Filipina konfirmasi wabah demam babi Afrika di Provinsi Cebu
8 Maret 2023 19:09 WIB
Ilustrasi - Sejumlah petugas melakukan pengambilan sampel pada babi terkait serangan penyakit African Swine Fever (ASF) atau demam babi Africa yang menyerang ternak babi di Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur. (ANTARA/HO-Dinas Pertanian Kabupaten Sikka)
Manila (ANTARA) - Departemen Pertanian Filipina pada Rabu mengonfirmasi wabah demam babi Afrika di Provinsi Cebu dan telah menerjunkan tim penanggulangan untuk mendeteksi jangkauan infeksi.
Biro Industri Ternak Deptan menyebutkan 58 dari 149 sampel darah dari kota Carcar di Cebu terbukti positif demam babi Afrika yang tidak berbahaya bagi manusia namun sangat menular di kalangan babi.
Wabah terbaru itu menambah daftar kasus aktif di 12 dari 80 lebih provinsi di Filipina, berdasarkan data terkini Deptan.
"Semua peternak babi dan pemangku kepentingan diminta untuk melaporkan kematian babi dan penyakit yang tidak wajar ke dokter hewan/Deptan masing-masing," kata biro tersebut dalam pernyataan.
Kasus demam babi Afrika pertama kali ditemukan di Filipina pada 2019 sehingga memicu pemusnahan ribuan babi sejak saat itu dan secara drastis mengurangi populasi babi domestik.
Pengurangan pasokan babi domestik mendorong pemerintah Filipina untuk meningkatkan impor daging saat harga babi melambung, yang menambah tekanan terhadap inflasi.
Sumber: Reuters
Baca juga: Sembilan kabupaten di NTT terpapar kasus demam Babi Afrika
Baca juga: Korsel antisipasi demam babi Afrika, musnahkan 1.175 babi
Baca juga: Thailand temukan kasus demam babi Afrika di pemotongan hewan
Biro Industri Ternak Deptan menyebutkan 58 dari 149 sampel darah dari kota Carcar di Cebu terbukti positif demam babi Afrika yang tidak berbahaya bagi manusia namun sangat menular di kalangan babi.
Wabah terbaru itu menambah daftar kasus aktif di 12 dari 80 lebih provinsi di Filipina, berdasarkan data terkini Deptan.
"Semua peternak babi dan pemangku kepentingan diminta untuk melaporkan kematian babi dan penyakit yang tidak wajar ke dokter hewan/Deptan masing-masing," kata biro tersebut dalam pernyataan.
Kasus demam babi Afrika pertama kali ditemukan di Filipina pada 2019 sehingga memicu pemusnahan ribuan babi sejak saat itu dan secara drastis mengurangi populasi babi domestik.
Pengurangan pasokan babi domestik mendorong pemerintah Filipina untuk meningkatkan impor daging saat harga babi melambung, yang menambah tekanan terhadap inflasi.
Sumber: Reuters
Baca juga: Sembilan kabupaten di NTT terpapar kasus demam Babi Afrika
Baca juga: Korsel antisipasi demam babi Afrika, musnahkan 1.175 babi
Baca juga: Thailand temukan kasus demam babi Afrika di pemotongan hewan
Penerjemah: Asri Mayang Sari
Editor: Sri Haryati
Copyright © ANTARA 2023
Tags: