Surabaya (ANTARA) - Ornamen atau hiasan dalam rangka memperingati Hari Raya Nyepi Tahun Baru Saka 1945 berupa pura dan ogoh-ogoh mulai terpasang di sejumlah kawasan Kota Surabaya, Jawa Timur.

"Pemasangan ornamen itu bukan sekadar untuk merayakan Hari Raya Nyepi, tetapi juga sebagai wujud dari Surabaya kota toleransi antarumat beragama," kata Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Surabaya Agus Hebi Djuniantoro di Surabaya, Rabu.

Menurut dia, ada dua tempat ikonik yang telah terpasang ornamen Nyepi yakni di Balai Kota dan Balai Pemuda. Selain itu, ornamen serupa juga bakal dipasang di Jalan Panglima Sudirman, tepatnya di Monumen Bambu Runcing.

Untuk hiasan pura yang dipajang di depan Balai Kota Surabaya itu lengkap beserta pernak-perniknya, mulai dari janur, motif kain poleng, dan tedung atau pajeng (payung).

"Kalau di Balai Kota itu bentuk hiasannya pura dan ada gapuranya, serta ogoh-ogoh yang dikelilingi ikan Sura dan Buaya. Sedangkan yang ada di Balai Pemuda, itu hanya ada gapura dan ogoh-ogoh," kata Hebi.

Baca juga: Parade 12 ogoh-ogoh terbaik secara perdana digelar di Denpasar

Baca juga: Disbud Kota Denpasar gelar lomba ogoh-ogoh mini sambut Nyepi 2023


Sedangkan ornamen yang dipasang di Monumen Bambu Runcing, kata dia, saat ini masih dikoordinasikan lebih lanjut bersama Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Kota Surabaya, sebelum dipasang.

"Tidak asal pasang ini, kami juga harus mendapat persetujuan ketika memasangnya. Oleh karena itu, kami konsultasikan terlebih dahulu bentuk dan tempatnya di mana saja yang sesuai," kata Hebi.

Perayaan Hari Raya Nyepi pada tahun ini, mengusung tema "Melalui Dharma Agama dan Dharma Negara Kita Sukseskan Pesta Demokrasi Indonesia". "Tema ini juga ditentukan oleh PHDI Kota Surabaya, karena berbeda setiap tahunnya," ujar dia.

Rencananya, ogoh-ogoh yang ada di depan Balai Kota dan Balai Pemuda itu, akan diarak ke Pura Segara, Kenjeran, sebelum perayaan Hari Raya Nyepi pada 22 Maret 2023.

Masyarakat yang melintas di depan Balai Kota atau Balai Pemuda, juga bisa berfoto dengan latar belakang ornamen tersebut.

"Pada 20 Maret 2023 malam, akan diambil oleh PHDI untuk diarak, kemudian 21 Maret 2023 malamnya dikembalikan lagi ke Balai Kota dan Balai Pemuda, jadi tidak dibakar," kata dia.

Baca juga: Gubernur Bali izinkan pengarakan ogoh-ogoh jelang Nyepi

Baca juga: BPS Bali minta TPID antisipasi peningkatan permintaan bahan pokok