Singapura (ANTARA) - Harga minyak stabil di awal perdagangan Asia pada Rabu pagi, karena data industri menunjukkan penurunan dalam persediaan minyak mentah AS, setelah pasar jatuh di sesi sebelumnya karena kekhawatiran kenaikan suku bunga AS yang lebih agresif akan menekan permintaan.
Minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Mei terdongkrak delapan sen, menjadi diperdagangkan di 83,37 dolar AS per barel pada pukul 01.20 GMT. Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS untuk April turun empat sen menjadi diperdagangkan di 77,54 dolar AS per barel.
Mendukung pasar pada Rabu, data dari American Petroleum Institute (API) menunjukkan persediaan minyak mentah AS turun sekitar 3,8 juta barel dalam pekan yang berakhir 3 Maret, menurut sumber pasar. Penurunan tersebut menentang perkiraan kenaikan 400.000 barel stok minyak mentah dari sembilan analis yang disurvei oleh Reuters.
Persediaan bensin naik sekitar 1,8 juta barel, sementara stok sulingan naik sekitar 1,9 juta barel, menurut sumber yang berbicara tanpa menyebut nama.
Baik Brent maupun WTI turun lebih dari 3,0 persen pada Selasa (7/3/2023) setelah komentar dari Ketua Federal Reserve AS Jerome Powell bahwa bank sentral kemungkinan perlu menaikkan suku bunga lebih dari yang diharapkan sebagai tanggapan atas data kuat baru-baru ini.
"Ini menimbulkan kekhawatiran akan permintaan yang lebih lemah di AS," kata analis ANZ Research dalam sebuah catatan kepada klien.
Komentar Powell mendorong dolar AS lebih kuat, yang biasanya diperdagangkan terbalik dengan minyak, mencapai level tertinggi tiga bulan terhadap sekeranjang mata uang utama lainnya.
Indeks dolar naik setinggi 105,65, melonjak 1,3 persen pada Selasa (7/3/2023) dan tertinggi sejak 6 Desember. Euro turun 1,28 persen menjadi diperdagangkan di 1,0548 dolar.
Minyak stabil di Asia, penurunan stok AS imbangi khawatir bunga naik
8 Maret 2023 09:29 WIB
Ilustrasi - Harga minyak dunia. ANTARA/Shuterstock/pri.
Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Guido Merung
Copyright © ANTARA 2023
Tags: