Kemendag dorong digitalisasi UMKM dan pasar untuk tingkatkan efisiensi
9 Maret 2023 14:13 WIB
Wakil Menteri Perdagangan Jerry Sambuaga (tengah) bersama CEO dan Co-Founder Dagangan Ryan Manafe (kiri) dan Distribution Head 3 PT Bank BTPN Syariah Andi Leon dalam Edukasi Digitalisasi Pasar, Warung dan UMKM Jawa Timur di Kota Malang, Jawa Timur, Kamis (9/3/2023). ANTARA/HO-Humas Kementerian Perdagangan/aa.
Malang, Jawa Timur (ANTARA) - Kementerian Perdagangan mendorong proses digitalisasi usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), pedagang pasar, dan warung di Indonesia dalam upaya meningkatkan efisiensi, yang pada akhirnya mampu memberikan stabilitas harga kepada para konsumen.
Wakil Menteri Perdagangan Jerry Sambuaga di Kota Malang, Jawa Timur, Kamis mengatakan digitalisasi UMKM, pedagang pasar, dan warung tersebut, penting dilakukan untuk menghubungkan antara pembeli dan penjual, serta distributor dan pedagang.
"Kami harus bisa memastikan digitalisasi itu sejalan dengan UMKM. Targetnya, untuk bisa digitalisasi pasar yakni menghubungkan antar pembeli dengan penjual, distributor dengan pedagang," katanya.
Jerry menjelaskan salah satu start up atau perusahaan rintisan Dagangan yang menyediakan layanan untuk menghubungkan antara distributor dengan pedagang, mampu menjaga stabilitas harga sejumlah komoditas, salah satunya adalah minyak goreng.
Menurutnya, produk Minyakita yang memiliki harga eceran tertinggi (HET) Rp14 ribu per liter atau Rp15.500 per kilogram lebih efisien saat didistribusikan menggunakan sistem digital. Harga yang diterima pedagang, lebih murah 20-30 persen dibanding menggunakan skema distribusi biasa.
"Dengan keberadaan start up digital, bisa memotong harga, harga pada saat sampai ke pedagang bisa Rp12 ribu per liter. Sehingga, saat dijual dengan HET, pedagang masih diuntungkan," katanya.
Dengan keberadaan platform digital yang mampu membentuk harga lebih murah tersebut, lanjutnya, ada peningkatan efisiensi dari proses distribusi barang.
Oleh karena itu, Kementerian Perdagangan mendorong proses digitalisasi UMKM serta para pedagang pasar.
"Ini yang harus ditingkatkan, karena, digitalisasi itu banyak memberikan efisiensi," katanya.
Dalam kesempatan itu, CEO dan Co-Founder Dagangan Ryan Manafe menambahkan, platform Dagangan mendukung berbagai program Kementerian Perdagangan dalam upaya untuk pengembangan digitalisasi pasar, warung dan UMKM.
Menurutnya, perusahaan rintisan tersebut melihat adanya tantangan yang dihadapi para pedagang pasar, toko bahan pokok dan pemilik warung dalam mendapatkan akses dan ketersediaan bahan pokok dengan harga terjangkau.
"Untuk itu kami berkomitmen meningkatkan transformasi digital dengan mempercepat digitalisasi pedagang pasar, warung dan UMKM termasuk yang ada di Jawa Timur," ujarnya.
Ia menambahkan pada 2022, Dagangan telah membantu mendistribusikan 10 juta liter minyak goreng termasuk Minyakita.
Selama lebih dari tiga tahun, Dagangan telah memberikan kemudahan kepada masyarakat di 20 ribu desa pada empat provinsi di Pulau Jawa.
Saat ini, Dagangan tengah fokus pada program digitalisasi pasar untuk UMKM, toko sembako dan warung dengan memenuhi aspek pasokan dari sisi ketersediaan dan harga terjangkau untuk kebutuhan sehari-hari.
Kemudian, platform tersebut juga berupaya untuk mewujudkan UMKM go digital untuk produk UMKM khas desa dengan memberdayakan para pelaku usaha khususnya di Jawa Timur untuk membuka akses pasar yang lebih luas serta profit yang baik melalui ekosistem digital.
Baca juga: Wamendag: Ekosistem digital tingkatkan omzet pasar rakyat
Baca juga: Jelang Ramadhan, Wamen Jerry sidak harga kebutuhan pokok di Padang
Baca juga: Wamendag ingatkan pentingnya pengaturan aset kripto dalam hukum negara
Wakil Menteri Perdagangan Jerry Sambuaga di Kota Malang, Jawa Timur, Kamis mengatakan digitalisasi UMKM, pedagang pasar, dan warung tersebut, penting dilakukan untuk menghubungkan antara pembeli dan penjual, serta distributor dan pedagang.
"Kami harus bisa memastikan digitalisasi itu sejalan dengan UMKM. Targetnya, untuk bisa digitalisasi pasar yakni menghubungkan antar pembeli dengan penjual, distributor dengan pedagang," katanya.
Jerry menjelaskan salah satu start up atau perusahaan rintisan Dagangan yang menyediakan layanan untuk menghubungkan antara distributor dengan pedagang, mampu menjaga stabilitas harga sejumlah komoditas, salah satunya adalah minyak goreng.
Menurutnya, produk Minyakita yang memiliki harga eceran tertinggi (HET) Rp14 ribu per liter atau Rp15.500 per kilogram lebih efisien saat didistribusikan menggunakan sistem digital. Harga yang diterima pedagang, lebih murah 20-30 persen dibanding menggunakan skema distribusi biasa.
"Dengan keberadaan start up digital, bisa memotong harga, harga pada saat sampai ke pedagang bisa Rp12 ribu per liter. Sehingga, saat dijual dengan HET, pedagang masih diuntungkan," katanya.
Dengan keberadaan platform digital yang mampu membentuk harga lebih murah tersebut, lanjutnya, ada peningkatan efisiensi dari proses distribusi barang.
Oleh karena itu, Kementerian Perdagangan mendorong proses digitalisasi UMKM serta para pedagang pasar.
"Ini yang harus ditingkatkan, karena, digitalisasi itu banyak memberikan efisiensi," katanya.
Dalam kesempatan itu, CEO dan Co-Founder Dagangan Ryan Manafe menambahkan, platform Dagangan mendukung berbagai program Kementerian Perdagangan dalam upaya untuk pengembangan digitalisasi pasar, warung dan UMKM.
Menurutnya, perusahaan rintisan tersebut melihat adanya tantangan yang dihadapi para pedagang pasar, toko bahan pokok dan pemilik warung dalam mendapatkan akses dan ketersediaan bahan pokok dengan harga terjangkau.
"Untuk itu kami berkomitmen meningkatkan transformasi digital dengan mempercepat digitalisasi pedagang pasar, warung dan UMKM termasuk yang ada di Jawa Timur," ujarnya.
Ia menambahkan pada 2022, Dagangan telah membantu mendistribusikan 10 juta liter minyak goreng termasuk Minyakita.
Selama lebih dari tiga tahun, Dagangan telah memberikan kemudahan kepada masyarakat di 20 ribu desa pada empat provinsi di Pulau Jawa.
Saat ini, Dagangan tengah fokus pada program digitalisasi pasar untuk UMKM, toko sembako dan warung dengan memenuhi aspek pasokan dari sisi ketersediaan dan harga terjangkau untuk kebutuhan sehari-hari.
Kemudian, platform tersebut juga berupaya untuk mewujudkan UMKM go digital untuk produk UMKM khas desa dengan memberdayakan para pelaku usaha khususnya di Jawa Timur untuk membuka akses pasar yang lebih luas serta profit yang baik melalui ekosistem digital.
Baca juga: Wamendag: Ekosistem digital tingkatkan omzet pasar rakyat
Baca juga: Jelang Ramadhan, Wamen Jerry sidak harga kebutuhan pokok di Padang
Baca juga: Wamendag ingatkan pentingnya pengaturan aset kripto dalam hukum negara
Pewarta: Vicki Febrianto
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2023
Tags: