Kupang (ANTARA) - Personil TNI AD yang tergabung dalam Satuan Tugas Pengamanan wilayah Perbatasan RI-Republik Demokratik Timor-Leste (Satgas Pamtas RI-RDTL) satuan Yonif RK 744/SYB bersama masyarakat melakukan panen jagung sebanyak 500 kilogram di Desa Asumanu, Kecamatan Raihat, Kabupaten Belu, NTT.

Dansatgas Pamtas RI-RDTL Yonif RK 744/SYB Letkol Inf Yudhi Yahya dari Belu, Kamis, mengatakan bahwa 500 jagung yang dilakukan panen bersama itu merupakan sumber pangan masyarakat di desa itu.

"Menjadi suatu kabar gembira bagi masyarakat di sekitaran Pos Asumanu bisa memanen jagung sebanyak ini. Meskipun wilayah perbatasan ini masih terbilang rawan bencana karena cuaca yang belum stabil," katanya.

Baca juga: Gubernur NTT bersama petani di Pulau Sumba penen jagung seluas 30 ha

Lahan tersebut ujar dia merupakan lahan yang digarap bersama dengan masyarakat di Desa Asumanu, dalam rangka mendukung peningkatan perekonomian melalui sektor pertanian di daerah itu.

“Tentunya ini merupakan kabar gembira karena lahan yang kami garap dapat membuahkan hasil yang bermanfaat bagi masyarakat” ucapnya.

Ia mengatakan panen raya ini merupakan hasil kerja sama antara prajurit di Pos Asumanu dan masyarakat, yang telah menanam bersama-sama beberapa bulan lalu.

Dia juga mengatakan bahwa hasil tersebut juga merupakan program pembinaan teritorial yang dilaksanakan di tiap-tiap pos serta menunjukkan keberhasilan dalam upaya meningkatkan ketahanan pangan khususnya di wilayah perbatasan.

Sementara itu, Danpos Asumanu Serda I Nyoman Triguna Artha mengatakan 500 kg jagung itu diperoleh dari lahan seluas satu hektare. Dari hasil panen yang diperoleh, lalu dibagi rata dengan warga setempat dan anggota di Pos Asumanu.

"Beberapa hasil ini ada yang mau di giling untuk dijual, juga ada yang akan mengolah untuk di masak jadi nasi jagung," katanya.

Sebagai langkah sinergi dengan masyarakat di Desa Asumanu, saat musim kering melakukan pemeliharaan sumber mata air agar tetap mengalir lahan tani ini.

"Kami berharap tidak terjadi kekurangan pangan untuk seterusnya. Karena warga membutuhkan pangan ini sebagai sumber tenaga untuk bekerja," ucapnya.

Baca juga: Petani NTT mampu produksi jagung 9 ton/ha lewat Program TJPS