Buenos Aires (ANTARA) - Presiden Brazil Luiz Inacio Lula da Silva mengajukan rancangan undang-undang pada Rabu (8/3) untuk mengatasi ketidaksetaraan upah yang diderita kaum perempuan di negara itu.

RUU tersebut berusaha menyeimbangkan upah antara laki-laki dan perempuan dengan peran yang sama melalui pengawasan terhadap perusahaan.

Dalam acara memperingati Hari Perempuan Internasional di Istana Planalto di ibu kota Brasilia, Lula menyampaikan pidato yang menggarisbawahi hak-hak perempuan dan penghormatan terhadap perempuan.

Ia menuduh pemerintah Jair Bolsonaro sebelumnya "kurang memiliki rasa hormat ketika memilih untuk menghancurkan kebijakan publik, memotong anggaran penting, dan diam-diam memotivasi kekerasan terhadap perempuan."

"Saya merasa puas untuk mengatakan pada Anda semua bahwa Brazil telah kembali. Kembali menghormati perempuan. Kembali memerangi diskriminasi, pelecehan, perkosaan, femisida, dan semua bentuk kekerasan terhadap perempuan."

"Statistik menunjukkan bahwa setiap hari--termasuk 8 Maret ini, ketika kita merayakan Hari Perempuan-- tiga perempuan Brazil dibunuh karena fakta sederhana bahwa mereka adalah perempuan," tambah Lula.

Dia menambahkan bahwa satu perempuan atau anak perempuan diperkosa setiap 10 menit di negara tersebut.

Lula mengatakan adalah tugas negara dan masyarakat untuk menghadapi berbagai bentuk kekerasan terhadap perempuan.

Minggu lalu, Menteri Perencanaan dan Anggaran Simone Tebet mengatakan perusahaan yang gagal mematuhi undang-undang dan upah yang setara bagi laki-laki dan perempuan akan dijatuhi denda yang besar, menurut situs berita Poder360.

Pekerja perempuan di Brazil biasanya berpenghasilan 23 persen lebih rendah dibanding pria, meski tingkat pendidikan mereka lebih tinggi, menurut Human Rights Watch.

Sumber: Anadolu

Baca juga: Presiden ECB: Lebih banyak perempuan diperlukan jadi pemimpin
Baca juga: Putin persembahkan karangan bunga pada Hari Perempuan Internasional