Film "Glo, Kau Cahaya" bahas kesehatan mental anak muda
3 Maret 2023 12:52 WIB
Sutradara film Glo, Kau Cahaya, Ani Ema Utami (tengah, berjilbab) berbicara dalam konferensi pers launching official trailer & poster film 'Glo, Kau Cahaya' di Jakarta beberapa waktu lalu. Film Glo, Kau Cahaya rencananya akan tayang serentak di seluruh bioskop Indonesia pada 9 Maret 2023 mendatang. (ANTARA/HO/Bhuana Art Cinema)
Jakarta (ANTARA) - Bhuana Art Cinema segera merilis film layar lebar terbaru berjudul "Glo, Kau Cahaya" karya sutradara Ani Ema Susanti yang mengangkat pentingnya kesehatan mental anak muda.
"Di film ini, saya ingin memotret bagaimana seorang perempuan muda bertarung untuk keluar dari labirin depresi. Bagaimana pentingnya sebuah kesehatan mental untuk berdiri sendiri," kata Ema dalam keterangan tertulis yang diterima ANTARA di Jakarta, Jumat.
"Glo, Kau Cahaya" terinspirasi dari beberapa kisah nyata. Film tersebut menceritakan kisah hidup Gloria yang jungkir balik setelah kehilangan kedua orang tuanya akibat kecelakaan pesawat.
Kehidupan Gloria semakin terpuruk setelah ia terpaksa merelakan kedua kakinya yang mengalami kelumpuhan. Anak muda asal Papua itu pun tersungkur dalam lembah depresi.
Beruntung dia memiliki Isy, sang nenek yang terus berada di sisinya. Secercah cahaya harapan pun muncul ketika terdapat kejuaraan renang untuk atlet difabel pada Pekan Paralimpik Nasional (Peparnas) di Papua.
Dari kejuaraan tersebut, Gloria belajar mengenai esensi kemenangan sesungguhnya.
"Terdapat pemikiran bijaksana bahwa daun pun tak akan jatuh jika Tuhan tak menghendaki. Percayalah, ketika segalanya tampak menemui jalan buntu pasti terdapat secercah cahaya yang membantu kita. Asalkan kita mau berpikiran terbuka," ujar Ema.
Baca juga: Mengobrol dengan teman bisa bantu tingkatkan kesehatan mental?
Ema tak memungkiri bahwa kisah dalam film berdurasi 93 menit itu sedikit banyak mirip dengan kisah hidupnya. Ema pernah menunda kuliahnya untuk bekerja selama dua tahun sebagai pekerja migran di Hong Kong demi membantu perekonomian keluarga.
"Glo, Kau Cahaya" menjadi film panjang pertama Ema. Wanita kelahiran Jombang, 6 Agustus 1982 itu mengaku sangat menantikan kesempatan ini.
Dia berterima kasih kepada pendiri Teater Koma, mendiang Nano Riantiarno, yang turut mendorongnya untuk membuat film tersebut.
"Sejak awal, saya benar-benar berharap film ini bisa jadi, karena saya sudah sangat lama menanti kesempatan ini," kata Ema.
Pengambilan gambar "Glo, Kau Cahaya" memakan waktu satu bulan, yang menurut Ema berjalan cukup berat, salah satunya karena faktor cuaca ekstrem yang terjadi selama 20 hari timnya melakukan syuting di Papua. Selain itu, tantangan lain yang mereka hadapi adalah dalam hal melakukan validasi dialog mengingat dari awal sampai akhir film ini menggunakan bahasa asli Papua.
Dibintangi oleh Kevin Royano, Ratna Riantiarno, Mamat Alkatiri, Monalisa Sembor, Wulan Guritno, Anggun C. Sasmi, Cak Percil, Dani Aditya, dan Putri Nere, "Glo, Kau Cahaya" dijadwalkan tayang serentak di bioskop Indonesia pada 9 Maret 2023.
Baca juga: Film Indonesia bersaing di kancah global melalui kearifan lokal
Baca juga: Psikolog ingatkan bahaya penggunaan media sosial yang berlebihan
Baca juga: Empat langkah untuk hindari orang-orang "toxic"
"Di film ini, saya ingin memotret bagaimana seorang perempuan muda bertarung untuk keluar dari labirin depresi. Bagaimana pentingnya sebuah kesehatan mental untuk berdiri sendiri," kata Ema dalam keterangan tertulis yang diterima ANTARA di Jakarta, Jumat.
"Glo, Kau Cahaya" terinspirasi dari beberapa kisah nyata. Film tersebut menceritakan kisah hidup Gloria yang jungkir balik setelah kehilangan kedua orang tuanya akibat kecelakaan pesawat.
Kehidupan Gloria semakin terpuruk setelah ia terpaksa merelakan kedua kakinya yang mengalami kelumpuhan. Anak muda asal Papua itu pun tersungkur dalam lembah depresi.
Beruntung dia memiliki Isy, sang nenek yang terus berada di sisinya. Secercah cahaya harapan pun muncul ketika terdapat kejuaraan renang untuk atlet difabel pada Pekan Paralimpik Nasional (Peparnas) di Papua.
Dari kejuaraan tersebut, Gloria belajar mengenai esensi kemenangan sesungguhnya.
"Terdapat pemikiran bijaksana bahwa daun pun tak akan jatuh jika Tuhan tak menghendaki. Percayalah, ketika segalanya tampak menemui jalan buntu pasti terdapat secercah cahaya yang membantu kita. Asalkan kita mau berpikiran terbuka," ujar Ema.
Baca juga: Mengobrol dengan teman bisa bantu tingkatkan kesehatan mental?
Ema tak memungkiri bahwa kisah dalam film berdurasi 93 menit itu sedikit banyak mirip dengan kisah hidupnya. Ema pernah menunda kuliahnya untuk bekerja selama dua tahun sebagai pekerja migran di Hong Kong demi membantu perekonomian keluarga.
"Glo, Kau Cahaya" menjadi film panjang pertama Ema. Wanita kelahiran Jombang, 6 Agustus 1982 itu mengaku sangat menantikan kesempatan ini.
Dia berterima kasih kepada pendiri Teater Koma, mendiang Nano Riantiarno, yang turut mendorongnya untuk membuat film tersebut.
"Sejak awal, saya benar-benar berharap film ini bisa jadi, karena saya sudah sangat lama menanti kesempatan ini," kata Ema.
Pengambilan gambar "Glo, Kau Cahaya" memakan waktu satu bulan, yang menurut Ema berjalan cukup berat, salah satunya karena faktor cuaca ekstrem yang terjadi selama 20 hari timnya melakukan syuting di Papua. Selain itu, tantangan lain yang mereka hadapi adalah dalam hal melakukan validasi dialog mengingat dari awal sampai akhir film ini menggunakan bahasa asli Papua.
Dibintangi oleh Kevin Royano, Ratna Riantiarno, Mamat Alkatiri, Monalisa Sembor, Wulan Guritno, Anggun C. Sasmi, Cak Percil, Dani Aditya, dan Putri Nere, "Glo, Kau Cahaya" dijadwalkan tayang serentak di bioskop Indonesia pada 9 Maret 2023.
Baca juga: Film Indonesia bersaing di kancah global melalui kearifan lokal
Baca juga: Psikolog ingatkan bahaya penggunaan media sosial yang berlebihan
Baca juga: Empat langkah untuk hindari orang-orang "toxic"
Pewarta: Suci Nurhaliza
Editor: Natisha Andarningtyas
Copyright © ANTARA 2023
Tags: