Denpasar (ANTARA) - Kantor Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) Bali menyatakan secara resmi menghentikan operasi SAR terhadap sembilan anak buah kapal yang belum ditemukan dalam insiden tenggelamnya KM Linggar Petak 89 di perairan selatan Bali setelah tujuh hari pencarian.

"Hari ini tepat pukul 16.20 WITA, Operasi SAR KM Linggar Petak 89 dinyatakan ditutup pada hari ke-7, tanggal 6 Maret 2023," kata Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) Bali Gede Darmada selaku SAR Mission Coordinator saat memberikan keterangan kepada media di Pelabuhan Benoa, Denpasar, Bali, Senin sore.

Gede Darmada mengatakan penghentian tersebut sesuai dengan amanat Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2014 tentang batas waktu maksimal pencarian korban. Namun demikian, operasi SAR akan dibuka kembali sekiranya ada tanda-tanda yang mengarah kepada penemuan sembilan anak buah kapal yang hingga kini belum ditemukan.

Selain perintah undang-undang, kata Darmada, potensi orang untuk bertahan hidup di lautan maksimal selama tujuh hari.

Basarnas Bali juga telah mengeluarkan Maklumat Pelayaran (Mapel) kepada kapal-kapal yang berlayar melalui jalur tersebut di mana isinya apabila menemukan korban dapat melaporkan langsung ke Basarnas.

"Saya selaku SAR Mission Coordinator diberikan kewenangan oleh undang-undang tersebut untuk menghentikan karena memang tidak ada tanda-tanda ditemukan. Sekiranya nanti kami menerima laporan dari kapal-kapal yang melintas, yang menemukan tanda-tanda penemuan korban agar bisa melapor ke Basarnas untuk selanjutnya bisa kami lakukan aksi untuk evakuasi," katanya.

Baca juga: Basarnas cari 10 penumpang KM Linggar Petak 89 di Samudera Hindia
Darmada mengatakan hasil pencarian selama tujuh hari, tim SAR gabungan telah menemukan lima korban selamat dan satu meninggal dunia. sedangkan sembilan orang lainnya dinyatakan masih hilang.

Dia juga menyampaikan bela sungkawa atas musibah yang menimpa KM Linggar Petak 89 khususnya bagi keluarga korban yang meninggal dunia dan yang belum ditemukan.

"Saya menyampaikan duka yang mendalam kepada keluarga korban yang dinyatakan meninggal dunia dan masih hilang atas tragedi tenggelamnya KM Linggar Petak 89. Semoga keluarga dapat diberikan ketabahan dalam menghadapi kondisi ini," kata dia.

Gede Darmada juga menyampaikan terima kasih kepada segenap Tim SAR gabungan dari unsur TNI/Polri, instansi pemerintah, tim medis, relawan dan potensi SAR atas dedikasinya dalam upaya pencarian dan pertolongan kepada KM Linggar Petak 89.


Sebelumnya, Kantor Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) Bali menerima laporan dan melakukan pencarian terhadap 15 ABK Kapal Motor Linggar Petak 89 yang terbalik dan tenggelam di perairan Samudera Hindia pada Selasa (28/2).

Baca juga: Basarnas: pencarian 10 warga korban kapal tenggelam terkendala cuaca

Lima orang pada hari tersebut ditemukan oleh KM Nusantara yang kebetulan melintas di sekitar tempat KM Linggar Petak 89 tenggelam, di mana satu di antaranya meninggal dunia. Pada Kamis (2/3), tim SAR gabungan menemukan satu orang ABK dalam keadaan selamat.
Kapal yang berlayar dari Pelabuhan Benoa menuju Fishing Ground mengalami kecelakaan diterjang ombak ketika berada di posisi koordinat 09°21'S-115°03'T.

Dalam pelaksanaan operasi SAR KM Linggar Petak 89 melibatkan KN SAR Arjuna, KRI Singa 651, RIB 05, KM Bahari Nusantara, KM Bahari Nusantara 25, serta perahu nelayan setempat.
Sementara itu, Rai Suandi yang merupakan agen kapal Linggar Petak 89 dari PT Sumber Mina Samudera memberikan klarifikasi bahwa Kapal Motor Linggar Petak 89 sudah dilengkapi radio SSB (Single Side Band).

“Peralatan memang harus ada dan diinformasikan. Saya klarifikasi sedikit, radio SSB itu ada semua. Kalau tidak ada radio SSB itu tidak bisa kerja,” kata dia saat ditemui di Pelabuhan Benoa, Denpasar, Senin.

Selain itu, dia juga membantah jika KM Linggar Petak 89 tidak dilengkapi peralatan keamanan seperti "life jacket" dan pelampung. Rai mengatakan kepanikan ABK akibat diterjang ombak yang menyebabkan mereka memilih cara tercepat untuk memegang bola pelampung di jaring kapal.

Baca juga: Tim SAR temukan satu dari 10 korban tenggelamnya KM Linggar Petak 89
“Ada baju renang dan rakit, karena mendadak seperti itu kan orang panik, apa yang terapung dipakai,” kata dia.