Brussels (ANTARA) - WhatsApp sepakat untuk lebih transparan lagi dalam perubahan kebijakan privasi yang sudah mereka terapkan pada 2021, kata Komisi Eropa pada Senin.

Janji WhatsApp ini disampaikan setelah lembaga-lembaga perlindungan konsumen di seluruh Eropa mengeluhkan kebijakan privasi anak perusahaan Meta Platforms itu.

Organisasi Konsumen Eropa (BEUC) dan otoritas Jejaring Eropa untuk Konsumen tahun lalu menilai WhatsApp tidak mengklarifikasi perubahan kebijakan privasi itu dalam bahasa yang jelas dan mudah dipahami sehingga dianggap melanggar undang-undang Uni Eropa.

Pemerintah negara-negara anggota Uni Eropa bisa menjatuhkan sanksi kepada perusahaan yang melanggar undang-undang Uni Eropa.

WhatsApp kini sudah setuju menjelaskan perubahan pada kontrak kepada para penggunanya di Uni Eropa dan dampaknya terhadap hak-hak pengguna di Uni Eropa.

WhatsApp juga sepakat untuk menampilkan kemungkinan pengguna menerima atau menolak perubahan kebijakan privasi itu dan dan memastikan pengguna bisa dengan mudah menutup pemberitahuan pop-up dalam setiap pembaruan.

Perusahaan itu juga menjamin data pribadi pengguna tidak akan disebarkan kepada pihak ketiga atau perusahaan-perusahaan Meta lainnya termasuk Facebook, untuk tujuan iklan.

"Konsumen berhak memahami apa yang mereka setujui dan yang secara konkret diperlukan oleh pilihan itu sehingga bisa memutuskan apakah mereka ingin terus menggunakan platform ini," kata Komisioner Kehakiman Didier Reynders.

Sumber: Reuters
Baca juga: Meta berencana tambahkan AI ke Whatsapp, Instagram, dan Messenger
Baca juga: Facebook, WhatsApp, Tiktok jadi aplikasi terbanyak dibagi di Share-it
Baca juga: WhatsApp perbarui fitur status