Mendag upayakan ekspor produk hortikultura naik
3 Maret 2023 18:37 WIB
Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan saat melakukan kunjungan ke pabrik PT Great Giant Pinneaple (PT GGP) di Lampung Tengah, Lampung, Jumat (3/3/2023). (ANTARA/Ho/Kementerian Perdagangan/dok.Pri)
Lampung (ANTARA) - Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan mendorong peningkatan ekspor produk hortikultura Indonesia dengan membantu pengusaha yang mengalami kendala ekspor di negara tujuan.
Zulkifli berpendapat, ekspor yang meningkat akan mampu mengangkat ekonomi dan kesejahteraan petani Indonesia.
"Pemerintah, pengusaha, dan rakyat satu kesatuan. Jika petani dan pengusaha sukses, ekspor akan naik sehingga pemerintah, khususnya Kementerian Perdagangan sukses. Peningkatan ekspor produk hortikultura meningkatkan kesejahteraan petani," ujar Zulkifli dalam diskusi bersama petani nanas, pisang dan kopi di Lampung, Jumat.
Dalam kesempatan yang sama, Mendag mengunjungi pabrik PT Great Giant Pinneaple (PT GGP). Pada kunjungan ini, ia meninjau proses produksi dan pengemasan produk nanas olahan.
Baca juga: Kemendag mengambil langkah turunkan pajak ekspor nanas
PT GGP merupakan perusahaan penghasil olahan nanas terbesar di dunia dengan tujuan ekspor hampir ke seluruh negara. Produksi hariannya mencapai 3.000 ton dan nilai ekspor mencapai 350 juta dolar AS per tahun.
Zulkifli mengatakan, perusahaan seperti ini harus diperjuangkan karena mendapat perlakuan tidak adil di negara tujuan ekspor.
Menurut dia, sudah menjadi tugas pemerintah untuk mengupayakan agar tidak ada hambatan ekspor di negara tujuan, salah satunya melalui perjanjian dagang.
"Tugas pemerintah membantu masyarakat dan pengusaha agar berkembang. Jika perusahaannya maju, pajaknya akan semakin meningkat dan menyerap tenaga kerja," kata Zulkifli.
Baca juga: Mendag rencana buat 1.000 warung kolaborasi dengan ritel modern
Kementerian Perdagangan akan memperjuangkan perjanjian kerja sama dengan negara mitra guna meningkatkan ekspor produk hortikultura, salah satunya dengan Uni Eropa melalui Percepatan Penyelesaian Perundingan Indonesia–European Union Comprehensive Partnership Agreement (IEU CEPA).
"Diharapkan perundingan dagang ini akan diselesaikan Agustus tahun ini. Jika dapat diselesaikan, pengusaha tidak perlu membayar bea masuk produk hortikultura ke Uni Eropa," ujarnya.
Nanas dan pisang merupakan produk olahan unggulan Indonesia yang memiliki nilai ekspor tinggi dan diminati secara global. Komoditas ini memberikan dampak luas bagi perekonomian nasional, terutama dalam menyerap tenaga kerja, meningkatkan nilai tambah, dan mendongkrak devisa negara dari ekspor.
Berdasarkan data BPS, total produksi nanas nasional pada 2021 mencapai 2,8 juta ton. Lampung menduduki peringkat teratas di Indonesia dengan jumlah produksi lebih dari 700.000 ton, diikuti Sumatera Selatan, Riau, Jawa Tengah, dan Jawa Barat.
Sedangkan untuk pisang, Lampung menempati peringkat ketiga di Indonesia sebagai daerah penghasil dengan produksi sebesar 1,12
juta ton pada 2021.
Zulkifli berpendapat, ekspor yang meningkat akan mampu mengangkat ekonomi dan kesejahteraan petani Indonesia.
"Pemerintah, pengusaha, dan rakyat satu kesatuan. Jika petani dan pengusaha sukses, ekspor akan naik sehingga pemerintah, khususnya Kementerian Perdagangan sukses. Peningkatan ekspor produk hortikultura meningkatkan kesejahteraan petani," ujar Zulkifli dalam diskusi bersama petani nanas, pisang dan kopi di Lampung, Jumat.
Dalam kesempatan yang sama, Mendag mengunjungi pabrik PT Great Giant Pinneaple (PT GGP). Pada kunjungan ini, ia meninjau proses produksi dan pengemasan produk nanas olahan.
Baca juga: Kemendag mengambil langkah turunkan pajak ekspor nanas
PT GGP merupakan perusahaan penghasil olahan nanas terbesar di dunia dengan tujuan ekspor hampir ke seluruh negara. Produksi hariannya mencapai 3.000 ton dan nilai ekspor mencapai 350 juta dolar AS per tahun.
Zulkifli mengatakan, perusahaan seperti ini harus diperjuangkan karena mendapat perlakuan tidak adil di negara tujuan ekspor.
Menurut dia, sudah menjadi tugas pemerintah untuk mengupayakan agar tidak ada hambatan ekspor di negara tujuan, salah satunya melalui perjanjian dagang.
"Tugas pemerintah membantu masyarakat dan pengusaha agar berkembang. Jika perusahaannya maju, pajaknya akan semakin meningkat dan menyerap tenaga kerja," kata Zulkifli.
Baca juga: Mendag rencana buat 1.000 warung kolaborasi dengan ritel modern
Kementerian Perdagangan akan memperjuangkan perjanjian kerja sama dengan negara mitra guna meningkatkan ekspor produk hortikultura, salah satunya dengan Uni Eropa melalui Percepatan Penyelesaian Perundingan Indonesia–European Union Comprehensive Partnership Agreement (IEU CEPA).
"Diharapkan perundingan dagang ini akan diselesaikan Agustus tahun ini. Jika dapat diselesaikan, pengusaha tidak perlu membayar bea masuk produk hortikultura ke Uni Eropa," ujarnya.
Nanas dan pisang merupakan produk olahan unggulan Indonesia yang memiliki nilai ekspor tinggi dan diminati secara global. Komoditas ini memberikan dampak luas bagi perekonomian nasional, terutama dalam menyerap tenaga kerja, meningkatkan nilai tambah, dan mendongkrak devisa negara dari ekspor.
Berdasarkan data BPS, total produksi nanas nasional pada 2021 mencapai 2,8 juta ton. Lampung menduduki peringkat teratas di Indonesia dengan jumlah produksi lebih dari 700.000 ton, diikuti Sumatera Selatan, Riau, Jawa Tengah, dan Jawa Barat.
Sedangkan untuk pisang, Lampung menempati peringkat ketiga di Indonesia sebagai daerah penghasil dengan produksi sebesar 1,12
juta ton pada 2021.
Pewarta: Maria Cicilia Galuh Prayudhia
Editor: Adi Lazuardi
Copyright © ANTARA 2023
Tags: