Paus Fransiskus serukan kesempatan setara bagi wanita
8 Maret 2023 17:34 WIB
Arsip - Paus Fransiskus menyapa umat dalam Misa Kudus di Mausoleum John Garang, dalam perjalanan apostoliknya, di Juba, Sudan Selatan, (5/2/2023). ANTARA FOTO/REUTERS/Yara Nardi/aww.
Kota Vatikan (ANTARA) - Paus Fransiskus pada Rabu mengecam kekerasan dan prasangka terhadap perempuan dan menyatakan kesetaraan kesempatan dan upah bagi perempuan adalah cara menciptakan dunia yang lebih damai dan berkelanjutan.
Pada sebuah prakata buku yang diterbitkan oleh situs Vatican News dalam rangka Hari Perempuan Internasional, Paus menyerukan kesetaraan dalam keberagaman pada "lapangan yang terbuka bagi semua pemain", meskipun mengakui ada perbedaan antara lelaki dan wanita.
"Saya pikir jika perempuan bisa menikmati kesetaraan kesempatan penuh, mereka dapat berkontribusi secara substansial menuju perubahan yang diperlukan demi mencapai dunia perdamaian, inklusi, setia kawan, dan berkelanjutan secara integral," kata Fransiskus.
Ia juga sempat menyinggung Hari Perempuan Internasional pada audiensi mingguan di Lapangan Santo Petrus pada Rabu waktu setempat dengan meminta hadirin "bersorak untuk semua wanita karena mereka pantas mendapatkannya."
Paus Fransiskus telah mengecam diskriminasi terhadap perempuan di masa lalu, namun, seperti pendahulunya, ia masih belum terbuka terhadap pendeta wanita.
Ajaran Gereja Katolik menyatakan bahwa hanya pria yang dapat menjadi pendeta karena Yesus menunjuk lelaki sebagai para rasul.
Pada prakata buku yang berjudul More Women's Leadership for a Better World tersebut, Paus menyatakan bahwa pemikiran perempuan berbeda adanya dengan lelaki.
"Mereka lebih peduli untuk melindungi lingkungan, tatapan mata mereka tidak jatuh pada masa lalu, melainkan ke masa depan," katanya.
Ia menambahkan, "Wanita tahu kesakitan yang mereka rasakan saat melahirkan adalah untuk mencapai kebahagiaan besar, yaitu untuk memberi kehidupan dan membuka cakrawala baru yang luas. Inilah mengapa wanita menginginkan kedamaian, selalu."
Paus mengatakan wanita harus mendapatkan upah setara dengan lelaki apabila pekerjaan mereka sama, dan kesenjangan upah antara gender merupakan ketidakadilan besar.
Ia juga mengecam "wabah" kekerasan terhadap perempuan, dengan merujuk kembali pada pernyataannya tahun 2021 saat ia menyatakan bahwa kekerasan perempuan adalah "luka merekah akibat budaya penindasan patriarkis dan macho."
Fransiskus telah menunjuk beberapa perempuan untuk tugas managerial sejak menjadi Paus pada 2013, dan tahun lalu ia berkata bahwa ada perbaikan di Vatikan setiap kali seorang wanita ditunjuk untuk mengemban tanggung jawab.
Sumber: Reuters
Baca juga: Paus kecam keras perdagangan manusia di Laut Mediterania
Baca juga: Paus Fransiskus minta umat Katolik ingat korban perang dan kaum miskin
Baca juga: Paus Fransiskus tegaskan kembali seruan untuk akhiri perang di Ukraina
Pada sebuah prakata buku yang diterbitkan oleh situs Vatican News dalam rangka Hari Perempuan Internasional, Paus menyerukan kesetaraan dalam keberagaman pada "lapangan yang terbuka bagi semua pemain", meskipun mengakui ada perbedaan antara lelaki dan wanita.
"Saya pikir jika perempuan bisa menikmati kesetaraan kesempatan penuh, mereka dapat berkontribusi secara substansial menuju perubahan yang diperlukan demi mencapai dunia perdamaian, inklusi, setia kawan, dan berkelanjutan secara integral," kata Fransiskus.
Ia juga sempat menyinggung Hari Perempuan Internasional pada audiensi mingguan di Lapangan Santo Petrus pada Rabu waktu setempat dengan meminta hadirin "bersorak untuk semua wanita karena mereka pantas mendapatkannya."
Paus Fransiskus telah mengecam diskriminasi terhadap perempuan di masa lalu, namun, seperti pendahulunya, ia masih belum terbuka terhadap pendeta wanita.
Ajaran Gereja Katolik menyatakan bahwa hanya pria yang dapat menjadi pendeta karena Yesus menunjuk lelaki sebagai para rasul.
Pada prakata buku yang berjudul More Women's Leadership for a Better World tersebut, Paus menyatakan bahwa pemikiran perempuan berbeda adanya dengan lelaki.
"Mereka lebih peduli untuk melindungi lingkungan, tatapan mata mereka tidak jatuh pada masa lalu, melainkan ke masa depan," katanya.
Ia menambahkan, "Wanita tahu kesakitan yang mereka rasakan saat melahirkan adalah untuk mencapai kebahagiaan besar, yaitu untuk memberi kehidupan dan membuka cakrawala baru yang luas. Inilah mengapa wanita menginginkan kedamaian, selalu."
Paus mengatakan wanita harus mendapatkan upah setara dengan lelaki apabila pekerjaan mereka sama, dan kesenjangan upah antara gender merupakan ketidakadilan besar.
Ia juga mengecam "wabah" kekerasan terhadap perempuan, dengan merujuk kembali pada pernyataannya tahun 2021 saat ia menyatakan bahwa kekerasan perempuan adalah "luka merekah akibat budaya penindasan patriarkis dan macho."
Fransiskus telah menunjuk beberapa perempuan untuk tugas managerial sejak menjadi Paus pada 2013, dan tahun lalu ia berkata bahwa ada perbaikan di Vatikan setiap kali seorang wanita ditunjuk untuk mengemban tanggung jawab.
Sumber: Reuters
Baca juga: Paus kecam keras perdagangan manusia di Laut Mediterania
Baca juga: Paus Fransiskus minta umat Katolik ingat korban perang dan kaum miskin
Baca juga: Paus Fransiskus tegaskan kembali seruan untuk akhiri perang di Ukraina
Penerjemah: Nabil Ihsan
Editor: Atman Ahdiat
Copyright © ANTARA 2023
Tags: