Aliansi Quad: Rusia harus dihukum atas perang di Ukraina
4 Maret 2023 08:52 WIB
Petugas medis dan penyelamat menggotong wanita hamil yang dievakuasi dari pemukiman yang hancur akibat serangan rudal Rusia di Zaporizhzhia, Ukraina, Kamis (2/3/2023). ANTARA FOTO/Reuters-Stringer/nym.
New Delhi (ANTARA) - Negara-negara aliansi Quad mengatakan bahwa Rusia tidak dapat diizinkan untuk mengobarkan perang tanpa diberikan hukuman apa pun, kata Menteri Luar Negeri AS Anthony Blinken dan para mitra aliansi itu -- India, Jepang, dan Australia, Jumat (3/3).
Dalam sebuah pernyataan setelah pertemuan di New Delhi, aliansi Quad juga mengatakan bahwa penggunaan atau ancaman penggunaan senjata nuklir Rusia di Ukraina tidak dapat diterima.
Presiden Rusia Vladimir Putin pada akhir Februari mengumumkan penangguhan perjanjian pengendalian senjata nuklir New START dengan Amerika Serikat, dan mengancam akan melanjutkan uji coba nuklir.
"Jika kita mengizinkan Rusia bebas tanpa hukuman untuk melakukan yang saat ini mereka lakukan di Ukraina, maka itu menjadi sebuah pesan bagi para agresor di mana pun bahwa mereka juga bisa lolos," kata Blinken dalam sebuah forum di India.
Blinken berjumpa dengan para mitranya dari aliansi Quad di sela-sela pertemuan menteri luar negeri G20 di New Delhi.
Sehari sebelumnya, Blinken juga bertemu dengan Menlu Rusia Sergei Lavrov untuk pertama kalinya sejak invasi Ukraina dimulai setahun lalu.
Dalam pembicaraannya dengan Lavrov, Blinken mendesak Moskow untuk menyudahi perang di Ukraina dan membatalkan penangguhan perjanjian New START, menurut seorang pejabat AS.
Baca juga: Rusia pertimbangkan gunakan senjata nuklir untuk tangkis serangan AS
Kementerian Luar Negeri Rusia mengatakan bahwa Lavrov berbincang kurang dari 10 menit dengan Blinken. Pembicaraan itu tidak mengarah pada negosiasi apa pun, menurut kantor berita Rusia.
Pada pertemuan para menlu G20, AS dan para sekutunya meminta negara-negara anggota untuk terus menekan Rusia agar mengakhiri konflik.
Namun, pertemuan itu tidak menghasilkan pernyataan bersama soal perang di Ukraina karena perbedaan pandangan dari China serta penolakan dari Rusia, yang menyebut tindakannya di Ukraina sebagai "operasi militer khusus."
Dalam pernyataannya, para menteri aliansi Quad juga mengecam China yang telah meningkatkan ketegangan di Laut China Selatan dan "militerisasi" wilayah yang disengketakan di perairan tersebut.
China mengecam Quad sebagai aliansi yang memiliki mentalitas Perang Dingin yang menargetkan negara-negara lain.
Sumber: Reuters
Baca juga: AS sebut ada konsekuensi serius jika China kirim senjata ke Rusia
Baca juga: AS akan umumkan sanksi baru "luas" terhadap Rusia
Dalam sebuah pernyataan setelah pertemuan di New Delhi, aliansi Quad juga mengatakan bahwa penggunaan atau ancaman penggunaan senjata nuklir Rusia di Ukraina tidak dapat diterima.
Presiden Rusia Vladimir Putin pada akhir Februari mengumumkan penangguhan perjanjian pengendalian senjata nuklir New START dengan Amerika Serikat, dan mengancam akan melanjutkan uji coba nuklir.
"Jika kita mengizinkan Rusia bebas tanpa hukuman untuk melakukan yang saat ini mereka lakukan di Ukraina, maka itu menjadi sebuah pesan bagi para agresor di mana pun bahwa mereka juga bisa lolos," kata Blinken dalam sebuah forum di India.
Blinken berjumpa dengan para mitranya dari aliansi Quad di sela-sela pertemuan menteri luar negeri G20 di New Delhi.
Sehari sebelumnya, Blinken juga bertemu dengan Menlu Rusia Sergei Lavrov untuk pertama kalinya sejak invasi Ukraina dimulai setahun lalu.
Dalam pembicaraannya dengan Lavrov, Blinken mendesak Moskow untuk menyudahi perang di Ukraina dan membatalkan penangguhan perjanjian New START, menurut seorang pejabat AS.
Baca juga: Rusia pertimbangkan gunakan senjata nuklir untuk tangkis serangan AS
Kementerian Luar Negeri Rusia mengatakan bahwa Lavrov berbincang kurang dari 10 menit dengan Blinken. Pembicaraan itu tidak mengarah pada negosiasi apa pun, menurut kantor berita Rusia.
Pada pertemuan para menlu G20, AS dan para sekutunya meminta negara-negara anggota untuk terus menekan Rusia agar mengakhiri konflik.
Namun, pertemuan itu tidak menghasilkan pernyataan bersama soal perang di Ukraina karena perbedaan pandangan dari China serta penolakan dari Rusia, yang menyebut tindakannya di Ukraina sebagai "operasi militer khusus."
Dalam pernyataannya, para menteri aliansi Quad juga mengecam China yang telah meningkatkan ketegangan di Laut China Selatan dan "militerisasi" wilayah yang disengketakan di perairan tersebut.
China mengecam Quad sebagai aliansi yang memiliki mentalitas Perang Dingin yang menargetkan negara-negara lain.
Sumber: Reuters
Baca juga: AS sebut ada konsekuensi serius jika China kirim senjata ke Rusia
Baca juga: AS akan umumkan sanksi baru "luas" terhadap Rusia
Penerjemah: Shofi Ayudiana
Editor: Yuni Arisandy Sinaga
Copyright © ANTARA 2023
Tags: