoleh status gizi yang optimal.

Candrawati menyampaikan, angka stunting di Kota Denpasar merupakan terendah di Bali yakni 5,5 persen tahun 2022 dan sebelumnya angka stunting pada 2021 sempat menyentuh sembilan persen.

Candrawati menyampaikan walaupun kasus stunting di Kota Denpasar cukup rendah dan cenderung menurun, tetapi jumlah tersebut harus tetap ditekan agar Bali khususnya Denpasar dapat terbebas dari stunting.

Baca juga: Pemkot Denpasar raih penghargaan BKKBN karena sukses tangani stunting
Baca juga: Pemkot Denpasar-Bali gandeng Majelis Desa Adat cegah stunting

Ia berharap, stunting di Bali dapat diturunkan dari saat ini 8,0 persen menjadi 6,15 persen sesuai target di tahun 2024.

Berdasarkan survei status gizi Indonesia (SSGI) tahun 2022, angka stunting di Bali merupakan angka terendah secara nasional sedangkan stunting di Kota Denpasar merupakan terendah di Bali yakni 5,5 persen tahun 2022.

"Untuk itu perlu upaya bersama baik dari pemerintah maupun stakeholder terkait untuk bersama-sama menangani kasus stunting ini," ucapnya.

Displai yang dipamerkan meliputi menu seimbang untuk cegah anemia dan Kekurangan Energi Kronis (KEK), menu seimbang ibu menyusui, menu seimbang balita, menu seimbang cegah anemia pada remaja putri dan menu sehat cerdaskan anak sekolah.

Hadir pula pada Pameran Gizi tersebut Camat Denpasar Timur I Made Tirana, Ketua Jurusan Gizi Poltekkes Kemenkes Denpasar Dr Ni Komang Wiardani, SST, MKes serta kader posyandu se-Kelurahan Penatih.

Baca juga: BKKBN minta tiap TPK dampingi 21 keluarga berisiko stunting di Bali
Baca juga: Bali targetkan angka kasus stuntingnya tetap terendah di Indonesia

Baca juga: BKKBN: Adat dan pranikah kendala turunkan stunting di Bali