Wapres dorong pertukaran pelajar dan mahasiswa Indonesia-Jepang
8 Maret 2023 16:28 WIB
Wapres Ma'ruf Amin bertemu dengan Presiden Universitas Kyoto Nagahiro Minato di Universitas Kyoto, Jepang, Rabu (8/3/2023). ANTARA/HO-BPMI Setwapres/am.
Kyoto (ANTARA) - Wakil Presiden RI Ma’ruf Amin mendorong pertukaran pelajar dan mahasiswa antara Indonesia dengan Jepang untuk menguatkan pemahaman budaya dan lintas agama.
“Untuk menguatkan pemahaman budaya dan lintas agama, saya mengajak dibentuknya satu platform kerja sama antara Jepang dan Indonesia terkait dengan penguatan pemahaman lintas agama, antara lain berupa pertukaran pelajar atau mahasiswa antara Indonesia dan Jepang,” ujar Wapres di Kyoto, Jepang, Rabu.
Hal itu disampaikan Wapres saat memberikan kuliah umum di hadapan Civitas Akademika Universitas Kyoto, Jepang, Rabu.
Wapres berharap adanya kunjungan para pelajar/mahasiswa Indonesia ke Jepang untuk melihat perkembangan kemajuan Jepang dan budaya toleransi beragama di Jepang yang sangat bagus.
Di sisi lain, menurutnya, pelajar/mahasiswa Jepang datang ke Indonesia untuk melihat secara langsung budaya toleransi kehidupan beragama di Indonesia.
Pada kuliah umum bertajuk “Pengalaman Indonesia dalam Memperkuat Dialog Lintas Agama dan Islam Moderat sebagai Kontribusi untuk Menciptakan Perdamaian Dunia” itu, Wapres menuturkan bahwa dalam masyarakat multietnik dan multiagama, kebutuhan akan dialog menjadi salah satu pilar untuk merawat, memperkuat persatuan, dan kesatuan bangsa.
Baca juga: Wapres jelaskan kunci persatuan Indonesia di Universitas Kyoto
Baca juga: Wapres harap Universitas Kyoto prioritaskan penerimaan pelajar RI
"Dialog adalah pengakuan akan keniscayaan perbedaan dalam arti keberagaman dalam hidup kemanusiaan mutlak yang mensyaratkan prinsip pengakuan keberadaan dan hak orang lain," terangnya.
Dialog ini, tutur Wapres, diperlukan tidak hanya dalam sebuah negara-bangsa, tetapi juga antarbangsa.
Wapres memaparkan bahwa dialog lintas agama dan budaya harus memberikan perhatian kepada masalah-masalah yang menjadi kepentingan peradaban manusia.
Beberapa di antaranya, kata dia, seperti mempromosikan hidup berdampingan lintas pemeluk agama, menghormati kebebasan beragama bagi setiap individu, membangun etika sosial, dan global dalam menangani potensi konflik lintas agama.
“Termasuk, menyebarkan budaya moderat dalam upaya menyelesaikan fenomena ekstremisme dan tindak kekerasan atas nama agama, serta meningkatkan harkat martabat manusia,” jelasnya.
Di samping itu, lanjut Wapres, dialog harus berkontribusi bagi penanggulangan kemiskinan dan ketertinggalan dalam pendidikan, pencegahan kerusakan lingkungan hidup, dan penyelesaian masalah-masalah lainnya.
“Untuk menguatkan pemahaman budaya dan lintas agama, saya mengajak dibentuknya satu platform kerja sama antara Jepang dan Indonesia terkait dengan penguatan pemahaman lintas agama, antara lain berupa pertukaran pelajar atau mahasiswa antara Indonesia dan Jepang,” ujar Wapres di Kyoto, Jepang, Rabu.
Hal itu disampaikan Wapres saat memberikan kuliah umum di hadapan Civitas Akademika Universitas Kyoto, Jepang, Rabu.
Wapres berharap adanya kunjungan para pelajar/mahasiswa Indonesia ke Jepang untuk melihat perkembangan kemajuan Jepang dan budaya toleransi beragama di Jepang yang sangat bagus.
Di sisi lain, menurutnya, pelajar/mahasiswa Jepang datang ke Indonesia untuk melihat secara langsung budaya toleransi kehidupan beragama di Indonesia.
Pada kuliah umum bertajuk “Pengalaman Indonesia dalam Memperkuat Dialog Lintas Agama dan Islam Moderat sebagai Kontribusi untuk Menciptakan Perdamaian Dunia” itu, Wapres menuturkan bahwa dalam masyarakat multietnik dan multiagama, kebutuhan akan dialog menjadi salah satu pilar untuk merawat, memperkuat persatuan, dan kesatuan bangsa.
Baca juga: Wapres jelaskan kunci persatuan Indonesia di Universitas Kyoto
Baca juga: Wapres harap Universitas Kyoto prioritaskan penerimaan pelajar RI
"Dialog adalah pengakuan akan keniscayaan perbedaan dalam arti keberagaman dalam hidup kemanusiaan mutlak yang mensyaratkan prinsip pengakuan keberadaan dan hak orang lain," terangnya.
Dialog ini, tutur Wapres, diperlukan tidak hanya dalam sebuah negara-bangsa, tetapi juga antarbangsa.
Wapres memaparkan bahwa dialog lintas agama dan budaya harus memberikan perhatian kepada masalah-masalah yang menjadi kepentingan peradaban manusia.
Beberapa di antaranya, kata dia, seperti mempromosikan hidup berdampingan lintas pemeluk agama, menghormati kebebasan beragama bagi setiap individu, membangun etika sosial, dan global dalam menangani potensi konflik lintas agama.
“Termasuk, menyebarkan budaya moderat dalam upaya menyelesaikan fenomena ekstremisme dan tindak kekerasan atas nama agama, serta meningkatkan harkat martabat manusia,” jelasnya.
Di samping itu, lanjut Wapres, dialog harus berkontribusi bagi penanggulangan kemiskinan dan ketertinggalan dalam pendidikan, pencegahan kerusakan lingkungan hidup, dan penyelesaian masalah-masalah lainnya.
Pewarta: Rangga Pandu Asmara Jingga
Editor: Herry Soebanto
Copyright © ANTARA 2023
Tags: