Separatis Moldova sebut telah gagalkan upaya pembunuhan pemimpin
9 Maret 2023 20:01 WIB
Ilustrasi - Kendaraan mengantre di pos pemeriksaan Bendery untuk memasuki wilayah Transdniestria yang memisahkan diri, di Moldova, 27 April 2022. ANTARA/REUTERS/Vladislav Culiomza/pri. (REUTERS/VLADISLAV CULIOMZA)
London (ANTARA) - Pasukan keamanan lokal di Transdniestria, wilayah Moldova yang dikuasai separatis yang disokong Moskow, pada Kamis menyatakan mereka telah menggagalkan upaya pembunuhan terhadap pemimpin daerah tersebut, sebagaimana dilaporkan kantor berita Rusia.
Otoritas Transdniestria mengakui daerah mereka sebagai negara merdeka meski secara internasional daerah tersebut diakui sebagai bagian Moldova. Sampai kini Rusia menempatkan pasukannya di wilayah separatis yang berbatasan dengan Ukraina itu.
Laporan tersebut menyatakan usaha pembunuhan tersebut dilancarkan oleh agensi intelijen Ukraina. Tidak jelas apakah ada bukti atas klaim tersebut.
"Kementerian keamanan negara telah menginformasikan sebuah tindakan pencegahan serangan teroris. Atas instruksi Dinas Keamanan Ukraina, sebuah tindakan kejahatan terhadap beberapa pejabat telah direncanakan. Beberapa pelaku telah ditahan," demikian laporan TASS, mengutip pernyataan otoritas Transdniestria.
Sementara itu, juru bicara Dinas Keamanan Ukraina mengatakan pimpinan institusi tersebut sedang membahas permasalahan tersebut dan akan mengeluarkan pernyataan kemudian.
Transdniestria, daerah dengan mayoritas penutur bahasa Rusia di Moldova timur yang berbatasan langsung dengan Ukraina, menyatakan memisahkan diri dari Moldova pada 1990, setahun sebelum runtuhnya Uni Soviet.
Sebuah perang singkat antara Moldova, yang ketika itu baru merdeka, melawan kaum separatis Transdniestria sempat terjadi tahun 1992.
Februari lalu, Rusia menuduh Ukraina berencana menginvasi Transdniestria setelah melancarkan operasi bendera palsu (false flag) di daerah tersebut. Ukraina dan Moldova menampik tuduhan Rusia itu.
Rusia juga menyatakan bahwa mereka akan menganggap tindakan yang mengancam keberadaan tentara Rusia yang ditempatkan di Transdniestria sebagai serangan terhadap mereka sendiri.
Di bulan yang sama, Presiden Rusia Vladimir Putin turut mencabut dekret dukungan Rusia kepada kedaulatan Moldova dalam penyelesaian masa depan wilayah Transdniestria yang disahkan tahun 2012.
Dekret yang telah dicabut itu mewajibkan Rusia mencari cara menyelesaikan masalah separatisme di Moldova berdasarkan prinsip menghormati kedaulatan dan integritas teritorial negara itu, dan status netral Republik Moldova dalam menentukan status khusus untuk Transdniestria.
Sumber: Reuters
Baca juga: Putin cabut dekrit pengakuan Moldova berdaulat di Transdniestria
Baca juga: Kremlin sebut hubungannya dengan Moldova semakin tegang
Baca juga: Moskow tepis klaim bahwa Rusia timbulkan ancaman keamanan bagi Moldova
Otoritas Transdniestria mengakui daerah mereka sebagai negara merdeka meski secara internasional daerah tersebut diakui sebagai bagian Moldova. Sampai kini Rusia menempatkan pasukannya di wilayah separatis yang berbatasan dengan Ukraina itu.
Laporan tersebut menyatakan usaha pembunuhan tersebut dilancarkan oleh agensi intelijen Ukraina. Tidak jelas apakah ada bukti atas klaim tersebut.
"Kementerian keamanan negara telah menginformasikan sebuah tindakan pencegahan serangan teroris. Atas instruksi Dinas Keamanan Ukraina, sebuah tindakan kejahatan terhadap beberapa pejabat telah direncanakan. Beberapa pelaku telah ditahan," demikian laporan TASS, mengutip pernyataan otoritas Transdniestria.
Sementara itu, juru bicara Dinas Keamanan Ukraina mengatakan pimpinan institusi tersebut sedang membahas permasalahan tersebut dan akan mengeluarkan pernyataan kemudian.
Transdniestria, daerah dengan mayoritas penutur bahasa Rusia di Moldova timur yang berbatasan langsung dengan Ukraina, menyatakan memisahkan diri dari Moldova pada 1990, setahun sebelum runtuhnya Uni Soviet.
Sebuah perang singkat antara Moldova, yang ketika itu baru merdeka, melawan kaum separatis Transdniestria sempat terjadi tahun 1992.
Februari lalu, Rusia menuduh Ukraina berencana menginvasi Transdniestria setelah melancarkan operasi bendera palsu (false flag) di daerah tersebut. Ukraina dan Moldova menampik tuduhan Rusia itu.
Rusia juga menyatakan bahwa mereka akan menganggap tindakan yang mengancam keberadaan tentara Rusia yang ditempatkan di Transdniestria sebagai serangan terhadap mereka sendiri.
Di bulan yang sama, Presiden Rusia Vladimir Putin turut mencabut dekret dukungan Rusia kepada kedaulatan Moldova dalam penyelesaian masa depan wilayah Transdniestria yang disahkan tahun 2012.
Dekret yang telah dicabut itu mewajibkan Rusia mencari cara menyelesaikan masalah separatisme di Moldova berdasarkan prinsip menghormati kedaulatan dan integritas teritorial negara itu, dan status netral Republik Moldova dalam menentukan status khusus untuk Transdniestria.
Sumber: Reuters
Baca juga: Putin cabut dekrit pengakuan Moldova berdaulat di Transdniestria
Baca juga: Kremlin sebut hubungannya dengan Moldova semakin tegang
Baca juga: Moskow tepis klaim bahwa Rusia timbulkan ancaman keamanan bagi Moldova
Penerjemah: Nabil Ihsan
Editor: Atman Ahdiat
Copyright © ANTARA 2023
Tags: