Ribuan ASN Banyuwangi borong pangan bernutrisi bantu balita stunting
3 Maret 2023 20:23 WIB
Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani turut borong pangan bernutrisi bersama ASN di Pasar Ketapang Banyuwangi. Jumat (3/3/2023) ANTARA/HO-Humas Pemkab Banyuwangi
Banyuwangi, Jatim (ANTARA) - Ribuan aparatur sipil negara (ASN) di Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur kembali memborong aneka produk pangan bernutrisi tinggi untuk membantu meningkatkan gizi balita stunting di wilayah itu.
"Tema kali ini masih fokus untuk penanganan stunting. Kami gerakkan berbagai elemen, khususnya para ASN untuk belanja kebutuhan pangan bergizi untuk disumbangkan kepada balita stunting, serta ibu hamil berisiko tinggi," ujar Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani usai belanja di Pasar Ketapang, Kecamatan Kalipuro, Banyuwangi, Jumat.
Aksi borong produk pangan ini merupakan program Gerakan Belanja ke Pasar dan UMKM yang rutin digelar tiap bulan sejak 2021 oleh ASN dan berbagai komunitas lainnya dan hasil kegiatan ini diberikan kepada warga kurang mampu, termasuk untuk balita yang mengalami stunting.
Baca juga: Bupati Bantul instruksikan desa ikut bantu pemenuhan gizi masyarakat
Bupati Ipuk sendiri tampak berkeliling di Pasar Ketapang untuk belanja beragam bahan bergizi tinggi, seperti daging sapi, aneka ikan, telur, protein nabati, dan sayur mayur.
"Ini nanti kami salurkan sesuai target. Kami sudah kantongi data balita stunting by name by address termasuk jenis faktor determinan-nya, di masing-masing kecamatan," kata Ipuk.
Bupati menjelaskan bahwa penanganan stunting di Banyuwangi dilakukan secara gotong royong melibatkan berbagai pihak.
Baca juga: Pj Gubernur DKI ingatkan pentingnya asupan nutrisi cegah stunting
"Stunting bukan hanya menjadi tugas puskesmas dan Dinas Kesehatan, melainkan seluruh Organisasi Perangkat Daerah (OPD) dan berbagai elemen lainnya juga ikut terlibat karena stunting tidak hanya disebabkan masalah kesehatan, tapi bisa banyak faktor lainnya," ujar dia.
Ipuk menyebutkan, pada tahun anggaran 2023 Pemkab Banyuwangi mengalokasikan Rp7 miliar untuk intervensi nutrisi ibu hamil berisiko tinggi dan balita stunting dari keluarga tidak mampu.
"Intervensi ini dilakukan berdasarkan pada data keluarga terindentifikasi stunting yang lengkap by name, by address, berikut determinan penyebab, hingga jenis intervensi yang bisa dilakukan," kata Ipuk.
Baca juga: IDI dan tujuh organisasi profesi deklarasikan komitmen cegah stunting
Dia menambahkan, intervensi maupun pemantauan yang dilakukan pemkab diperbarui secara real time melalui aplikasi Banyuwangi Tanggap Stunting oleh kader dasa wisma dan posyandu yang tergabung dalam Tim Pendamping Keluarga (TPK).
Selain itu, Banyuwangi juga mengoptimalkan edukasi dan konseling pra-nikah bagi calon pasangan suami istri.
"Saya minta puskesmas, dasa wisma, dan kader posyandu terus memantau perkembangannya. Dampingi dan pantau terus kondisi mereka. Pastikan intervensi pangan bernutrisi yang kita berikan betul-betul dikonsumsi, sehingga kondisinya segera membaik," kata Bupati Ipuk.
"Tema kali ini masih fokus untuk penanganan stunting. Kami gerakkan berbagai elemen, khususnya para ASN untuk belanja kebutuhan pangan bergizi untuk disumbangkan kepada balita stunting, serta ibu hamil berisiko tinggi," ujar Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani usai belanja di Pasar Ketapang, Kecamatan Kalipuro, Banyuwangi, Jumat.
Aksi borong produk pangan ini merupakan program Gerakan Belanja ke Pasar dan UMKM yang rutin digelar tiap bulan sejak 2021 oleh ASN dan berbagai komunitas lainnya dan hasil kegiatan ini diberikan kepada warga kurang mampu, termasuk untuk balita yang mengalami stunting.
Baca juga: Bupati Bantul instruksikan desa ikut bantu pemenuhan gizi masyarakat
Bupati Ipuk sendiri tampak berkeliling di Pasar Ketapang untuk belanja beragam bahan bergizi tinggi, seperti daging sapi, aneka ikan, telur, protein nabati, dan sayur mayur.
"Ini nanti kami salurkan sesuai target. Kami sudah kantongi data balita stunting by name by address termasuk jenis faktor determinan-nya, di masing-masing kecamatan," kata Ipuk.
Bupati menjelaskan bahwa penanganan stunting di Banyuwangi dilakukan secara gotong royong melibatkan berbagai pihak.
Baca juga: Pj Gubernur DKI ingatkan pentingnya asupan nutrisi cegah stunting
"Stunting bukan hanya menjadi tugas puskesmas dan Dinas Kesehatan, melainkan seluruh Organisasi Perangkat Daerah (OPD) dan berbagai elemen lainnya juga ikut terlibat karena stunting tidak hanya disebabkan masalah kesehatan, tapi bisa banyak faktor lainnya," ujar dia.
Ipuk menyebutkan, pada tahun anggaran 2023 Pemkab Banyuwangi mengalokasikan Rp7 miliar untuk intervensi nutrisi ibu hamil berisiko tinggi dan balita stunting dari keluarga tidak mampu.
"Intervensi ini dilakukan berdasarkan pada data keluarga terindentifikasi stunting yang lengkap by name, by address, berikut determinan penyebab, hingga jenis intervensi yang bisa dilakukan," kata Ipuk.
Baca juga: IDI dan tujuh organisasi profesi deklarasikan komitmen cegah stunting
Dia menambahkan, intervensi maupun pemantauan yang dilakukan pemkab diperbarui secara real time melalui aplikasi Banyuwangi Tanggap Stunting oleh kader dasa wisma dan posyandu yang tergabung dalam Tim Pendamping Keluarga (TPK).
Selain itu, Banyuwangi juga mengoptimalkan edukasi dan konseling pra-nikah bagi calon pasangan suami istri.
"Saya minta puskesmas, dasa wisma, dan kader posyandu terus memantau perkembangannya. Dampingi dan pantau terus kondisi mereka. Pastikan intervensi pangan bernutrisi yang kita berikan betul-betul dikonsumsi, sehingga kondisinya segera membaik," kata Bupati Ipuk.
Pewarta: Novi Husdinariyanto
Editor: Heru Dwi Suryatmojo
Copyright © ANTARA 2023
Tags: